Iga Bakar Si Jangkung (Foto: Mutia/Dream)
Dream - Jelajah kuliner di Bandung, Jawa Barat, memang tak akan ada habisnya. Sahabat Dream bisa menemukan banyak sekali tempat makan enak, dengan harga yang sangat terjangkau.
Salah satu yang patut kamu coba adalah Iga Bakar Si Jangkung. Tempat makan ini sebenarnya sudah ada sejak 1996, tapi baru dibangun kedai permanen pada 2005.
Ada beberapa cabang di Bandung, antara lain di Pasteur Food market, Paskal Hyper Square dan Kebun Kawung dan Cipaganti.
Beberapa waktu lalu, Dream mendatangi gerai yang ada kawasan Cipaganti. Letaknya sangat strategis dan sederhana.
Tak ada plang besar. Jadi harus benar-benar memperhatikan jalan untuk menemukannya, apalagi banyak jalan satu arah di kota kembang ini.
Lokasinya berada sejajar dengan mesjid besar Cipaganti. Menu yang paling laris di sini tentunya iga bakar. Ada iga bakar kambing dan iga bakar sapi.
Iga bakar yang telah dibumbui kecap dan rempah dipanggang di atas piring tanah liat. Saat disajikan, asapnya mengepul dan bumbunya masih mendidih. Sang pelayan akan menyajikannya dalam piring tanah berlapis.
Iga kambing jadi menu yang paling laris. Daging yang mengelilingi tulang ini disajikan dengan irisan tomat dan cabai bulat. Level rasa pedasnya boleh dibilang standar.
Jika kamu penyuka makanan pedas, bisa meminta cabai tambahan. Bagaimana rasanya?
Aroma asap dan bakaran bumbu serta piring tanah liat jadi penggugah selera yang paling utama menu ini.
Gurihnya bumbu sangat meresap ke daging. Apalagi bumbu kecap yang sudah agak kering di dalam piring. Dimakan dengan nasi hangat dijamin bikin ingin nambah. Begitu pun rasa iga bakar sapinya.
Ada juga menu krengsengan kambing atau sapi. Sebenarnya menu ini, olahan dan bumbunya tak jauh berbeda dengan iga bakar.
Tapi krengsengan dilengkapi dengan kuah santan. Kuahnya pun sangat gurih. Warung makan ini baru buka siang hari sekitar pukul 12.00 WIB.
Pada hari Jumat, akan buka setelah selesai salat Jumat. Akhir pekan biasanya dalam 3 jam, sudah habis.
Lebih baik jika ke sana, kamu datang lebih awal agar tak kehabisan. Harganya mulai dari Rp35.000 hingga Rp40.000 satu porsi, belum termasuk nasi.
Jangan lupa juga menikmati jajanan, di kanan kiri warung makan ini. Seperti bakso Malang Cipaganti yang sangat ramai, mi ayam Cipaganti dan es cendol avokad yang biasanya mangkal di depan masjid.
Nah, jadi lapar kan? (ism)
Dream - Sajian bebek Peking memang selalu menggugah selera siapapun yang melihat dan menghirup aromanya. Kulit bebek yang garing dan mengkilap, serta potongan dagingnya yang sangat empuk dan kaya bumbu.
Ditambah dengan saus hoisin serta sayuran sebagai pelengkap. Bebek peking ini juga dinikmati dengan kulit lumpia, irisan daun bawang serta mentimun. Menu ini memang cukup mahal, sejarahnya pun menunjukkan kalau bebek Peking bukan menu biasa.
Dikutip dari Culture Trip, bukti sejarah mengungkap kalau menu bebek Peking tercatat dalam bentuk buku resep dari tahun 1330 milik seorang dokter gizi Kekaisaran China bernama Hu Sihui. Hu menuliskan pembuatan bebek Peking yang sangat rumit.
Salah satunya, tahapan bebek yang dipanggang didalam perut domba. Masakan bebek Peking ini awalnya berasal dari bekas ibukota China, Nanjing, yang terletak di provinsi timur Jiangsu.
Pada zaman dinasti Ming, ketika kekaisaran pindah ke Beijing, masakan ini juga dibawa. Saat itu, bebek Peking adalah makanan pokok pada menu kekaisaran menu.
Saat pemeritahan dinasti Qing, bebek Peking menyebar ke kaum bangsawan, di mana hidangan itu banyak dipuji dalam tulisan-tulisan para sarjana dan penyair.
Rasanya yang lezat, teksturnya yang lembut lalu jadi buah bibir. Hal ini tak lepas dari proses memasaknya yang sangat rumit.
Memasak bebek Peking dimulai dari pemilihan bebek yang terbaik. Bebek berbulu putih dibebaskan di pekarangan selama 45 hari. Setelah itu, bebek diberi banyak makanan selama 15 hingga 20 hari.
Setelah itu, disembelih, dibersihkan, dicuci, dan direbus. Udara kemudian dipompa di bawah kulit sehingga terpisah dari lemak.
Selanjutnya, bebek digantung hingga kering dan dilapisi dengan sirup maltosa untuk membuat kulit ekstra renyah.
Baru kemudian bebek dipanggang. Bisa menggunakan oven tertutup tradisional atau metode gantung yang dikembangkan pada 1860-an. Dua restoran bebek Peking yang paling terkenal di Beijing mewakili dua tradisi pemanggangan yang berbeda.
Restoran Bianyifang yang sudah ada sejak abad ke-15, menggunakan metode oven tertutup, di mana bebek dimasak oleh panas yang memancar dari dinding oven.
Sementara itu, restoran Quanjude menggunakan teknik oven gantung yang ditemukan oleh pendirinya, Yang Quanren. Dalam metode ini, bebek digantung dengan pengait yang terpasang di langit-langit dan dipanggang di atas kayu yang terbakar.
Panas dari asap akan membuat kulit bebek menjadi garing. Sementara bagian dalamnya sangat lembut. Luar biasa memang menu bebek satu ini.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bahaya Duduk Terlalu Lama di Toilet, Wasir Hingga Gejala Kanker
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?