Perajin Wayang Kulit Panen Untung dari Asian Games 2018

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 20 Februari 2018 18:43
Perajin Wayang Kulit Panen Untung dari Asian Games 2018
Dalam waktu dekat, Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia.

Dream - Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games XVIII 2018 pada 18 Agustus hingga 2 September 2018 di Jakarta dan Palembang. Banyak hal disiapkan, termasuk suvenir.

Salah satu suvenir pesta olah raga se-Asia ini adalah wayang kulit. Seningga para perajin wayang kulit pun bisa menagguk untung dalam ajang ini.

Pasutri perajin wayang kulit di Wonogiri, Jawa Tengah, Retno Lawiyani dan Sujoko, mendapatkan pesanan 65 set wayang mini untuk suvenir para atlet. Satu setnya dihargai sebesar Rp650 ribu.

" Awalnya, seorang vendor datang ke sanggar saya dan menawarkan file dari bentuk kerajinan yang pernah kami buat. Katanya, nanti akan disodorkan ke pusat dan akan ada presentasi serta kompetisi. Kalau lolos, mungkin berlanjut," kata Retno.

Menurut dia, setiap set suvenir terdiri atas empat wayang mini yang dibuat dari kulit kerbau asli. Batang wayang terbuat dari tanduk kerbau. Setiap set ini terdiri atas 1 gunungan dan 3 maskot Asian Games 2018, yaitu Bhin Bhin (cenderawasih), Atung (rusa bawean), dan Ika (badak bercula satu).

" Kami mencoba dulu karena baru pertama kali menerima pesanan semacam ini. Alhamdulillah, melalu beberapa revisi, akhirnya deal dan disetujui panitia pusat. Kemudian, kami mulai dengan target 1 bulan," kata dia.

Dalam proses produksi, Retno dan Sujoko memperhatikan detail dan kesempurnaan pengerjaan. Saking detailnya, orang yang memegang harus tahu itu adalah kulit asli. Untuk mengerjakan suvenir, mereka dibantu 3 orang penatah, 2 penyungging, 3 pencetak, dan 1 pemasang gapit.

Menurut Retno, waktu yang singkat menjadi tantangan. Plus, panitia menginginkan ukuran setiap karakter berbeda-beda. Misalnya, gunungan memiliki lebar 180 mm, tinggi 297 mm, panjang gapit 80 mm, dan lebar bundaran gapit 10 mm.

Retno merasa senang bisa mengikuti acara internasional. Dia berjanji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk mengembangkan usaha sekaligus mengangkat nama desanya, Dusun Kepuh Tengah. Sekadar informasi, Dusun Kepuh Tengah ini telah dinobatkan sebagai Kampung Wayang pada November 2014.

" Beliau (panitia) ingin salah satu potensinya yang ada di Indonesia. Salah satu wayang karena sudah diakui UNESCO sebagai warisan nenek moyang yang tidak bernilai. Termasuk juga media kulit kerbau dan 'handuk' kerbau," kata dia.

Sumber: Bisnis UKM.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More