(Foto: Shutterstock)
Dream – Pandemi virus corona di Indonesia memberikan dampak tidak hanya pada kesehatan masyarakatnya. Wabah ini juga berpengaruh kepada gaya hidup akibat berbagai kebijakan pembatasan sosial yang diharapkan bisa mengurangi penyebaran virus penyebab Covid-19.
Perubahan yang paling mencolok terlihat dari cara orang menjalani kehidupan sosial dan menggerakkan roda perekonomian.
Kini masyarakat lebih mengandalkan teknologi digital untuk tetap dapat menjalani kehidupan sosial dan ekonomi di tengah kebijakan physical distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Lalu sejauh mana dampak cirus corona terhadap gaya hidup dan kebiasaan bekerja orang Indonesia?
Dikutip dari keterangan tertulis RB Consulting, Selasa 14 April 2020, Snapchart melakukan survei online terhadap 2 ribu pria dan wanita berusia 15 tahun-50 tahun di 8 kota di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Palembang, Makassar, dan Manado. Survei ini menunjukkan bahwa pandemi virus Corona yang masih berlanjut menyebabkan terganggunya gaya hidup, kebiasaan bekerja, dan berbisnis masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di perkotaan.
Menurut survei, corona berdampak terhadap kehidupan sosial (48 persen), kekhawatiran terhadap pekerjaan dan karier (44 persen), rencana liburan dan wisata yang buyar (39 persen), dan kecemasan terhadap kegiatan keagamaan yang terbatas (31 persen), serta tak bisa belanja (24 persen).
“ Setiap krisis akan ada perubahan norma, tapi akan ada reaksi langsung ketika bertemu. Banyak perusahaan dan pemerintah akan memahami dampak dari work from home (WFH),” kata CEO dan Founder RB Consulting, Iwan Murty.
Gaya hidup kaum urban, seiring berkembangnya teknologi, menjadikan mereka sibuk dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, sehingga kehidupan sosial di dunia maya dianggap lebih menarik daripada di dunia nyata. Namun, survei ini menunjukkan kebalikannya.
Hampir setengah responden baik pria dan wanita, muda dan tua merasa kehidupan sosialnya terganggu karena tidak bisa berkumpul bersama keluarga dan teman, karena harus menjaga jarak (physical distancing) dan mengikuti anjuran untuk #DiRumahAja.
Ada 44 persen responden merasa khawatir akan karir dan pekerjaan mereka; untuk hal ini laki-laki lebih khawatir dibandingkan wanita. Sebanyak 39 persen responden yang sebagian besar wanita merasa khawatir dengan rencana liburan mereka yang tertunda untuk waktu yang tidak bisa ditentukan.
Pandemi Covid-19 yang terjadi bersamaan dengan perayaan hari-hari besar agama, diantaranya Hari Raya Nyepi, Hari Raya Paskah, Bulan Suci Ramadhan, dan Hari Raya Idul Fitri, hal ini menjadikan 31 persen responden merasa khawatir mereka tidak bisa menjalankan ibadah keagamaan seperti normalnya.
Akan tetapi, kata Iwan, pandemi corona memberikan `angin segar` bagi penjual online. Responden yang merasa kebiasaan belanja terganggu akan mengubah cara belanja melalui online.
“ Belanja online akan tetap terus jalan dan menjadi kebiasaan baru,” dia.
Survei ini menganalisis perbedaan perspektif yang mencolok antara responden pria bekerja dan responden wanita bekerja. Sebanyak 74 persen responden wanita bekerja dan 68 persen responden pria bekerja merasakan kurang efektif bekerja di rumah.
Responden wanita bekerja merasa bekerja dari rumah kurang efektif karena selama bekerja dari rumah mereka juga harus membagi perhatian dengan mengurus rumah tangga.
Kemudian responden pria pada umumnya mempunyai 3 kekhawatiran terbesar yaitu karir dan pekerjaan, bisnis dan hobi mereka, sangat berbeda dengan responden perempuan yang mempunyai 3 kekhawatiran terbesar yaitu terganggunya rencana liburan, kebiasaan belanja dan waktu luang mereka.
Lebih dari separuh dari sample survei ini (54 persen) yang mengatakan mereka harus menunda atau membatalkan rencana bisnis.
“ Tiga besar rencana bisnis yang berdampak adalah investasi misalnya membeli properti, emas, reksa dana, saham dan lainnya, rencana belanja dan rencana untuk membuka usaha,” kata Iwan.
Dream - Indonesia diproyeksikan sebagai satu dari tiga negara di Asia yang mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi dalam menghadapi pandemi virus corona. Proyeksi tersebut datang dari International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia.
" Proyeksi untuk Asia, termasuk Indonesia dari dua institusi, yaitu World Bank dan IMF, hanya tiga negara yang masih diperkirakan bertahan di atas 0 persen atau positif teritori, yaitu Indonesia, Tiongkok dan India," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dikutip dari Liputan6.com.
Sri Mulyani menargetkan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 2,3 persen di kuartal II dan III tahun ini. Kemudian di kuartal IV akan ada pertumbuhan yang lebih membaik.
© Dream
" Untuk Indonesia, saat ini, skenario kita sudah turun di 2,3 persen. Ini adalah dampak dari Covid-19 yang paling severe atau paling parah terjadi di kuartal kedua tahun ini dan mungkin akan continue di kuartal tiga dan mungkin agak mulai membaik di kuartal keempat,” kata Sri Mulyani.
Tak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara. Setiap negara membentuk kebijakan ekonomi untuk mencegah kemungkinan terburuk yang bisa muncul akibat corona.
Trik Pilih Warna Lensa Kontak ala MUA Biar Look Makin Memikat
Summer Look Hijab Marsha Natika, Mix Warnanya Bikin Gemas
Hobi Motoran, Lihat Potret Gaya Dian Ayu Jadi Lady Biker Hijab
Donita Ungkap Keajaiban Air Zamzam, Kistanya Menghilang Usai Pulang Umroh
Dua Bacaan Penting untuk Tanamkan Tauhid Pada Buah Hati
Doa Minta Keturunan yang Sholeh dan Sholehah, Pernah Dibaca Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariya
Anak Perempuan Ini Pernah Jadi Artis Terkenal, Nasibnya Berubah Jadi Penjual Es Pinggir Jalan
Viral Video Bocah Nyasar Masuk Bus Timnas hingga Panik dan Teriak 'Mak, Tolong Mak!'
Viral Rumah Tersepi di Dunia, Sendirian di Pulau Terpencil Dikelilingi Laut, Interiornya Tak Biasa
Trik Pilih Warna Lensa Kontak ala MUA Biar Look Makin Memikat