Garuda Terlilit Utang Triliunan, 'Dibunuh' atau Dipertahankan? Ini Jawab Erick Thohir

Reporter : Alfi Salima Puteri
Senin, 15 November 2021 17:34
Garuda Terlilit Utang Triliunan, 'Dibunuh' atau Dipertahankan? Ini Jawab Erick Thohir
Menurut Erick, model bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) sudah salah sejak awal.

Dream - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan, akan terus berusaha untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia dari keterpurukan melalui restrukturisasi utang yang mencapai US$9,8 miliar atau setara Rp139 triliun.

Menurut Erick, model bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) sudah salah sejak awal. Dia menyebut kesalahan model bisnis sudah berlangsung sejak lama dan baru meledak saat ini karena efek pandemi.

Salah satu kesalahannya ialah memaksakan pembukaan rute penerbangan internasional. Hal tersebut malah merugikan perusahaan, karena melakukan penyewaan beragam jenis pesawat.

“ Akhirnya sewa pesawat kita paling banyak dan mahal di dunia, 28 persen dari rata-rata dunia yang hanya enam persen pada biaya operasional," kata Erick dikutip dari acara Kick Andy Double Check, Minggu, 14 Oktober 2021.

1 dari 3 halaman

Yakin berpendapatan jauh lebih besar

Sejak awal, Erick menginginkan bisnis model Garuda Indonesia untuk fokus menggarap pasar domestik yang besar. Fokus pasar domestik juga telah diterapkan maskapai di Amerika Serikat.

Erick yakin Garuda Indonesia memiliki pendapatan yang jauh lebih besar jika mereka fokus menggarap pasar domestik. Untuk saat ini, penyelamatan Garuda Indonesia baru memasuki tahap restrukturisasi untuk negoisasi sewa pesawat.

Artinya, Garuda bakal diproteksi? Erick mengatakan, kita tidak boleh antiproteksi, termasuk dalam menangani Garuda. " Jadi kita tidak boleh antiproteksi juga, tetapi selama rules permainannya diakui oleh dunia," kata dia.

Dia mencontohkan bisnis penerbangan di Amerika Serikat. Menurut dia, penyedia jasa penerbangan di AS harus perusahaan Paman Sam. " Jadi jangan juga bicara kita seakan pasar terbuka tapi banyak negara ada proteksinya."

Menurut Erick, kita harus pintar memilah mana yang tidak perlu diproteksi dan mana pula yang perlu diproteksi. " Tapi bukan berarti merugikan negara bahwa dia bisa sustain secara bisnis tanpa suntikan negara. Jadi bukan proteksi yang suntikan negara terus," tegas dia.

Jadi, apakah Garuda dipertahankan? " Hari ini kita harus masuk dulu restrukturisasi dulu Garuda, di mana kita harus negosiasi sewa yang ada kasus korupsinya dan yang ada kemahalannya," tutur Erick.

" Bukan pilihan yang mudah, setelah ini direstrukturisasi, bisnis modelnya kita harus fokus dalam negeri untuk beberapa tahun ke depan untuk menyehatkan keuangan Garuda," ujar Erick.

Berbagai langkah terus dilakukan untuk melancarkan restrukturisasi tersebut. Kini, Garuda Indonesia juga telah mendapatkan persetujuan perjanjian dari sejumlah BUMN untuk merestrukturisasi utang dalam jangka panjang.

Sumber: YouTube

2 dari 3 halaman

1.500 Unit Oksigen Konsentrator dari China Tiba di Indonesia

Dream - Sebanyak 1.500 unit oksigen konsentrator telah tiba di Indonesia, dibawa pesawat Garuda Indonesia dari Shanghai, China. Alat tersebut merupakan bagian dari bantuan Yayasan Temasek Singapura bersama 15 perusahaan Indonesia dan Singapura.

Dalam mengangkut alat medis tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat charter Boeing 777-300ER. Pesawat tersebut terbang langsung dari Shanghai dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Selasa, 13 Juli 2021 pukul 15.44 WIB.

Kasus Covid-19 14 November 2021, Kasus Baru 339, Total 4.250.855

" Dukungan pendistribusian bantuan alat kebutuhan medis berupa oxygen concentrator ini merupakan wujud komitmen Garuda Indonesia untuk turut berperan aktif memberikan kontribusi terbaiknya dalam mendukung upaya Pemerintah menanggulangi peningkatan kasus Covid-19," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dalam rilis yang diterima Dream.

 

3 dari 3 halaman

Selain itu, Garuda Indonesia memastikan aksesibilitas masyarakat pada alat medis dapat terpenuhi dengan baik. Irfan mengatakan penerbangan charter merupakan bentuk sinergi antara Garuda Indonesia bersama Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Kesehatan.

" Garuda Indonesia senantiasa memastikan kiprahnya untuk menjadi garda terdepan dalam upaya penanganan pandemi Covid-19 melalui penyediaan aksesibilitas dan konektivitas udara," kata dia.

Seluruh unit oksigen konsentrator tersebut telah diserahkan ke Kementerian Kesehatan. Nantinya, alat tersebut akan dikirimkan ke rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang membutuhkan di seluruh Indonesia.

Beri Komentar