CEO Telegram Pavel Durov Diciduk Polisi Saat Baru Mendarat di Perancis, Ini Alasannya

Reporter : Editor Dream.co.id
Selasa, 27 Agustus 2024 15:01
CEO Telegram Pavel Durov Diciduk Polisi Saat Baru Mendarat di Perancis, Ini Alasannya
Pavel Durov ditangkap polisi saat mendarat di Bandara Le Bourget, Prancis.

Dream - Chief Executive Officer (CEO) Telegram Pavel Durov dilaporkan ditangkap polisi saat mendarat di Bandara Le Bourget, Prancis pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024, waktu setempat.


Pavel Durov yang lahir di Rusia saat ini tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab yang menjadi basis Telegram beroperasi. Dia memiliki kewarganegaraan ganda yaitu Uni Emirat Arab dan Prancis.

Kedutaan Besar Rusia di Prancis menulis di Facebook, bahwa mereka berusaha untuk " mengklarifikasi alasan penahanan dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak Durov dan memfasilitasi akses konsuler" .

1 dari 6 halaman

Dream - Chief Executive Officer (CEO) Telegram Pavel Durov dilaporkan ditangkap polisi saat mendarat di Bandara Le Bourget, Prancis pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024, waktu setempat.


Pavel Durov yang lahir di Rusia saat ini tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab yang menjadi basis Telegram beroperasi. Dia memiliki kewarganegaraan ganda yaitu Uni Emirat Arab dan Prancis.

Kedutaan Besar Rusia di Prancis menulis di Facebook, bahwa mereka berusaha untuk " mengklarifikasi alasan penahanan dan memberikan perlindungan terhadap hak-hak Durov dan memfasilitasi akses konsuler" .

2 dari 6 halaman

© Pria asal Rusia ini dikenal dengan gaya hidup sederhana, bahkan menggunakan smartphone yang sangat terjangkau. 2024 maverick

Namun postingan tersebut menambahkan bahwa pihak berwenang Prancis tidak bekerja sama dengan pejabat Rusia. Lalu apa yang membuat Pavel Durov ditangkap?

3 dari 6 halaman

Melansir Liputan6.com, miliarder berusia 39 tahun itu ditangkap berdasarkan surat perintah atas pelanggaran aplikasi tersebut.

Durov dituding gagal mengambil langkah-langkah untuk mengekang penggunaan Telegram secara kriminal.

Investigasi ini juga dilaporkan mengenai kurangnya moderasi.
Telegram sebelumnya membantah memiliki moderasi yang tidak memadai.

4 dari 6 halaman

Aplikasi perpesanan itu juga dituduh gagal bekerja sama dengan penegak hukum terkait perdagangan narkoba, konten seksual anak, dan penipuan.

Telegram sendiri sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Pavel Durov mendirikan Telegram pada 2013.

Aplikasi ini dilarang di Rusia pada 2018, setelah sebelumnya dia menolak menyerahkan data pengguna. Larangan itu kemudian dibatalkan pada 2021.

5 dari 6 halaman

© Cara Pakai Chatbot Copilot di Telegram, Berikut Langkah Mudahnya 2024 maverick

Pavel Durov meninggalkan Rusia pada 2014 setelah menolak memenuhi tuntutan pemerintah untuk menutup komunitas oposisi di platform media sosial VKontakte miliknya, yang ia jual.

6 dari 6 halaman

Telegram mengizinkan grup dengan anggota hingga 200.000 orang, yang menurut para kritikus mempermudah penyebaran informasi yang salah, dan bagi pengguna untuk berbagi konten yang bersifat konspirasi, neo-Nazi, pedofil, atau terkait teror.


Di Inggris, aplikasi tersebut diteliti karena menjadi tuan rumah bagi saluran-saluran sayap kanan yang berperan penting dalam mengatur kekacauan akibat kekerasan di kota-kota Inggris awal bulan ini.

Beri Komentar