Eropa Resmi Resesi, Bagaimana Nasib Indonesia?

Reporter : Sugiono
Selasa, 4 Agustus 2020 10:13
Eropa Resmi Resesi, Bagaimana Nasib Indonesia?
Uni Eropa resmi resesi. Ekonomi Benua Biru itu minus 11,9 persen pada kuartal II 2020.

Dream - Uni Eropa resmi resesi. Ekonomi Benua Biru itu minus 11,9 persen pada kuartal II 2020. Pada kuartal pertama yang lalu, ekonomi mereka minus 3,2 persen.

Negara penyumbang ekonomi terbesar di Eropa, Jerman, juga telah masuk jurang resesi dengan minus 10,1 persen pada kuartal ke dua. Pada kuartal pertama yang lalu, Negeri Panzer minus 2,2 persen.

Prancis, Italia, dan Spanyol, mengalami tingkat resesi lebih dalam. Prancis minus 13,8 persen, Italia minus 12,4 persen, dan Spanyol minus 18,5 persen.

Ekonom sekaligus Analis Keuangan Valbury Asia Futures, Lukman Leong, memprediksi bahwa gelombang resesi yang melanda Eropa akan berdampak buruk bagi ekonomi Indonesia. Mengingat dampak resesi akan memukul kerja sama ekonomi antara Uni Eropa dan Indonesia.

" Saya kira kalau resesi itu pasti dampak buruknya akan menjalar ke segala sektor. Khususnya sektor ekonomi termasuk kerjasamanya," ujar Lukman, dikutip dari Merdeka.com.

1 dari 2 halaman

Apalagi, tambah dia, Eropa merupakan bagian penting mitra dagang Indonesia. Sejumlah negara Eropa memang masih mempercayai Indonesia sebagai mitra yang mampu memenuhi standar sejumlah produk yang ditetapkan. Tentu saja resesi Eropa ini akan menganggu ekspor nasional.

Namun, Lukman tak merinci seberapa besar potensi keuntungan dari kerjasama tersebut. " Yang pasti potensi ekonomi dari kerjasama ini cukup besar. Terlebih banyak negara maju di kawasan tersebut," imbuh lukman.

Oleh karena itu, ia meminta pemerintah lebih tanggap dalam menyikapi resesi yang marak di sejumlah negara, khususnya mitra dagang. Antara lain dengan memetakan sejumlah negara mitra yang berpotensi mengalami kondisi ekonomi sulit.

2 dari 2 halaman

Namun, menurutnya prioritas pemerintah kini lebih baik diarahkan terhadap peningkatan serapan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Sehingga lebih banyak menyelamatkan masyarakat dan pelaku usaha dari dampak resesi.

" Hemat saya, yang paling penting untuk bisa meningkatkan serapan stimulus PEN. Karena ekonomi ga akan bangkit tanpa aktifitas," tukasnya.

Sumber: Liputan6.com

Beri Komentar