Gaji Sudah Naik, Enaknya Dibuat Apa, Ya?
Dream – Siapa yang tidak bahagia saat mendengar kabar mendapatkan kenaikan gaji? Yang pertama kali terlintas di pikiran adalah membayangkan membeli barang yang selama ini diinginkan. Atau, berjalan-jalan ke tujuan wisata yang diincar.
Hal lumrah jika pegawai mengharapkan adanya kenaikan gaji. Menjadi berkah tersendiri jika kenaikan penghasilan berlangsung rutin setiap tahun.
Umumnya kenaikan gaji akan diikuti dengan meningkatnya standar hidup yang diyakini membuat rasa bahagia. Padahal, kenaikan gaji ini seharusnya bisa meningkatkan jumlah tabunganmu atau investasi.
Jika punya gaya finansial yang tidak sehat, kamu hanya fokus untuk menghamburkan uang demi memenuhi gaya hidup. Menabung menjadi prioritas sekian. Makanya, dana darurat tidak ada karena sering terlupakan.
Lantas bagaimana caranya agar tidak terjebak dalam gaya hidup seperti itu?
Dikutip dari Sikapi Uangmu, Rabu 7 Oktober 2020, pertama, milikilah tujuan keuangan. Buatlah tujuan keuangan yang spesifik dan terukur yang ingin kalian capai dikemudian hari, misalnya punya kendaraan impian dan sekolah di tempat favorit.
Dengan memiliki tujuan keuangan, alam bawah sadar kita secara langsung maupun tidak akan mengarahkan setiap pengambilan keputusan. Perilaku penggunaan keuangan menjadi lebih terarah dan mendahulukan pada hal yang menjadi prioritas untuk dipenuhi terlebih dahulu.
Setelah menentukan tujuan, langkah berikutnya adalah merencanakan keuangan. Tujuannya untuk mengatur keuangan menjadi lebih baik.
Dalam setiap ilmu perencanaan keuangan, kita akan diarahkan untuk menyusun alokasi pendapatan dengan pos-pos anggaran yang sudah ditetapkan proporsinya seperti 10 persen untuk dana sosial, 20 persen untuk ditabung atau digunakan berinvestasi, 30 persen untuk membayar cicilan utang produktif, dan 40 persen untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.
Perencanaan keuangan yang baik dan disiplin dapat menjadi panduan dan pengingat jika ada penyimpangan penggunaan uang.
Ketiga, menyesuaikan gaya hidup agar tidak terpengaruh terhadap lingkungan. Media sosial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perubahan gaya hidup masyarakat saat ini khususnya generasi muda.
Influencer maupun orang-orang dekat umumnya gemar memunculkan hal-hal yang bersifat konsumtif di media sosialnya, misalnya traveling di luar negeri, makan-makan di restoran mewah, serta membeli gawai baru. Saat melihat ini, sadar tidak sadar muncul keinginan untuk melakukan aktivitas serupa seperti mereka.
Jika ingin tujuan finansial tercapai, setidaknya kamu tetap memiliki gaya hidup sederhana. Kamu tak perlu menaikkan gaya hidup. Satu hal yang perlu diingat: peningkatan gaya hidup bisa memberikan konsekuensi biaya hidup akan meningkat.
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik