Skincare AHA dan BHA memiliki peran penting dalam perawatan karena berfungsi untuk eksfoliasi kulit.
Skincare AHA dan BHA memiliki peran penting dalam perawatan karena berfungsi untuk eksfoliasi kulit.
Perawatan kulit telah menjadi fokus utama bagi banyak orang yang ingin menjaga kulit mereka tetap sehat dan bercahaya. Salah satu trend yang semakin populer adalah penggunaan produk skincare yang mengandung AHA (Alpha Hydroxy Acid) dan BHA (Beta Hydroxy Acid).
Namun, banyak yang masih bertanya-tanya apakah produk ini benar-benar diperlukan dalam perawatan kulit rutin harian mereka. Maka dari itu, penting untuk memahami manfaat dan risiko dari kedua bahan ini sebelum memutuskan untuk memasukkannya dalam rutinitas perawatan kulit sehari-hari.U
ntuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak artikel berikut ini!
Hasil riset menunjukkan bahwa AHA memiliki efek yang positif dalam meningkatkan regenerasi kulit serta mencapai kulit yang sehat dengan tekstur dan warna yang merata.
AHA juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelembapan kulit dengan meningkatkan retensi air, sehingga memberikan kesan kulit yang bercahaya.
Oleh karena itu, hal ini membuat penggunaan AHA menjadi relevan dalam rutinitas perawatan kulit harian.
Produk dengan kadar AHA yang tidak terlalu tinggi (maksimal 10%) dapat digunakan setiap hari, termasuk pagi dan malam hari. Namun, tetap diperlukan kewaspadaan karena potensi risiko iritasi atau reaksi kulit sensitif.
BHA bisa menjadi alternatif bagi mereka yang tidak cocok dengan AHA, meskipun efeknya tidak seoptimal AHA dalam meningkatkan regenerasi kulit.
Namun, untuk kondisi kulit tertentu seperti kulit sensitif, dermatitis atopik, dan psoriasis, penggunaan AHA/BHA sebaiknya dilakukan dengan jeda minimal dua hari sekali.
Setelah mengetahui keunggulan yang dimiliki oleh AHA dan BHA, tentunya akan banyak yang tertarik untuk mencoba produk-produk yang mengandung bahan-bahan tersebut.
Untuk dapat menemukan skincare yang mengandung AHA dan BHA yang terbaik bagi kulit, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan seperti berikut ini.
Penelitian dan sumber ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan AHA dengan konsentrasi antara 8 hingga 10 persen memberikan hasil yang sangat baik dalam merangsang eksfoliasi dan regenerasi sel kulit.
Jika tidak mengalami iritasi saat menggunakan krim AHA dengan konsentrasi 8 persen namun merasa hasilnya kurang optimal, pengguna dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan konsentrasinya menjadi 10 persen.
Selain itu, pengguna juga dapat mempertimbangkan untuk mengubah bentuk produk skincare dari krim menjadi lotion atau serum sebagai alternatif penyesuaian.
Apabila sudah mencoba menurunkan konsentrasi AHA namun masih mengalami iritasi, alternatifnya adalah mencoba produk skincare yang mengandung BHA, seperti asam salisilat, karena risiko iritasi cenderung lebih rendah daripada AHA.
Persentase yang disarankan agar tidak menimbulkan iritasi adalah maksimal 2 persen.
Eksfoliasi yang dihasilkan oleh asam salisilat, yang termasuk dalam kelompok BHA, cenderung lebih ringan dibandingkan dengan AHA.
Selain itu, asam salisilat memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat meredakan peradangan.
Penggunaan AHA atau BHA seringkali menyebabkan kulit menjadi kering, sehingga diperlukan tambahan bahan pelembap.
Keberadaan bahan pelembap membantu mengurangi efek samping kekeringan yang mungkin terjadi setelah penggunaan AHA atau BHA.
Bahan pelembap yang sesuai untuk tujuan ini adalah emolien seperti gliserin dan ceramide.
Emolien seperti gliserin dan ceramide memiliki sifat oklusif yang membantu meningkatkan penyerapan bahan.
Untuk mencapai efek pembersihan minyak yang optimal, disarankan untuk memilih lotion eksfoliatif yang mengandung AHA atau BHA.
AHA dan BHA memiliki kemampuan optimal dalam melarutkan minyak, sehingga sebum menjadi lebih mudah dikeluarkan melalui pori-pori tanpa menyebabkan penyumbatan.
Dengan pengeluaran sebum yang efisien, kulit tidak akan terlalu berminyak, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko komedo atau jerawat.
Namun, jika kulit sensitif, disarankan untuk memilih produk yang mengandung BHA.
Jika mengalami kulit kering dan cenderung kusam, disarankan untuk menggunakan krim eksfoliasi yang mengandung AHA.
Krim tersebut memberikan efek kelembapan yang cocok untuk jenis kulit kering dan membantu AHA untuk lebih baik menempel di kulit.
Kulit yang kusam disebabkan oleh penumpukan sel-sel kulit mati, sehingga proses eksfoliasi dengan bahan efektif seperti AHA sangatlah penting.
AHA memiliki kemampuan yang sangat efektif dalam melonggarkan ikatan antar sel kulit, sehingga membantu sel-sel kulit mati untuk terlepas dengan lebih mudah.
Untuk perawatan flek hitam, disarankan untuk menggunakan produk eksfoliasi yang mengandung kombinasi AHA dengan alpha arbutin atau vitamin C.
Alpha arbutin memberikan hasil optimal dengan efek samping yang lebih ringan dan masih dapat digunakan dalam produk yang tersedia di pasaran tanpa resep dokter.
Vitamin C juga merupakan bahan pencerah kulit yang baik, terutama jika pengguna tidak cocok dengan alpha arbutin. Menurut referensi ilmiah, vitamin C bekerja secara optimal dengan konsentrasi 10 persen ke atas.
Beberapa bentuk produk eksfoliasi yang kurang disarankan meliputi toner, masker, dan face scrub. Toner cenderung kurang efektif karena cepat menguap dan seringkali mengandung alkohol, yang dapat membuat kulit kering dan iritasi.
Kemudian masker terutama yang mengandung AHA, memerlukan waktu kontak sekitar tiga menit untuk hasil optimal, namun penggunaan yang terlalu lama dapat meningkatkan risiko iritasi.
Selain itu face scrub juga tidak disarankan karena menggabungkan exfoliant kimia dan scrub fisik, yang dapat menyebabkan iritasi kulit sebab gesekan dan reaksi bahan kimia yang tinggi.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN