Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas (kiri), Mengajak Pemerintah Daerah Untuk Memanfaatkan Dana Desa Sebagai Pengembangan Teknologi. (Foto: Merdeka.com)
Dream – Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menyarankan pemerintah daerah untuk mengoptimalkan dana desa salah satunya untuk mengembangkan teknologi. Dana itu bisa dioptimalkan karena satu-satunya anggaran yang tidak direalokasi pemerintah pusat untuk penanganan pandemi Covid-19.
Menurut Anas, dana desa lebih bermanfaat jika digunakan untuk pengembangan digital dibandingkan membangun jalan.
“ Rugi sama sekali kalau tidak dipakai untuk (pengembangan) digital,” kata dia dalam webinar “ Indonesia Digital Conference 2020” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia, Rabu, 16 Desember 2020.
Anas menyampaikan langkah ini sudha mulai diterapkan di Banyuwangi sejak 2014 dengan program Wi-Fi gratis dan Smart Kampung. Sebagai pendukungnya, kecanggihan teknologi juga diterapkan di Pemerintah Daerah Banyuwangi, seperti E-Monitoring System untuk memantau perkembangan kegiatan pembangunan di desa serta E-Village Budgeting sebagai aplikasi manajemen keuangan desa.
Agar desa-desa bisa menerapkan teknologi, Anas memastikan tak perlu menunggu kepala desa bisa mahir menggunakan teknologi. Anas memanfaatkan para lulusan SMK untuk membantu penerapan teknologi digital di daerah-daerah itu.
“ Ini jalan dan langsung cepat sekali layanannya,” kata dia.
Dream - Menyantap hidangan spesial sambil menikmati pemandangan indah saat ini memang sulit untuk dilakukan. Pandemi membuat kita lebih banyak menghabiskan waktu di rumah dan memesan makanan.
Bagi kamu pemburu kuliner istimewa ada spot baru yang bisa didatangi di Banyuwangi, yaitu Ikan Bakar Pondok Terawang, Kampung Mandar, Kecamatan Kota Banyuwangi. Tempat makan ini membangun bilik khusus yang transparan sehingga para pengunjung bisa sambil menikmati pemandangan muara sungai Pantai Boom yang menjadi tempat perahu perahu nelayan bersandar.
Konsep tempat makan dengan bilik transparan ini terinspirasi dari restoran ikonik di Belanda, Mediamatic Eten. Bilik ini diterapkan dengan physical distancing protokol kesehatan pencegahan Corona (Covid-19)
Mereka yang datang ke pondok Ikan Bakar bisa duduk di bilik transparan dengan kapasitas tempat duduk untuk satu keluarga, 2 sampai 4 orang. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, konsep rumah rumah kaca transparan tersebut merupakan langkah baru di era new normal yang meniru model restoran di Belanda.
" Tren orang ke Banyuwangi tinggi meski di tengah Covid-19, tapi risikonya tinggi kalau risikonya tidak dijaga. Ini adalah contoh restoran di pinggir sungai di Belanda, sekarang di-copy di Kampung Mandar. New normal orang bisa makan ikan bakar, sekaligus bisa mendapatkan tempat untuk pengalaman ya, new normal tapi keren," kata Anas, dikutip dari Merdeka.com.
Sementara itu, Camat Kota Banyuwangi, Muhammad Lutfi mengatakan, berdirinya rumah makan Pondok Terawang merupakan hasil kerjasama antara Kecamatan Kota, Bank Jatim dan masyarakat Kampung Mandar.
Langkah tersebut kata Lutfi bakal menjadi model untuk warung-warung makan yang ada di Kampung Mandar agar turut menerapkan disiplin physical distancing. Saat ini di Kampung Mandar masih terdapat 10 bilik transparan steril untuk menikmati ikan bakar dengan aman dan nyaman.
" Insyaallah dari pagu indikatif (perkiraan pagu anggaran) kecamatan, warung-warung ini sudah sama semua. Alhamdulillah semakin hari semakin ramai di tempat ini, tentunya kita jaga dengan protokol Covid-19 agar tidak ada penularan," jelasnya.
Laporan Muhammad Ulil/ Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur