Menggunakan Skincare. (Source: Shutterstock)
Dream - Pemakaian sabun bayi seringkali diklaim lebih aman dan ringan bagi kulit. Pasalnya, kulit bayi cenderung lebih sensitif dan rentan mengalami masalah akibat lapisan pelindungnya yang belum terbentuk dengan sempurna seperti pada orang dewasa.
Meski begitu, sabun bayi tidak selamanya cocok digunakan pada kulit orang dewasa. Beberapa di antaranya justru merasa kurang cocok. Bahkan, sabun bayi bisa membuat kulit terasa seperti tertarik, kencang, serta kurang nyaman.
Padahal menurut Dermatologis, Arthur Simon, sabun bayi dibuat dengan tujuan untuk mempertahankan minyak alami kulit. Sehingga, cocok untuk kulit berminyak.
" Kulit bayi itu nggak ada minyaknya. Jadi kalau misalnya kamu punya kulit yang berminyak ataupun kulit berjerawat, itu tidak bisa menggunakan sabun bayi," ungkapnya dalam salah satu video TikTok.

Oleh karena itu, tak heran jika sabun bayi bisa menyebabkan wajah berjerawat pada kulit berminyak. Dia pun menambahkan di video lainnya bahwa sabun bayi juga belum tentu cocok pada semua pemilik kulit kering.
Hal ini diakibatkan oleh kandungan SLS atau SLES pada sabun bayi yang dapat menyebabkan iritasi. Adapun orang yang mengalami iritasi merupakan pemilik kulit sensitif atau rentan terhadap kandungan tersebut.
Sehingga, kamu harus memperhatikan kandungan serta respon kulitmu terlebih dulu. Terutama, jika kamu memiliki kulit sensitif.

Selain kerap diklaim cocok untuk semua jenis kulit, sabun bayi juga diduga dapat membuat wajah lebih cerah. Namun, lagi-lagi klaim tersebut dibantah olehnya.
Sabun bayi tidak dapat membuat kulit terlihat jauh lebih cerah. Pemakaian sabun bayi bisa menyebabkan perubahan warna kulit atau penampilan yang drastis ketika wajahmu cukup lama tidak dibersihkan. Sehingga, kotoran dan sel kulit mati pun menumpuk pada wajah setelah sekian lama.
Lalu ketika dibersihkan dengan sabun bayi atau pembersih lainnya, wajah pun akan jadi lebih bersih serta bebas dari kotoran yang menumpuk.
Dream - Produk perawatan kulit berbahan alami/ herbal seringkali diklaim lebih aman dan efektif untuk setiap orang. Maka dari itu, cukup banyak produk dari sejumlah merek tertentu yang mempromosikan produknya dengan mengklaim bahwa kandungannya merupakan bahan alami.
Sebenarnya, kandungan berbahan alami tidak jauh berbeda dengan bahan kimia. Kandungan yang bersifat sintetis atau bahan kimia pada produk tidak selamanya berbahaya. Begitu pula dengan bahan alami atau natural yang tidak selamanya aman bagi kesehatan kulit.
Suka Naik Motor, Istri Ridwan Kamil Punya Cara Unik Lindungi Kulit Tangan
Berdasarkan penuturan dr. Arthur Simon, spesialis kulit dalam akun Instagram resminya @dokterkulitkucom, bahan sintetis memiliki arti bahwa kandungan suatu produk dibuat di laboratorium untuk mereplikasikan khasiat dari bahan natural.
Proses tersebut tidak membuat suatu kandungan lebih buruk dibandingkan bentuk alaminya. " Seringkali yang dibuat di lab ini justru lebih bagus loh, performance-nya," ungkap dr. Arthur.
© © Shutterstock
Bahan sintetis bisa saja lebih bagus dan aman karena kebersihannya terjamin. Kadar kandungan yang akan disertakan dalam produk juga lebih stabil dan akurat.
Tak Puas dengan Makeup Pernikahan, TikTokers Malah Diprotes Warganet
" Sedangkan yang langsung dari alam itu kadarnya banyak tergantung kondisi lingkungan dan cara prosesnya," tulisnya.
Pemakaian skincare atau produk berbahan sintetis pun bisa jadi lebih aman. Jadi, kamu tidak perlu khawatir ketika menggunakan produk berbahan kimia.
Kamu hanya perlu mengenali fungsi dari setiap kandungan pada skincare agar perawatan yang dilakukan efektif serta sesuai dengan kebutuhan kulitmu. (mut)
Advertisement

Nikita Willy Bagikan Pola Makan Issa yang Bisa Tingkatkan Berat Badan



Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget

Kabar Gembira! Kemhub Gelar Mudik Gratis untuk Natal dan Tahun Baru 2025/2026

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia