Foto: Ilustrasi/Shutterstock
Dream - Tindak perundungan atau bullying makin marak terjadi. Sebulan lalu publik dikejutkan dengan video tindakan bullying sesama anak perempuan di kota Pontianak, Kalimantan Timur.
Disaksikan rekan sebayanya, tak ada satupun yang menyaksikan perbuatan tersebut berani menghentikan tindakan pelaku. Peristiwa tersebut semakin membuat miris karena orangtua baru mengetahui tindakan tersebut sebulan setelah ramai di media sosial, atau pada Mei 2023.
Sebuah riset dari Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018 menemukan 41,1 persen siswa di Indonesia pernah mengalami bullying setidaknya beberapa kali dalam 1 bulan.
Sementara Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam laporan tahun 2022 dikutip dari laman Depoedu.com mencatat terdapat 226 kasus bullying dengan kekerasan fisik dan mental di lingkungan sekolah.
Beredarnya video perundungan sesama anak perempuan membuat banyak muncul pertanyaan seperti mengapa tak ada satupun anak yang berani menghentikan tindakan bully? Mengapa korban tidak menceritakan kejadian tersebut kepada orangtuanya? Mengapa orangtua terlambat mengetahui anaknya adalah korban bullying?
Tanpa bermaksud menyalahkan pihak tertentu, tindakan perundungan dalam berbagai bentuk bisa meninggalkan dampak emosi luar biasa. Tidak hanya pada korban, pihak yang melihat tanpa sadar juga bisa terkena dampaknya. Ketakutan dan kecemasan membuat keengganan untuk bercerita.
Merujuk buku saku “ Stop Perundungan/Bullying Yuk” yang diterbitkan Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dijelaskan bullying adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan baik dilakukan perorangan maupun kelompok.
Perilaku tersebut dapat terjadi di sekolah, rumah, lingkungan masyarakat, bahkan di dunia maya.
Psikolog serta Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Mulia Sari Dewi dalam webinar yang videonya diunggah ke akun Youtube Direktorat Sekolah Dasar menjelaskan bullying memiliki empat karakteristik yaitu terjadi beberapa kali, bersifat sepihak di mana pelaku melakukan intimidasi atau menyakiti orang lain karena merasa punya kekuatan lebih besar, lebih pintar, lebih kuat, atau lebih populer.
Karakteristik lain adalah tindakan kejam dan berbahaya yang menyebabkan target terluka fisik maupun emosional dan mempunyai tujuan yang berarti dilakukan dengan sengaja.
Dilihat dari jenisnya, tindak bullying terbagi menjadi empat jenis yaitu sosal, verbal, fisik, dan cyber.
Dalam penjelasan lain, Mulia Sari menjelaskan terdapat tiga pihak yang berperan dalam bullying yaitu pelaku, korban, dan Saksi yang merupakan seseorang atau sekelompok orang yang melihat/menyaksikan tindakan bullying.
Saksi bullying terbagi menjadi beberapa pihak yaitu pendukung pelaku yang mengumpulkan penonton, menertawakan dan menyemangati pelaku melakukan aksinya, pembela korban yang melaporkan tindakan, serta outsider yang memilih diam dan menarik diri dari aksi bullying yang telah disaksikan.
Bullying membawa dampak buruk bagi fisik dan terutama mental seseorang. Mengutip laporan BBC dari hasil survey World Health Organization (WHO) melalui Global School-based Student Health (GSHS) tahun 2015 diketahui 1 dari 20 remaja di Indonesia memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Sebanyak 20,9 persen beralasan keinginan itu dipicu tindak perundungan.
Data yang cukup mengejutkan tersebut menunjukan bahwa dampak dari tindak bullying tak bisa dianggap remeh. Tak hanya korban, berikut adalah beberapa dampak akibat tindak bullying:
Bagi korban, kesakitan fisik maupun psikologis, menyebabkan rasa malu, kepercayaan diri menurun, ketakutan sosial, mengalami gangguan jiwa dan dapat memicu keinginan bunuh diri
Bagi pelaku, memiliki potensi besar untuk melakukan aksi yang lebih besar lagi dan menjurus ketindakan kriminal karena merasa memiliki kekuatan lebih dan tidak adanya efek jera
Bagi saksi, merasa terancam dan takut menjadi korban selanjutnya. Sehingga bukan tidak mungkin, beberapa diantaranya bergabung dengan pelaku karena takut menjadi korban
Upaya menghentikan tindak bullying khususnya di kalangan anak-anak tak bisa lepas dari peran keluarga. Berikut beberapa upaya yang bisa Sahabat Dream lakukan untuk mencegah tindak perundungan:
Membangun komunikasi positif dan kedekatan emosional harus dimulai agar anak merasa aman dan nyaman dengan keluarganya. Kedekatan inilah yang kedepannya akan membuat anak lebih terbuka untuk menceritakan apapun kejadian yang dialami.
Memperkuat karakter anak dengan fokus pada kelebihannya dan tidak membanding-bandingkan anak dengan saudara ataupun teman sebaya. Dengan demikian, anak memiliki kepercayaan diri atas kemampuannya.
Ajarkan keterampilan hidup kepada anak sesuai usianya, dengan memberi exposure bermain dan bersosialisasi dengan teman sebaya. Anak akan belajar cara mengatasi konflik saat dia bermain dengan teman sebayanya. Misalnya saat mainan direbut teman, ajak anak berpikir tindakan apa yang sebaiknya harus dilakukan dan bagaimana cara anak menyampaikan. Dengan demikian, anak memiliki self awareness cara mempertahankan diri dengan baik.
Tumbuhkan rasa empati dan toleransi pada anak dengan memberi panutan yang baik.
Kenali lingkungan pergaulan anak dan apabila anak bersekolah ada baiknya orangtua memastikan bahwa sekolah memiliki prosedur atas perilaku bullying.
Lakukan edukasi kepada anak bahwa tindakan bullying adalah tidak diperbolehkan.
Ajak anak berdiskusi tentang apa yang harus dilakukan saat melihat ataupun mengalami bullying.
Latih emosi anak dengan mengajarkan cara menyampaikan perasaannya. Misalnya saat melihat temannya dibully, perasaan apa yang muncul saat itu terjadi dan tindakan apa yang harus dilakukan kemudian.
Tulisan ini merupakan kolaborasi Dream.co.id dengan Komunitas Ibu Punya Mimpi (IPM). Untuk tulisan di atas adalah karya Farahdiba Rahman.
Kirimkan info kegiatan komunitas kamu ke komunitas.dream@kly.id, den
1. Lampirkan portofolio/ceritakan tentang komunitas kamu
2. Sertakan link blog/akun media sosial
3. Berikan alasan komunitas kamu ingin berkolaborasi dengan Dream.co.id
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas