Indeks Syariah Mendekam di Zona Merah Sepanjang Perdagangan

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Jumat, 22 September 2017 16:49
Indeks Syariah Mendekam di Zona Merah Sepanjang Perdagangan
Dua indeks syariah kompak melemah.

Dream - Indeks acuan saham syariah Bursa Efek Indonesia tidak bergairah sepanjang perdagangan `Harptnas`, Jumat, 22 September 2017. Tekanan jual yang tinggi dari pemodal asing memaksa dua indeks syariah mendekam di zona merah seharian.

Melemahnya indeks saham bertolak belakang dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang justru ditutup menguat. IHSG berhasil bertahan naik meski tekanan jual meningkat jelang penutupan. 

Dikutip dari data perdagangan Kiwoom, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merosot sampai 1,410 poin (0,76%) ke level 184,253. Indeks ini memerah di level 185,443 ketika perdagangan dimulai.

Sepanjang bulan ini, koreksi ISSi jelang akhir pekan ini merupakan yang terdalam kedua sejak 4 September lalu. Kala itu ISSI terpangkas sampai 1,515 poin (0,81%).

Jatuhnya laju indeks saham juga dialami Jakarta Islamic Index (JII). Indeks berisi 30 keping biru syariah ini anjlok 8,741 poin (1,17%) ke level 735,654.

Transaksi perdagangan saham syariah memang mengalami mengalami peningkatan. Tercatat 69,89 juta saham berpindah tangan dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,3 triliun. Namun tingginya transaksi ini lebih banyak diwarnai aksi jual investor. 

Para pemodal asing kali ini semakin menggencarkan aksi jual saham syariah dengan nett sell mencapai Rp 607 miliar, hampir dua kali lipat dari perdagangan Rabu, 20 September2017. 

Sebagian besar indeks sektoral melemah. Koreksi indeks terbesar terjadi di sektor pertambangan sebesar 1,59 persen dan barang konsumsi 1,03 persen.

Hanya ada satu sektor yang menguat, yaitu keuangan sebesar 2,31 persen. Penguatan indeks ini tak signifikan menopang laju pelemahan indeks syariah karena sebagian besar tak masuk daftar efek syariah.

Emiten bluechip syariah top gainer adalah TPIA yang harga sahamnya naik Rp225, AKRA Rp150, EXCL Rp50, SSMS Rp40,dan ICBP Rp25.

Sebaliknya, yang menjadi top loser adalah UNTR yang harga sahamnya " terjun" Rp1.300, UNVR Rp1.000, INDF Rp200, INCO Rp190, dan PTBa Rp150.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 51 poin (0,38%) ke level Rp13.288 per dolar AS. Kurs rupiah berada di zona hijau seharian setelah menguat di level Rp13.313 per dolar AS dan sempat menyentuh level tertinggi di Rp13.277 per dolar AS.

Beri Komentar