Presiden Prancis Emmanuel Macron (Shutterstock.com)
Dream - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, kehilangan kesabaran ketika berkunjung ke Katedral St Anne yang terletak di Kota Tua Yerusalem. Pemicunya, sejumlah polisi Israel berusaha masuk ke dalam gereja tersebut.
Macron sempat membentak para polisi tersebut dan meminta mereka keluar. Peristiwa ini berlangsung pada Rabu, 22 Januari 2020 waktu setempat ketika Macron berkunjung ke Gereja St Anne sebelum menghadiri konferensi peringatan Holocaust.
Bendera Triwarna Prancis berkibar di atas Gereja St Anne sejak tempat ibadah itu diberikan oleh Sultan Ottoman kepada Kaisar Prancis, Napoleon III pada 1856. Sejak saat itu pula, Katedral tersebut merupakan bagian dari kedaulatan Prancis di Yerusalem.
Prancis menganggap masuknya polisi Israel ke komplek gereja sebagai bentuk provokasi. Mengingat Katredral St Anne berada di lokasi yang dicaplok Israel dalam Perang Timur Tengah pada 1967.
Peristiwa ini sempat terekam kamera. Dalam video yang tersebar di sejumlah media, Macron dikelilingi tim pengamanannya yang berdesakan dengan polisi Israel di bawah gerbang mengarah ke gereja. Di antara para polisi tersebut terdapat personel paramiliter berseragam.
Macron lalu berhenti lalu berteriak ke polisi Israel dalam bahasa Inggris. " Saya tidak suka dengan apa yang Anda lakukan di depan saya," kata Macron, dikutip dari Aljazeera.
Sejenak kemudian, Macron menurunkan nada bicaranya. " Keluar. Maaf, Anda tahu aturannya. Tidak ada yang memprovokasi siapapun," ucap dia.
Macron lalu menyampaikan apresiasi kepada petugas keamanan. Tetapi, dia tetap meminta semua orang menghormati aturan yang sudah berlaku selama berabad-abad lamanya.
" Tolong patuhi aturan yang sudah ada berabad-abad. Mereka (aturan) tidak akan berubah pada saya, ok?" kata Macron.
Peristiwa Rabu kemarin merupakan kejadian de javu. Sebelumnya pada 1996, Presiden Jacques Chirac kehilangan kesabaran kepada polisi Israel di lokasi yang sama.
Secara terbuka dia menyebut perilaku polisi Israel sebagai provokasi dan mengancam akan kembali ke pesawatnya. Chirac menolak masuk Katedral St Anne sampai keamanan Israel meninggalkan situs tersebut.
Dream - Keputusan yang diambil Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, memindahkan Kedutaan Besar untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem menuai beragam tanggapan. Termasuk dari Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menyatakan keprihatinan yang mendalam atas keputusan tersebut. Retno juga mempertanyakan keputusan itu.
" Indonesia ingin menegaskan kembali posisinya bahwa solusi dua negara harus ditegakkan sebagai prinsip dasar untuk terjadinya perdamaian secara berkelanjutan antara Palestina dan Israel," ujar Retno, dilansir Straits Times.
Retno kembali meminta komitmen Australia dan sejumlah negara lain untuk terus mendukung proses perdamaian Palestina-Israel sesuai prinsip-prinsip yang telah disepakati.
" Dan tidak mengambil langkah-langkah yang bisa mengancam perdamaian dan stabilitas dunia," kata Retno.
Retno, begitu pula dengan Presiden Joko Widodo, telah berkomunikasi dengan sejumlah pejabat Australia terkait keputusan tersebut.
Saat berkunjung ke kantor Retno, Menlu Palestina Riyad Al Maliki menyatakan sangat menghargai upaya komunikasi yang telah dijalankan Jokowi bersama Retno. Dia menegaskan Australia perlu diingatkan bahwa keputusan tersebut telah melanggar hukum internasional.
Dia juga mengapresiasi langkah cepat Indonesia yang segera membahas keputusan tersebut dengan pejabat Australia. Bahkan tanpa diminta oleh Palestina, Indonesia bergerak lebih dulu.
" Dan mereka (Indonesia) adalah negara pertama yang segera bertindak atas hal ini. Ini adalah sesuatu yang harus kita hargai, kita harus ingat dan kita harus berterima kasih kepada Indonesia atas komitmen ini untuk perdamaian, keadilan, komitmen terhadap hukum internasional," terang Riyad.(Sah)
Dream - Australia bakal menyusul Amerika Serikat untuk memindahkan Kedutaan Besar mereka di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Keputusan ini diambil bersamaan dengan perubahan sejumlah kebijakan negeri Kanguru tersebut.
Seketika, keputusan ini menuai kritik. Banyak yang menduga pengambilan keputusan didasari faktor politik dalam negeri untuk memenangkan sejumlah pemilu lokal.
Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, mengatakan, ide awal pemindahan tersebut berasal dari bekas Dubes Australia untuk Israel, Dave Sharma. Saat ini, Sharma adalah kandidat legislatif dari Partai Liberal.
Menurut laman ABC News, Selasa 16 Oktober 2018, Sharma menang dalam pemilihan walikota Sidney pada Sabtu pekan lalu. Sidney merupakan kota dengan populasi umat Yahudi terbesar di Australia.
Meski demikian, Morrison mengatakan Australia tetap berkomitmen pada solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik antara Israel dan palestina.
" Ketika saran yang muncul sejalan dengan posisi kebijakan dan dalam upaya mendorong solusi dua negara, Australia harus berpikiran terbuka," kata Morrison.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengaku baru-baru ini sempat terlibat pembicaraan dengan Australia. Dia menyambut baik perubahan kebijakan yang dijalankan Morrison.
" PM Australia memberitahu saya bahwa dia tengah mempertimbangkan pengakuan Yerusalem secara resmi sebagai Ibukota Israel dan memindahkan Kedubes Australia ke Yerusalem," ucap Netanyahu.
Dia juga mengucapkan terima kasih atas keputusan yang dibuat Morrison. " Kami terus memperkuat hubungan Israel dengan Australia," kata Netanyahu.
Keputusan ini membuat Indonesia terkejut. Sebab, Morrison sempat membuat komitmen untuk bersama-sama Indonesia mendorong lahirnya solusi dua negara guna menyelesaikan konflik Israel dan Palestina.
Morrison sendiri mengaku di hadapan parlemen telah menyampaikan keputusan tersebut kepada Presiden Joko Widodo.
" Saya senang dapat menjelaskan dengan sangat jelas terkait keputusan yang saya buat hari ini dan saya sangat senang dengan tanggapan Presiden Joko Widodo," kata dia.
Advertisement
Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

LUNE: Debut Album Anggi Marito yang Menyentuh dan Penuh Cerita

Menhut Bakal Cabut 20 PBPH Bermasalah Seluas 750 Ribu Hektare: 'Saya Akan Buktikan'
