Mengalami Masalah Kulit. (Source: Shutterstock)
Dream - Perubahan suasana hati, kram perut, dan payudara terasa nyeri, termasuk tanda-tanda menstruasi akan datang. Begitupun dengan kondisi kulit tertentu, seperti jerawat, terlalu kering atau berminyak, serta beruntusan yang seringkali terjadi saat menstruasi.
Perubahan kondisi kulit dan munculnya jerawat bisa berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang mengalaminya sebelum, saat, atau sesudah menstruasi.
Lalu, kapan tepatnya muncul jerawat saat siklus haid? Apakah timbulnya jerawat merupakan hal yang wajar dialami? Apa saja penyebabnya?
Dari empat fase menstruasi yang dapat menyebabkan jerawat, berikut dermatologis menjelaskan bagaimana pengaruhnya terhadap kulit secara hormonal dan bagaimana cara mengatasinya.
Dilansir Byrdie, siklus haid memengaruhi kulit secara hormonal. Hedly King, Dermatologis asal New York, mengungkapkan bahwa siklus menstruasi rata-rata 28 hari dan kondisi tubuh akan terus berbeda secara hormonal.
" Esterogen merupakan hormon yang dominan selama separuh pertama siklus. Sedangkan, progesteron merupakan hormon dominan kedua," katanya.
King menjelaskan bahwa estrogen sebenarnya dapat mengatasi jerawat dan membantu menjaga kesehatan kulit. Di sisi lain, progesteron dapat memperburuk kondisi kulit dengan meningkatkan jumlah sebum atau minyak alami yang diproduksi oleh kulit.
Sehingga, wajah akan lebih rentan berjerawat. Testosteron juga merupakan hormon yang dapat meningkatkan produksi sebum. Ketika kadar progesteron dan testosteron tinggi, akan timbul jerawat hormonal pada wajah.
Untuk mengetahui apakah terdapat hormon yang menyebabkan jerawat, kamu bisa mencatat siklus mentruasi. Perhatikan kapan jerawat mulai muncul pada fase 28 hari datang bulan.
King menyarankan untuk memperhatikan apakah jerawat yang muncul berhubungan dengan siklus haid. Berikut beberapa fase siklus haid yang dapat diketahui.
1. Fase Folikular
Dari sudut pandang hormonal, menstruasi adalah fase pertama dari siklus menstruasi. Namun dermatologis Jennifer Herrmann, mengatakan bahwa cara termudah untuk mengatasi jerawat adalah dengan memulainya pada tahap folikular.
Selama periode tujuh sampai sepuluh hari, estrogen adalah hormon yang bertanggung jawab untuk mempersiapkan lapisan rahim untuk implantasi.
“ Tepat sebelum ovulasi, estrogen memuncak dan kulit Anda terlihat lebih sehat,” kata Loretta Ciraldo, dermatologis asal Miami.
Ia pun menambahkan bahwa selama fase ini, wajah akan sangat lembap, pori-pori terlihat lebih kecil, dan kadar kolagen dan elastin meningkat. Sehingga, wajah akan terlihat lebih glowing dan sehat selama fase folikular.
Selama masa ovulasi yang berlangsung tiga sampai lima hari, banyak terjadi perubahan hormonal, seperti peningkatan hormon perangsang folikel serta hormon luteinizing yang merangsang folikel untuk melepaskan telur.
Pada tahap ini, estrogen dan testosteron mulai meningkat.
Menurut King, progesteron meningkat sebelum dan setelah ovulasi.
" Peningkatan kadar hormon progesteron jangka akan meningkatkan produksi sebum," katanya. Oleh karena itu, meskipun kulit berminyak dan jerawat timbul selama ovulasi, mereka akan lebih berpotensi muncul pada tahap berikutnya, yaitu fase luteal.
3. Fase Luteal
Fase luteal berlangsung 10 sampai 14 hari. " Selama fase luteal, kadar estrogen turun dan progesteron meningkat," kata Joyce Imahiyerobo-Ip, MD, FAAD, dokter kulit dan kepala eksekutif Vibrant Dermatology and Skin Bar di Dedham, Massachusetts.
Selanjutnya, rasio testosteron terhadap estrogen juga meningkat selama fase ini. Peningkatan progesteron dan testosteron ini menyebabkan penyumbatan pori-pori dan peningkatan produksi minyak. Sehingga, bisa menyebabkan munculnya komedo dan jerawat yang meradang.
Selain jerawat, fase luteal dapat menyebabkan kekusaman dan hiperpigmentasi karena penurunan kadar estrogen serta progesteron.
Fase ini berlangsung tiga sampai tujuh hari dan kadar hormon menurun dengan cepat. Menurut Herrmann, penurunan hormon penyebab jerawat membantu jerawat membaik setelah kondisi kulit pada fase luteal yang kacau. Kulit bisa menjadi kering dan kusam menjelang akhir menstruasi sampai estrogen meningkat selama fase folikular.
Apa ciri-ciri jerawat hormonal?
Jerawat dewasa hormonal biasanya terdapat di bagian bawah wajah, termasuk bagian pipi dan sekitar garis rahang. Jerawat hormonal dapat mencakup komedo dan jerawat. Namun, sebaiknya berkonsultasi pada dermatologis untuk memastikan kondisi kulitmu.
1. Obat Oles
Ciraldo mengatakan dia lebih memilih untuk memberikan obat oles untuk pasien berjerawat sebelum beralih ke obat yang lebih kuat atau pil.
Untuk jerawat hormonal, dapat diresepkan pilihan obat oles seperti tretinoin alias Retin-A, retinoid, dapsone alias Aczone, dan antibiotik klindamisin. Namun, King mengatakan obat oles tidak selalu bisa mengatasi jerawat hormonal.
" Obat oles dapat membantu untuk mengobati jerawat dengan penyebab apapun. Tetapi, tidak secara khusus menargetkan penyebab jerawat hormonal. Oleh karena itu, obat oles mungkin tidak seefektif pil yang secara khusus menangani penyebab hormonal," jelasnya.
2. Alat Kontrasepsi
" Pil kontrasepsi oral yang mengandung etinil estradiol ditambah progestin norgestimate, norethindrone asetat, atau drospirenone juga disetujui FDA untuk memperbaiki jerawat hormonal," jelas Moy. Tapi, hindarilah pil kontrasepsi untuk jerawat yang mengandung progestin androgenik karena dapat memperburuk jerawat.
Ketika obat oles tidak berhasil mengatasi jerawat hormonal, obat oral dapat diresepkan untuk menghilangkan dan mencegah jerawat.
Spironolactone adalah obat anti-androgen untuk mengobati tekanan darah tinggi, tetapi juga bisa digunakan untuk mengobati jerawat hormonal pada wanita.
4. Memakai Produk Perawatan Kulit
Selain menjaga gaya hidup seperti tidur cukup dan makan makanan sehat, memakai skincare dapat membantu melawan jerawat hormon.
Beberapa kandungan dalam skincare yang dapat memerangi jerawat adalah benzoyl peroxide. Kandungan ini dapat mengobati jerawat karena tidak hanya membunuh bakteri penyebab jerawat, tetapi juga membantu mencegah serta membersihkan pori-pori yang tersumbat.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan obat jerawat berbahan BHA yang dapat membantu mengangkat sebum berlebih dan sel kulit mati yang menyebabkan penyumbatan pori-pori.
Laporan: Syifa Putri Naomi
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib