9 Bisnis Islami yang Booming di Indonesia (I)

Reporter : Syahid Latif
Selasa, 28 Oktober 2014 14:00
9 Bisnis Islami yang Booming di Indonesia (I)
"Tak heran jika kemudian pasarnya menggeliat dan marketer langsung pasang kuda-kuda untuk meraupnya,"

Dream - Sebagai negara muslim terbesar di dunia, tak banyak penduduk Indonesia yang menyadari besarnya potensi pasar muslim yang dimiliki negara ini. Menjamurnya kelas menengah baru semakin membuat pasar syariah terus bertumbuh pesat.

Lembaga think tank bentukan Investure dan Majalah Swa, Center for Middle Class Consumer Studied, bahkan menyebut pasar muslim Indonesia tumbuh mencengangkan.

Yuswohady, salah seorang anggota CMCS bahkan berani mengatakan jika masyarakat kelas menengah muslim telah mengalami revolusi selama 5 tahun terakhir. Hal ini terlihat dari pergeseran perilaku yang sangat mendasar.

" Tak heran jika kemudian pasarnya menggeliat dan marketer langsung pasang kuda-kuda untuk meraupnya," kata Yuswodahy seperti dikutip Dream.co.id dari lamannya, Yuswohady.com, Selasa, 28 Oktober 2014.

Dirangkum dari buku Marketing to the Middle Class Moslem, setidaknya terdapat 9 revolusi geliat ekonomi syariah di Indonesia:

1 dari 5 halaman

Boom Bank Syariah

Boom Bank Syariah © Dream

Booming Bank Syariah

Sejak pertama kali dirintis Bank Muamalat pada tahun 1991, bank syariah di Indonesia tumbuh luar biasa mencapai hampir 40 persen tiap tahunnya, jauh melebihi pertumbuhan bank konvensional yang tak sampai 20 persen.

Memang penetrasinya belum mencapai 5 persen (total aset) dari total pasar perbankan, namun geliat perkembangannya sungguh menjanjikan. Hingga akhir 2013 Indonesia telah memiliki 11 bank umum syariah (BUS), 23 bank syariah dalam bentuk unit usaha syariah (UUS), dan 160 bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS). Kantor cabangnya mencapai 2.925 dan telah menggaet sekitar 12 juta lebih akun nasabah dengan dana pihak ketiga (DPK) yang diraup mencapai lebih dari Rp 175 triliiun.

 

2 dari 5 halaman

Revolusi Hijabers

Revolusi Hijabers © Dream

Revolusi Hijabers

Dari sekian indikator, fenomena inilah yang mungkin paling kasat mata. Beberapa tahun terakhir fenomena “ revolusi hijab” terjadi di Tanah Air dalam skala yang luar biasa besar. Mendadak berbusana hijab menjadi tren gaya hidup (fesyen, kosmetik, asesoris) yang menjalar bak virus ganas ke seluruh penjuru tanah air.

Menariknya, tren berhijab menjadi sesuatu yang cool, modern, trendy, techy, dan begitu diminati. Kini “ lautan jilbab” itu telah hadir di mana-mana: di jalan-jalan, di mal-mal, di seminar-seminar, di acara-acara TV. Betul-betul revolusi.

 

3 dari 5 halaman

Kosmetik Muslim Kian Kinclong

Kosmetik Muslim Kian Kinclong © Dream

Kosmetik Muslim Kian Kinclong

Seiring maraknya kelas menengah muslim dan revolusi hijabers, Wardah muncul sebagai pemain di industri kosmetik yang tiba-tiba menyeruak mencapai puncak sukses. Para pesaing “ konvensional”-nya kebit-kebit karena takut kue pasarnya terpangkas. Iklannya di TV muncul hampir tiap hari. Brand ambassador-nya gonta-ganti (dari Inneke Koesherawati hingga Dewi Sandra). Sukses Wardah tak sepenuhnya karena kehebatan strategi. Sukses Wardah tak lepas dari rejeki nomplok yang muncul karena menggeliatnya pasar muslimah.

Dalam waktu cepat pasar kosmetik muslimah ini bergeser dari niche (ceruk) menjadi mainstream (massal), dan Wardah beruntung bisa “ menunggangi” pergeseran tersebut.

 

4 dari 5 halaman

Rutin Berumroh, Why Not?

Rutin Berumroh, Why Not? © Dream

Rutin Berumroh, Why Not?

Menjamurnya penerbangan murah menjadi pemikat kelas menengah muslim yang diikuti dengan murahnya biaya berpergian ke luar negeri. Alhasil, berpergian ke Tanah Suci menjadi demikian mudah dan terjangkau. Hasilnya gampang ditebak: industri travel religi (umroh, haji, wisata keagamaan) menggeliat menjadi bisnis menggiurkan.

Rutinitas berumroh (tiga tahun sekali, bahkan setiap tahun) kini juga mulai banyak kita temui di kalangan keluarga muslim di Tanah Air.

 

5 dari 5 halaman

Rutin Berumroh, Why Not?

Rutin Berumroh, Why Not? © Dream

Hotel Syariah Menjamur

Label syariah kian dianggap seksi. Apa-apa yang berlabel syariah kian diminati. Contohnya hotel. Dulu sama sekali tidak terbayangkan, hotel berlabel syariah. Namun sejak beberapa tahun terakhir hotel model baru ini tumbuh pesat. Itu artinya, pasarnya ada dan bertumbuh.

Diawali oleh Hotel Sofyan sebagai pionir yang beralih dari hotel konvensional menjadi hotel syariah sejak tahun 1994, hotel syariah kini menjamur mencapai populasi 50-100 hotel. Dulu konsep ini aneh, tapi kini sudah mulai diterima konsumen muslim.

Mereka mengaku citra hotel syariah yang “ bersih” dan bernuansa religius membuat konsumen mendapatkan kenyamanan sekaligus keimanan sebagai seorang muslim. Dan yang pasti hotel syariah diminati ibu-ibu yang kita tahu menguasai 80 persen pengeluaran rumah tangga.

Beri Komentar