Dibuang Karena Dunia Hitam, Jadi Jutawan Setelah Insaf

Reporter : Eko Huda S
Senin, 30 Mei 2016 10:20

Muhammad Zukermi Edi (kanan) (Facebook - Muhammad Zukermi Edi)

Tak ada yang tahu nasib seseorang. Hanya Allah yang tahu dan menentukan.

Dream - Tak ada yang tahu nasib seseorang. Hanya Allah jualah yang memastikan akan menjadi apa orang itu. Dan manusia hanya bisa berusaha sambil berdoa. Memohon yang terbaik.

Itulah pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Muhammad Zukermi Edi. Pria berusia 25 tahun asal Puchong, Selangor, Malaysia, ini dulu dihukum karena terlibat “ dunia hitam”. Dia dibuang dari daerahnya karena melakukan kejahatan.

Kala itu Edi masih berusia 19 tahun. Dia dibuang ke daerah Rembau, Negeri Sembilan. Dua tahun dia habiskan di pengasingan. Selama itu pula dia hidup menggelandang.

Edi tidak boleh meninggalkan Rembau. Selain itu, saban hari dia harus melapor ke polisi. Hidupnya terasa lebih pahit setelah keluarga memutuskan hubungan dengannya.

Hari-demi hari dilewatkan Edi dengan berpindah-pindah. Dari satu terminal ke terminal lain. Dia juga menginap dari musala satu ke lainnya. Hanya untuk sekadar memejamkan mata.

Berbagai pekerjaan dia lakukan untuk menyambung hidup. Pakaiannya pun dia titipkan di sebuah warung kecil. Selama dua tahun itu pula warga seolah menjauhinya, karena tahu dia orang buangan.

1 dari 2 halaman

Hidayah...

© Dream

Di masa-masa pembuangan itulah hidayah datang. Hatinya terketuk dan harapan muncul. Dia memohon agar suatu hari nanti, kehidupannya berubah menjadi lebih baik.

Setelah masa hukuman berakhir, Edi kembali ke Kuala Lumpur. Dia kemudian menjalani kehidupan di tengah-tengah kota yang hidup dengan gegas itu. Berbagai pekerjaan dia lakukan, termasuk menjadi tukang parkir.

Tapi, kehidupan ibukota dia rasa terlalu sulit. Sehingga dia memilih kembali ke Rembau, tempat pembuangan itu. Wilayah ini benar-benar menjadi wilayah kelam, sekaligus pencerah bagi Edi.

Suatu hari, dia singgah ke warung internet Rembau. Di sanalah dia mendapat ilham untuk berjualan secara online. Dan ilham itu dia laksanakan.

Edi mulanya menjual produk kesehatan, sabun anti-jerawat buat lelaki. Barang itu dipasang di laman sosial. Barang yang dipasnag itu sedikit demi sedikit laku. Tak kurang dari tiga pelanggan membeli produknya.

Allah memang itu Maha Pemurah. Apabila hambanya berusaha, maka akan dianugerahkan rezeki melimpah ruah. Itu jugalah yang terjadi kepada Edi. Sabun anti-jerawat yang dijualnya mendapat sambutan hangat.

Tak lama, Edi menjual sabun anti-jerawat dengan mereknya sendiri, MZ Secret Soap. Dan dagangan ini laris manis di pasaran. Edi menjelma menjadi pemuda kaya-raya.

2 dari 2 halaman

Ingat Ibu-Bapak

© Dream

Setelah usahanya sukses, Edi teringat ibu dan bapaknya. Dia kemudian pulang bertemu mereka dengan mengendarai mobil pertama yang dibelinya, mobil buatan Malaysia.

“ Pada mulanya, ibu bapak saya langsung tidak percaya saya pulang dengan mobil sendiri. Malah mereka menuduh saya dapat duit banyak kerana jual narkoba,” kata Edi, dikutip Dream dari Utusan Online, Minggu 29 Mei 2016.

“ Tetapi saat saya katakan saya jual sabun dan menunjukkan kisah saya di surat kabar, mereka lega dan percaya,” tambah dia.

Dan cerita sukses itu ternyata mampu meluluhkan hati kedua orangtuanya. “ Syukur hubungan saya dan keluarga kini sudah baik. Malah mereka juga menjadi pendorong semangat saya untuk terus berjaya di bidang ini,” ujar Edi.

Siapa sangka anak muda yang dulunya pernah digelar “ anak jahat” kerana seringkali terlibat masalah sosial, kini berubah menjadi usahawan online yang sukses dengan pendapatan enam digit.

Rahasis sukses Edi ternyata mudah. Setiap hari, dia mencoba mengingat kembali titik hitam dalam hidupnya supaya tidak tenggelam dalam kesenangan dan kesuksesan yang dikecapi kini.

Ujarnya, perasaan syukur kepada Allah merupakan masalah utama yang terus melekat dalam hati agar tidak mudah terlena dan alpa dengan nikmat dunia.

Edi tidak malu untuk membagi kisah hidupnya terutama di laman sosial seperti Facebook kerana ingin menjadi inspirasi buat anak-anak muda yang mempunyai impian, namun masih tidak melihat ‘jalan’ atau peluang.