Keindahan Wastra dari Timur Indonesia Hadir Lewat Pagelaran `Aku, Wastra, Kisah`
Dokumentasi Pribadi Pendopo
Reporter : Astri
Pagelaran kain tradisional Indonesia ini digelar Pendopo yang merupakan rumah bagi levbih dari 300 UMKM
DREAM.CO.ID - Pecinta kain tradisional Nusantara, terutama dari Indonesia bagian Timur, dimanjakan oleh gelaran 'Aku, Wastra, Kisah' dari Matahari Dari Timur yang digelar oleh Pendopo yang merupakan rumah bagi lebih dari 300 UMKM di bawah naungan Kawan Lama Group.
Hajatan yang berlangsung di Sunset Pier Pantai Indah Kapuk ini menampilkan karya yang terinspirasi dari kakayaan wastra Indonesia, di mana setiap helai kain menyimpan kisah dari tangan-tangan yang penuh makna.
Dengan tajuk Wastra, Pendopo mempersembahkan pesona wastra tenun dari wilayah Indonesia Timur yang memancarkan karakter, nilai, filosofi dengan keunikan tersendiri, namun berpadu indah dalam harmoni.
Head of Pendopo, Putu Laura mengatakan, keikutsertaan Pendopo dalam pagelaran ini merupakan bentuk penghargaan terhadap kekayaan wastra Indonesia yang menjadi jati diri bangsa.
"Melalui harmoni wastra dari Timur Indonesia, Pendopo ingin menghadirkan pesan bahwa keberagaman adalah kekuatan, dan dalam kebersamaan, kita semua tetap satu," kata Putu dilansir dari berita tertulis diterima DREAM, Selasa (25/11).
Salah satu simbil kesetaraan dan kebersamaan itu hadir dalam bentuk penampilan model kembar dan penyandang disabilitas yang menunjukan bahwa di tengah perbedaan selalu ada keindahan yang menyatukan,
"Seperti wastra yang dirajut dari berbagai warna namun utuh dalam satu harmoni," sambungnya.
Dalam pagelaran ini juga turut dihadirkan koleksi dari Umalulu sebagai salah satu representasi kuat wastra Sumba Timur. Dua jenis tenun ditampilkan yakni Hanggi, tenun berbentuk persegi panjang yang dikenakan oleh pria sebagai pakaian adat, dan Lau Pahudu dengan teknik Pahikung, tenun songket dengan motif timbul yang dipakai para perempuan.
Keduanya menghadirkan motif dengan makna spiritual yang erat kaitannya dengan kepercayaan Marapu, di mana setiap simbol menjadi doa sekaligus penanda status sosial.
Motif kuda (Njara) melambangkan keberanian dan kemuliaan, gurita (Wita) mencerminkan kebijaksanaan seorang pemimpin, rusa (Ruha) merepresentasikan kehormatan, sementara buaya dan ular naga menggambarkan kekuatan alam serta leluhur. Adapun motif udang (Kurang) menjadi simbol kehidupan baru dan harapan akan kebangkitan.
Melengkapi keindahan dari Umalulu, Pendopo juga menampilkan wastra Buna yang dikenal dengan motif padat dan kompleks. Terinspirasi dari kekayaan alam dan pengalaman hidup masyarakat setempat, motif Buna menampilkan ragam visual seperti fauna, flora, hingga bentuk geometris yang kaya tekstur.
Lebih dari sekadar karya indah, tenun Buna memiliki nilai simbolis yang mendalam dengan setiap corak menjadi penanda identitas daerah, status sosial, serta pandangan hidup masyarakat setempat.
Dalam tradisi Timor, tenun Buna juga memegang peranan penting dalam berbagai upacara adat yang dikenakan pada momen penting sebagai lambang kehormatan, persatuan, dan penghargaan terhadap leluhur.