Mainan Terbaik untuk Bayi: Stimulasi Bermakna yang Dukung 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak

Parenting | Kamis, 16 Oktober 2025 16:30

Reporter : Hevy Zil Umami

Bagi para orang tua baru, memilih mainan untuk bayi sering kali dianggap sederhana—asal anak senang dan terhibur, maka mainan itu dianggap “tepat”.

DREAM.CO.ID - Bagi para orang tua baru, memilih mainan untuk bayi sering kali dianggap sederhana—asal anak senang dan terhibur, maka mainan itu dianggap “tepat”. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa 80% perkembangan otak anak terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan, atau hingga usia tiga tahun. Di masa emas inilah stimulasi melalui permainan bermakna berperan besar membentuk fondasi kecerdasan, emosi, dan kemampuan sosial anak di masa depan.

Menurut Darien Suria, B.Sc Child Psychology, sekaligus Co-Founder Learning Time Indonesia, permainan yang baik tidak hanya bersifat menghibur, tetapi juga harus mendukung perkembangan kognitif, motorik, bahasa, serta sosial emosional anak sesuai tahapan usianya. “Anak membutuhkan stimulasi permainan untuk mendukung tumbuh kembangnya. Tidak cukup jika hanya diberikan mainan yang sekadar menghibur, tanpa memperhatikan usia dan tujuan pembelajaran yang jelas,” ujarnya dalam sebuah acara di kawasan Kemang, Jakarta.

2 dari 4 halaman

Sayangnya, banyak mainan konvensional di pasaran yang hanya berfungsi menenangkan anak tanpa memperhatikan aspek tumbuh kembang. Bahkan, beberapa produk yang dilabeli sebagai “mainan bayi” sering kali tidak didukung riset yang memadai, sehingga justru membuat anak menjadi pasif.

Lalu, seperti apa mainan yang ideal untuk mendukung milestone tumbuh kembang anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)? Darien menjelaskan beberapa kriteria yang perlu diperhatikan orang tua:

  • Pilih mainan yang menstimulasi partisipasi aktif anak, bukan sekadar bergerak atau berbunyi sendiri.
  • Pastikan mainan dirancang oleh ahli pendidikan anak usia dini berdasarkan penelitian dan disesuaikan dengan tahapan usia.
  • Mainan harus memiliki tujuan pembelajaran yang jelas dan mendukung milestone perkembangan anak.
  • Gunakan produk yang aman dan berkualitas, bersertifikat SNI dan ISO, dengan material non-toxic.
  • Pilih permainan yang mendorong interaksi dan bonding antara anak dan orang tua.
3 dari 4 halaman

Darien menegaskan, stimulasi yang dilakukan secara berulang dan bergantian dapat membantu anak mencapai setiap tahapan tumbuh kembangnya secara optimal. Misalnya, sejak usia 0 bulan bayi sudah bisa distimulasi lewat tummy time, yang membantu memperkuat otot tangan dan leher sebagai persiapan penting sebelum masa MPASI. Selain itu, aktivitas seperti ini juga memperkuat ikatan emosional antara orang tua dan bayi.

Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Learning Time hadir sebagai brand yang fokus menghadirkan permainan berbasis penelitian dan pendekatan tahap perkembangan anak. Salah satu program andalannya, Learning Time First Steps Play Program, ditujukan bagi anak usia 0–30 bulan. Program ini dikembangkan bersama lebih dari 100 ahli pendidikan anak usia dini, lengkap dengan alat stimulasi sesuai usia, buku panduan aktivitas untuk orang tua, serta milestone checklist untuk memantau perkembangan anak.

Program ini menggunakan konsep milestone learning based, di mana setiap tahap bermain disesuaikan dengan periode perkembangan anak. Terdapat lima program sesuai usia, mulai dari Sensory (0–6 bulan), Explorer (7–12 bulan), Thinker (13–18 bulan), Fine Motor (19–24 bulan), hingga Investigator (25–30 bulan). Semua produk Learning Time tersertifikasi SNI dan ISO, serta menggunakan material alami yang aman bagi bayi.

4 dari 4 halaman

Selain permainan dengan alat, Darien juga menekankan pentingnya aktivitas membaca sejak dini. “Anak yang rutin dibacakan buku bisa memahami satu juta kata lebih banyak saat berusia tiga tahun dibandingkan yang tidak pernah dibacakan,” ujarnya. Membaca juga melatih koneksi otak, memperkaya kosakata, serta menumbuhkan kemampuan sosial emosional anak.

Untuk mendukung hal tersebut, Learning Time meluncurkan Storytelling Series, seri buku interaktif dwibahasa yang disusun berdasarkan tahap perkembangan anak. Terdapat dua versi: Storytelling Series One untuk usia 0+ dengan desain kontras tinggi dan teks sederhana, serta Storytelling Series Two untuk usia 12+ yang lebih interaktif, memperkenalkan konsep dasar seperti hewan dan berhitung.

Dengan mengusung konsep “The New Way to Do Storytelling, Read with Confidence,” seri ini dilengkapi panduan bagi orang tua agar lebih percaya diri dalam mendongeng. “Faktanya, orang tua yang lebih percaya diri saat membacakan cerita cenderung lebih sering membaca untuk anaknya,” tambah Darien.

Didirikan oleh kakak beradik Darien dan Frances, Learning Time lahir pada 2017 dari perpaduan ilmu psikologi anak dan desain edukatif. Sejak itu, mereka terus berinovasi menciptakan alat permainan dan buku edukatif yang bukan hanya menyenangkan, tapi juga bermakna — membantu orang tua memberikan awal kehidupan terbaik bagi buah hati mereka.

Chery Omoda 5 Mobil China Yang Gak OMDO
Join Dream.co.id