Lion Air Turunkan Batas Bagasi Penumpang?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 17 Desember 2018 18:16
Lion Air Turunkan Batas Bagasi Penumpang?
Lion Air dikabarkan akan mengurangi batas bagasinya mulai dari 20 kg menjadi 10 kg.

Dream – Lion Air Group dikabarkan akan menyesuaikan aturan bagasi. Maskapai penerbangan berbiaya rendah ini dikabarkan akan mengurangi batas bagasinya mulai dari 20 kg menjadi 10 kg.

Wings Air juga ikut menyesuaikan bagasi, dari 10 kg menjadi 5 kg. Benarkan informasi tersebut?

Manajemen Lion Air Group enggan menanggapi kabar itu. Mereka menyebut akan membahas perkembangannya.

“ Akan saya up date lebih lanjut, ya. Kami akan menyampaikan,” kata Corporate Communication Strategic, Danang Mandala Prihantoro, ketika dihubungi Dream, Senin 17 Desember 2018.

Saat ini, batas maksimal bagasi Lion Air seberat 20 kg. Semntara, Wings Air 10 kg. Bagaimana dengan Batik Air? Aturan bagasi di maskapai ini adalah 20 kg untuk kelas ekonomi dan 30 kg untuk bisnis.

Jumlah bagasi yang diterapkan Lion Air, lebih ringan daripada PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (Persero). Aturan bagasi Garuda adalah 40 kg untuk kelas eksekutif, 30 kg bisnis, dan 20 kg ekonomi.

1 dari 3 halaman

Rusdi Kirana Marah, Lion Air Mau Batalkan Pembelian Pesawat Boeing?

Dream – Rusdi Kirana, pendiri masakapai Lion Air dikabarkan sedang mengkaji ulang pembatalan pembelian pesawat dari Boeing senilai US$22 miliar (Rp402,66 triliun).

Hal ini disebabkan oleh memburuknya hubungan Lion dengan Boeing atas tanggung jawab kecelakaan pesawat bernomor registrasi PK-LQP yang menewaskan 189 orang penumpang.

Dikutip dari South China Morning Post, Rabu 5 Desember 2018, Reuters memberitakan Cofounder Lion Air Group, Rusdi Kirana, marah karena Boeing mengalihkan perhatian dari perubahan desain.

Rusdi juga kesal karena produsen pesawat itu menyalahkan Lion Air atas kecelakaan yang terjadi.

Dalam laporan tersebut, manajemen Lion Air menolak untuk berkomentar lebih lanjut.

Untuk diketahui setiap permintaan pembatalan pesanan ini bisa menekan kinerja produsen pesawat seperti Boeing. Permintaan pembatalan pesawat akan mendorong produsen untuk bernegosiasi kepada maskapai.

Namun, sumber-sumber lainnya menyebut produsen pesawat jarang memberikan ruang untuk pembatalan sepihak.

“ Kami mengambil setiap langkah untuk sepenuhnya memahami semua aspek dari kecelakaan ini. (Kami) bekerja sama dengan tim investigasi dan semua pihak berwenang yang terlibat. Kami juga mendukung pelanggan kami yang berharga (untuk) melalui masa sulit ini,” kata juru bicara Boeing.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Lion

Dream mencoba menghubungi manajemen Lion Air terkait kabar sang pendiri yang marah kepada Boeing dan kemungkinan pembatalan pemesanan pesawat Boeing. Pihak manajemen belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut.

“ Sampai saat ini, kami belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut,” kata Corporate Communication Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihantoro, ketika dihubungi Dream.

Danang mengatakan pihaknya akan mengklarifikasi kabar tersebut untuk mengetahui kebenaran informasi.

“ Lion Air akan mengklarifikasi kepada sumber berita yang dikatakan untuk mengetahui kebenaran dan persisnya seperti apa, sikap dan keinginan menyangkut informasi dimaksud,” kata dia.

3 dari 3 halaman

Ketegangan Tidak Pertama Kali Terjadi

Ketegangan antara produsen pesawat dan maskapai bukan kali ini terjadi. Rival Lion Air, Air Asia Group Bhd, bersitegang dengan Airbus SE setelah pesawat Airbus A320 hilang di Indonesia pada 2014.

Meskipun Air Asia masih memesan pesawat dari Airbus, situasi tidak sepenuhnya pulih.

Maskapai ini akhirnya memilih membeli pesawat 787 dari Boeing.(Sah)

Beri Komentar