Melakukan Perawatan Kulit. (Source: Shutterstock)
Dream - Mikrodermabrasi dan dermaplaning merupakan perawatan yang kerap dilakukan di klinik kecantikan. Pasalnya, dua perawatan tersebut bisa dilakukan secara rutin dan tidak memiliki efek samping berat pada kulit.
Perawatan tersebut bertujuan untuk mengeksfoliasi kulit agar wajah terlihat lebih mulus, cerah, dan bersih. Meski keduanya hampir sama, tapi mikrodermabrasi dan dermaplaning dilakukan dengan teknik yang berbeda.
Dilansir dari Healthline, berikut perbedaan kedua perawatan tersebut serta informasi yang perlu diketahui sebelum melakukannya.

Foto: Shutterstock
Mikrodermabrasi dilakukan dengan menghilangkan lapisan terluar kulit, yaitu stratum korneum. Sel kulit mati di atas stratum korneum akan dihilangkan dengan kristal halus yang ditaburkan pada kulitmu.
Lalu, kristal halus tersebut akan divakum agar bisa terangkat bersama sel kulit mati. Sehingga, wajah pun akan jadi lebih bersih dan cerah. Tentunya, kulitmu akan dibersihkan terlebih dulu sebelum melakukan mikrodermabrasi.
Setelah itu, kristal halus pun akan ditaburkan di atas kulit dan divakum selama beberapa kali hingga kulitmu benar-benar bersih dari sel kulit mati maupun sisa kotoran lainnya.
Selanjutnya, kulit akan dibersihkan kembali dan diaplikasikan pelembap serta tabir surya untuk mengembalikan perlindungannya.
Jika dilakukan secara rutin, mikrodermabrasi dapat membantu mengatasi jerawat, warna kulit tidak merata, kerusakan akibat sinar matahari, garis halus dan kerutan, pori-pori besar, melasma, dermatitis seboroik, serta mempermudah penyerapan skincare pada kulit.
Prosedur ini umumnya tidak terlalu menyakitkan dibanding perawatan kulit lainnya dan tidak membutuhkan waktu pemulihan. Namun, hasilnya tidak bersifat permanen dan harus dilakukan secara rutin untuk menjaga kesehatan kulit.

Foto: Shutterstock
Kamu juga bisa melakukan eksfoliasi dengan dermaplaning. Tapi, dermaplaning dilakukan dengan menghilangkan lapisan atas kulit menggunakan dermatom. Dermatom sendiri merupakan alat yang menyerupai pisau cukur.
Sehingga, warna dan tekstur kulitmu akan lebih merata setelah melakukan perawatan ini. Sama seperti perawatan lainnya, kulitmu akan dibersihkan terlebih dulu sebelum melakukan dermaplaning.
Setelah itu, wajah akan dilewati dermatom dengan lembut untuk mengikis lapisan permukaan kulit pada area tertentu atau seluruh wajah. Kemudian, kamu akan memakai pelembap untuk menenangkan kulit serta tabir surya agar kulitmu terhindar dari bahaya sinar matahari.
Dermaplaning dapat membantu menyamarkan hiperpigmentasi akibat jerawat. Tapi, tidak bisa sepenuhnya menghilangkan bekasnya. Prosedur ini juga kerap dilakukan untuk menghilangkan bulu pada wajah.
Sama seperti mikrodermabrasi, dermaplaning tidak bersifat permanen dan hasilnya bisa memudar setelah beberapa minggu. Jadi, kamu harus melakukannya secara rutin jika ingin warna dan tekstur kulit tetap terjaga.
Para ahli menyebutkan bahwa kedua prosedur tersebut aman untuk kulit. Namun, terdapat beberapa pengecualian. Orang yang memiliki infeksi kulit aktif, seperti virus herpes simpleks, virus varicella-zoster, dan impetigo tidak disarankan untuk melakukan prosedur kosmetik apapun tanpa pengawasan dokter atau ahli.
Mikrodermabrasi
Mikrodermabrasi tidak direkomendasikan bagi orang yang memiliki keloid, rosacea, atau spider veins. Walaupun banyak orang tidak mengalami efek samping dari prosedur ini, tapi masih terdapat potensi untuk mengalami dampak buruk setelah melakukannya.
Pada sebagian orang, mikrodermabrasi bisa menyebabkan kemerahan, memar, atau iritasi mata akibat kristal yang digunakan selama perawatan.
Jika wajah berjerawat atau hirsutisme dan memiliki bulu wajah yang tebal, sebaiknya kamu tidak melakukan dermaplaning atau minimal berkonsultasi pada dokter kulit terlebih dulu sebelum melakukannya.
Adapun efek samping yang mungkin timbul setelah prosedur dermaplaning, di antaranya kulit merah dan bengkak, kesulitan menggerakan wajah maupun mulut, serta kulit terasa terbakar, menyengat, atau sakit. Hal tersebut bisa terjadi selama beberapa bulan setelah perawatan.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita
Advertisement


IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Kenalan dengan CX ID, Komunitas Customer Experience di Indonesia

Ranking FIFA Terbaru, Indonesia Turun ke Peringkat 122 Dunia

Warung Ayam yang Didatangi Menkeu Purbaya Makin Laris, Antreannya Panjang Banget