3 Cara `Bungkam` Rekan Kerja yang Kebanyakan Bicara

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 7 Juli 2017 11:50
3 Cara `Bungkam` Rekan Kerja yang Kebanyakan Bicara
Sungguh menyebalkan tidak mendapatkan kesempatan bicara dalam rapat karena rekan kerja memonopoli pembicaraan.

Dream – Sahabat Dream, pernahkah merasa punya banyak ide, namun sulit mengungkapkannya dalam rapat di kantor? Terlebih, sulit mengutarakannya karena rekan kerja nyerocos tanpa henti saat berpendapat.

Kalau sudah begini, yang biasa dilakukan hanyalah diam sambil mendengarkan rekan kerja yang bicara tanpa henti—seolah-olah tidak bernapas ketika berbicara.

Duh, pasti menyebalkan jika berdiskusi dengan orang yang memonopoli pembicaraan. Kesempatan bicara tak ada, hati pun turut menggerutu.

Lalu, bagaimana caranya memotong pembicaraan dengan sopan? Dilansir dari The Muse, Jumat 7 Juli 2017, ada tiga kalimat yang ampuh untuk menyela pembicaraan.

“ Ada yang Ingin Saya Tambahkan”

Berdiskusi dengan orang yang memonopoli pembicaraan ini terasa menyebalkan. Dia seolah-olah menginginkan Anda untuk berkata “ Maaf, bolehkah saya menyela” atau “ Bisakah saya berbicara”. Perlu diingat, orang yang memonopoli pembicaraan bukan berarti orang tersebut bisa menetapkan suatu keputusan. Anda punya peran dan rasanya tidak perlu meminta izin untuk menyelanya. Tapi, apa yang hendak diutarakan itu harus disampaikan dengan jelas.

“ Tolong Berhenti Sebentar”

Tak semua percakapan “ cepat” itu buruk. Faktanya, banyak orang yang menemukan dirinya menggebu0-gebu ketika mengutarakan pendapat. Tanpa sadar, tempo bicaranya pun cepat dan napas tidak beraturan—bahkan mereka bisa lupa kapan jeda untuk mengambil napas.

Jika materi yang diucapkan tidak terlalu jelas karena bicaranya terlalu cepat, tidak ada salahnya jika diinterupsi untuk berhenti sejenak. Dengan begitu, dia akan berhenti dan mulai mengatur napas. Nah, itulah kesempatan Anda untuk berpendapat.

“ Saya Penasaran dengan yang Dipikirkan oleh si A”

Bagi sebagian besar orang, diskusi yang dimonopoli ini memuakkan. Selain harus mendengar orang berbicara dengan cepat, mereka juga tidak mendapat giliran bicara. Jadi, tidak apa-apa untuk menyelanya dengan meminta dia untuk mengulang kembali apa yang dibicarakan, lalu melemparnya kepada peserta lainnya terkait dengan apa yang diutarakan tadi.

Beri Komentar