Keistimewaan Kopi Indonesia yang Diminati Dunia

Reporter : Gladys Velonia
Selasa, 3 Oktober 2017 14:30
Keistimewaan Kopi Indonesia yang Diminati Dunia
Beda proses, beda pula cita rasa kopi Indonesia.

Dream - Indonesia kini menduduki peringkat ke-3 dunia sebagai negara pengeskpor kopi. Sekitar 80 persen kopi yang disetor ke luar negeri adalah jenis kopi robusta, sisanya arabica.

Sahabat Dream penasaran, kenapa kopi Indonesia begitu istimewa hingga diminati dunia? Master roaster, John Lee, mengatakan, kopi Indonesia punya beragam cita rasa.

" Kopi Indonesia itu sangat luas dan besar, tersebar di seluruh Indonesia. Kalau kopi itu biasanya pas masih satu negara, rasanya sama, mirip-mirip. Kalau kopi Indonesia tidak, beda daerah beda rasa," ujar John di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 2 Oktober 2017.

Sebagai master roaster Tanamera Coffee, John mengaku sudah lama mempelajari kopi Indonesia hingga berkeliling pelosok negeri.

" Saya cinta kopi. Makanya saya pelajari kopi Indonesia. Dari Solok, Malabar, Bali, Flores, Toraja, hingga Papua. Rasanya beda-beda. Memiliki cita rasanya tersendiri," imbuhnya.

Ia mengaku terkesima mendapati fakta bahwa kopi Indonesia memiliki cita rasa yang berbeda-beda. Terutama dengan cara menggiling atau roaster.

" Beda proses roasting, beda rasanya. Kopi yang di roasting secara natural process dan honey process, menghasilkan cita rasa yang lebih kompleks, lebih spesial. Kalau diprosesnya menggunakan wash process yang lebih simpel, hasil kopinya lebih banyak," jelas John.

Roasting natural process adalah teknik menjemur buah kopi yang masih berbentuk cherry langsung di bawah sinar matahari. Prosesnya selama kurang lebih satu bulan. Sedangkan honey process mengupas bagian kulit buah kopi, kemudian lendir dan biji dijemur selama kurang lebih satu bulan.

Wash process merupakan teknik roasting merendam semua buah kopi di dalam air. Jika buah kopi mengapung, berarti harus dibuang karena mengalami defect. Sedangkan buah kopi yang tenggelam harus terus diproses. Pengeringannya pun hanya memakan waktu 1-2 minggu.

Panjangnya proses membuat kopi berkualitas, kata John, bukan satu-satunya kendala dalam mengolah kopi Indonesia. Kendala sebenarnya adalah kurangnya pengetahuan petani kopi Indonesia terhadap cara menanam yang baik, serta tidak tersedianya infrastruktur yang memadai.

" Banyak yang mau saya bantu, tapi tidak percaya jika dari kopi bisa menghasilkan uang begitu banyak. Karena banyak sekali perantaranya sehingga petani hanya mendapatkan upah kecil," tutur John.

Selain itu, tambah John, faktor cuaca juga mempengaruhi kualitas kopi. Apalagi, cuaca di Tanah Air sendiri sering kali berubah.

" Kalau hujan dan biji kopi yang sedang dijemur terkena hujan, itu harus dibuang. Makanya saya keliling Indonesia, lihat apa yang bisa saya lakukan untuk bantu petani. Biasanya saya bantu dirikan rumah kaca untuk tempat jemur kopi."

Beri Komentar