Dirut BRISyariah Sebut Fintech Bisa Jadi Ancaman, Alasannya?

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Minggu, 13 Mei 2018 07:01
Dirut BRISyariah Sebut Fintech Bisa Jadi Ancaman, Alasannya?
Bank syariah ini ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada nasabah.

Dream – Perilaku generasi milenial mendorong pertumbuhan industri teknologi digital. Salah satunya adalah teknologi keuangan alias financial technology/fintech.

Direktur Utama PT Bank BRIsyariah Tbk, Moch. Hadi Santoso mengatakan, perilaku generasi milenial yang akrab dengan teknologi digital mendorong peningkatan transaksi belanja online dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan majemuk tahunan transaksi belanja online sebesar 30,7 persen.

“ Hadirnya fintech dalam dunia layanan finansial membuat pergeseran perilaku pasar. Kehadiran fintech menjadi ancaman atau peluang tergantung dari cara menyikapinya,” kata Hadi dalam acara CSR Penanaman Pohon Klengkeng di Kampung Down Syndrome Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Sabtu 12 Mei 2018.

Hadi akui diperlukan sebuah transformasi yang meliputi perubahan struktur organisasi termasuk sumber daya manusia (SDM), perubahan bisnis proses, dan perubahan strategi.

Hal ini menjadi tuntutan untuk memenuhi kebutuhan pasar di mana jasa keuangan saat ini telah menunjukkan era digitalisasi.

Untuk menyikapi ini, kata dia, BRISyariah mengembangkan teknologi informasi untuk memperkuat perbankan digital. Bank syariah ini ingin memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada nasabah.

Hal itu dilakukan dengan peningkatan produk yang sudah ada melalui layanan integrasi dari Internet Banking BRIS dan Mobile Banking andalan BRISyariah yang diberi nama BRIS Online.

Kegiatan CSR 

BRISyariah jga memberikan CSR penanaman pohon kelengkeng di Desa Krebet, Jambon, Ponorogo, Jawa Timur. Kegiatan penanaman pohon kelengkeng tersebut bekerja sama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

BRISyariah membantu masyarakat yang mengalami keterbatasan fisik dan mental yang disebabkan oleh faktor genetik alamiah pada sebagian besar masyarakat Desa Krebet, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang dikenal dengan nama kampung Down Syndrome.

" Untuk tahun 2018 ini, kami kembali lagi dengan program penghijauan di Desa Krebet, Kabupaten Jambon. Pemilihan lokasi ini dilatarbelakangi oleh keunikan warga desa ini, yaitu para penderita down syndrome yang memang sangat layak untuk dibantu," terangnya.

Penanaman pohon klengkeng merupakan saran dari Yayasan Garda Hijau Bumi. Hal tersebut dikarenakan kontur tanah di Desa Krebet sehingga pohon klengkeng mudah tumbuh dan akan berbuah dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Kegiatan itu sekaligus memberdayakan masyarakat melalui kegiatan yang mudah dengan memelihara dan mengawasi tanaman yang telah ditanam.

" Kami berupaya memberikan bantuan dalam bentuk tanaman yang berkualitas sehingga dapat dikonsumsi masyarakat khususnya keluarga down syndrome untuk menambah nilai asupan gizi mereka,” imbuh Hadi.

Selain kepedulian terhadap lingkungan, BRIsyariah juga memberikan bantuan kepada warga penderita down syndrome dalam bentuk paket sembako. Sebanyak 100 paket sembako diberikan kepada 100 keluarga penyandang down syndrome di wilayah tersebut. Kegiatan pembagian sembako bekerja sama dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI.

" Kami berharap bantuan kami ini dapat bermanfaat bagi lingkungan dan warga desa ini. Dan kami juga berharap upaya kami dapat diteladani oleh perusahaan-perusahaan lainnya untuk membantu dan membangun Desa Krebet dan desa-desa lainnya di sekitarnya yang memiliki keunikan warga yang sama," kata Hadi. (ism) 

Beri Komentar