Muslim Verse 2022 Mengupas Beragam Topik Termasuk Memberdayakan Masjid Sebagai Tempat Membangun Ekonomi Umat Dan Generasi Masa Depan
Dream - Umat Islam di Indonesia memiliki keunikan karena akulturasi keragama suku, ras, adat, dan budaya yang meresap dalam pergaulan sosial. Hal unik ini yang membuat citra Islam Indonesia mampu diterima masyarakat dunia.
Meski memiliki keunikan dan keunggulan sendiri, generasi muda Islam Indonesia yang berhabitat di dunia nyata dan maya harus membentengi diri dari penetrasi teknologi digital global.
“ Kenapa Islam di Indonesia itu unik? Apakah memang benar unik? Justru saya bertanya-tanya apakah benar Islam itu unik. Karena ini bukan kuliah dan monolog, jadi kita berdiskusi saja. Apakah benar Islam itu unik?,” ungkap Sekretaris Fakultas Agama Islam UIII, Dr. Yanwar Pribadi, S.S., M.A dalam sharing session Muslimverse: Konektivitas Pemuda terhadap Wacana Islam Global yang berlangsung 23-24 September 2022 di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Menteng, Jakarta Pusat.
Dalam sharring session yang juga dihadiri 50 peserta, Drg Arief Rosyid Hasan MKM yang juga Komisaris Independen PT Bank Syariah Indonesia Tbk juga turut melemparkan pertanyaan alasan kurang dominasinya cendekiawan Indonesia di ruang keilmuan dan terutama perekonomian bangsa padahal secara demografis memiliki jumlah umat Islam terbanyak.
" Jujur kita sangat tertinggal di bidang pengetahuan, terutama seperti cendekiawan Muslim bisa dilihat dari para peraih Nobel kita hanya sekian persen saja," tanya Arief.
Sebagai generasi yang lahir sebagai pemuda masjid, Arief menilai anak muda Islam Indonesia penting memiliki kemampuan menghadapi tantangan zaman dengan mengakar pada nilai-nilai Islam. Hal yang tak kalah penting adalah berpegang teguh pada identitas keindonesiaan.
Melihat situasi dan isu-isu terkini yang terjadi di Indonesia, moderasi beragama menjadi elemen penting bahwa masyarakat harus melihat sisi Islam di Indonesia dari banyak perspektif, termasuk perspektif ekonomi bangsa.
" Salah satu pilar dan esensi dari moderasi beragama ini adalah terkait kebangkitan ekonomi nasional khususnya ekonomi umat,” jelasnya.
Menurut Arief, salah satu potensi besar yang dimiliki Indonesia adalah demografis masyarakat Indonesia di tahun 2050 yang 30 persennya diisi generasi muda. Dengan potensi tersebut, upaya perkembangan ekonomi bangsa, khususnya ekonomi syariah, bisa dilakukan lewat tiga kunci utama yaitu sejarah pemuda, sejarah Islam, dan sejarah ekonomi.
Upaya ini juga yang sudah terlihat ketika banyak gerakan dan inisiatif yang lahi dari masjid dan pemuda Islam.
" Jadi jangan sampai ada anggapan bahwa misalnya bekerja di masjid itu sebagai tempat menghabiskan masa pensiun, tapi masjid sebagai tempat untuk membangun anak muda di masa mendatang,” beber Arief.
Selain Arief dan Yanwar, para pemateri lain yang hadir adalah pakar dari Univesitas Islam Indonesia Internasional (UIII) seperti Prof. Noorhaidi Hasan, Farid F. Saenong, Ph.D, Dr. Muhammad Ilyas Marwal, Syamsul Rijal, Ph.D, Haula Noor, Ph.D, Bhirawa Anoraga, Ph.D, Habib Ja’far Al-Hadar.
Pemateri lainnya dari kalangan cendekiawan muslim seperti Isna Rahmah Solihatin, LC., S.Pd.I., M.Pd (bincangmuslimah.com), serta Muhim Nailul Ulya, Lc., M.Ud (Pengajar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Khozinatul Ulum, Blora).
Materi-materi yang diangkat dalam Muslimverse 2022 ini pun cukup menarik seperti bahaya radikalisme, strategi dakwah di era digital, Islam Wasatiyya, hingga toleransi yang menjadi bekal diri bagi para peserta Muslimverse 2022 di era saat ini.
Tak hanya dari Jabodetabek, event Muslimeverse 2022 juga dihadiri kalangan generasi muda Cirebon dan Sulawesi Barat.
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas