Cara OJK Atasi Kesenjangan Inklusi Keuangan Warga Desa dan Kota

Reporter : Okti Nur Alifia
Kamis, 27 Oktober 2022 10:48
Cara OJK Atasi Kesenjangan Inklusi Keuangan Warga Desa dan Kota
Pemerintah sendiri menargetkan inklusi keuangan dapat meraih angka sebesar 94 persen pada tahun 2024. Dengan berbagai literasi dan inklusi keuangan yang dicanangkan berbagai lembaga jasa keuangan.

Dream - Kesenjangan akses keuangan antara masyarakat perkotaan dan perdesaan masih cukup besar. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2021 menunjukan akses keuangan masyarakat di perkotaan sudah mencapai angka sebesar 84 persen, atau lebih besar dibandingkan orang pedesaan yang baru mencapai 69 persen.

Pemerintah telah menargetkan inklusi keuangan baik untuk warga perkotaan maupun pedesaan dapat meraih angka sebesar 90 persen pada tahun 2024. Target tersebut diupayakan dengan melakukan literasi dan inklusi keuangan yang oleh semua lembaga jasa keuangan.

" Inklusi keuangan adalah hak dasar masyarakat yang harus dipenuhi dan merupakan tanggung jawab kita bersama," kata Direktur Pengembangan Inklusi Keuangan OJK, Edwin Nurhadi, dalam pembukaan FinExpo 2022 di Jakarta, Rabu, 26 Oktober 2022.

Edwin menyampaikan makna dari inklusi keuangan adalah kondisi di mana tersedianya akses keuangan bagi setiap warga masyarakat, terkait dengan akses produk layanan jasa keuangan secara cepat, mudah dan biaya yang terjangkau dan aman. 

1 dari 2 halaman

Salah satu upaya mencapai target 90 persen inklusi keuangan 2024 dan mengatasi kesenjangan akses keuangan, diungkapkan Edwin, adalah dibentuknya Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD).

TPAKD diinisiasi oleh OJK bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang hingga saat ini sudah terbentuk 452 TPAKD.

“ Tim inilah yang menjadi akselerator untuk mempercepat akses keuangan dan melakukan percepatan pemerataan akses keuangan di daerah,” katanya.

PEMBUKAAN FINEXPO 2022

Edwin mengatakan inklusi keuangan juga sudah tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No 76 Tahun 2016 untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan.

“ Kami memang sudah mengamanatkan dan meminta kepada seluruh industri jasa keuangan melakukan kegiatan literasi dan inklusi keuangan secara wajib 1 kali satu tahun,” ungkapnya.

2 dari 2 halaman

“ Sebagai contoh, untuk teman-teman yang mempunyai produk untuk simpanan pelajar. Kita mewajibkan setiap bank datang ke sekolah-sekolah,” lanjutnya.

Dia menyebutkan sektor perbankan contohnya seperti BJP, Mandiri, BTN, BCA, bersama-sama melakukan kunjungan ke sekolah untuk melakukan edukasi kepada para siswa setiap bulannya.

“ Inilah salah satu cara yang juga kita harapkan bisa sebagai salah satu strategi mencapai target 90 persen di tahun 2024,” tambahnya.

 

Beri Komentar