Negara Lagi Krisis, Sepotong Hamburger Dijual Rp2,3 Juta

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 24 Mei 2016 14:44
Negara Lagi Krisis, Sepotong Hamburger Dijual Rp2,3 Juta
Inflasi di negara ini meroket 720 persen. Satu orang bahkan harus antre untuk bisa mendapatkan perlengkapan mandi seperti pasta gigi.

Dream - Di Indonesia, orang harus merogoh kocek antara Rp25.000 hingga Rp40.000 untuk bisa mendapatkan satu paket hamburger, lengkap dengan kentang goreng dan es kola. Lebih dari harga itu, tentu akan banyak yang menganggap tidak lazim.

Fakta mencengangkan muncul dari Venezuela. Di negara ini, untuk bisa makan hamburger, seseorang harus mengeluarkan uang sebesar 1.700 bolivar atau sekitar US$170, setara Rp2,3 juta. Ini lantaran nilai tukar mata uang Venezuela tengah jatuh pada titik begitu rendah terhadap dolar AS.

Di bawah pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, Venezuela dilanda krisis ekonomi. Turunnya nilai tukar mata uang terjadi akibat jatuhnya harga minyak dunia serta kesalahan dalam pengelolaan ekonomi nasional.

Hal ini berdampak pada kelas menengah. Harga hamburger menjadi indikator bagaimana kelas menengah negara tersebut tengah berjuang keras memenuhi kebutuhan pokoknya.

Berdasarkan data International Monetary Fund (IMF), inflasi di Venezuela telah mencapai 720 persen. Banyak orang yang terpaksa harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengantri kebutuhan pangan dasar di sejumlah kota.

Bahkan, di Caracas, satu orang bahkan harus antre hanya untuk bisa mendapatkan perlengkapan mandi seperti pasta gigi. Ini lantaran pasokan komoditas yang menjadi kebutuhan masyarakat semakin menipis dan tidak dapat ditambah lantaran harga yang terlalu tinggi.

" Kami melakukan ini (antre) setiap pekan. Dan kami tidak tahu apakah kami dapat membelinya," kata pria tersebut.

" Yang membuat frustasi adalah ketika Anda sudah berada di baris antrean yang panjang tetapi barang-barang sudah habis dulu sebelum Anda memilikinya," lanjut pria tersebut.

Maduro kemudian membuat kebijakan menaikkan upah minimum untuk membantu para buruh bertahan dari inflasi. Awal pekan ini, upah minimum meningkat 30 persen menjadi 15.051 bolivar, setara Rp20,6 juta setelah sebelumnya meningkat 25 persen di awal Maret.

Para ahli telah mengingatkan Venezuela kini tengah berada di ambang keruntuhan ekonomi. Kondisi ini semakin diperparah akibat krisis listrik.

Pada bulan lalu, pemerintah telah menerapkan sejumlah langkah untuk penghematan. Langkah-langkah tersebut seperti meninggalkan kebijakan pemadaman listrik setengah jam yang dibuat Mantan Presiden Hugo Chavez untuk menghemat listrik di malam hari, membatasi jam kerja PNS, dan meminta para wanita untuk berhenti mengeringkan rambut dengan alat pengering.

Sebuah petisi meminta Maduro lengser telah diluncurkan dan mendapat sekitar dua juta tandatangan dalam sepekan. Petisi tersebut diluncurkan oleh pihak oposisi.

Agar dapat diakui, petisi ini harus mendapatkan dukungan minimal satu persen suara dari seluruh penduduk Venezuela.

Sumber: independent.go.uk

Beri Komentar