Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

IHSG Terlempar dari Level 6000, Indeks Syariah Rontok

IHSG Terlempar dari Level 6000, Indeks Syariah Rontok Waduh, IHSG Terjungkal Ke Level 5 Ribu. (Foto: Shutterstock)

Dream - Bursa saham Indonesia benar-benar mengalami tekanan selama akhir November 2019. Sepanjang pekan ini indeks harga saham gabungan (IHSG) tak pernah sekalipun menutup perdagangan di zona positif. 

Tekanan yang sama terjadi pada tiga indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kondisi ekonomi dunia yang kembali dilanda ketidakpastian membuat investor memilih menjauh dari lantai bursa.  

Pada penutupan harian BEI, Kamis, 28 November 2019, IHSG bahkan terlempar dari level 6000. Koreksi tajam juga dialami tidak indeks acuan saham syariah.

 

Data perdagangan BEi mencatat Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) terpangkas 1,933 persen (1,06%) ke level 179,591. ISSI sempat perkasa di awal sesi saat dibuka menguat ke level 182,364.

Namun satu jam jelang penutupan perdagangan sesi pagi, ISSI mulai mengalami tekanan dan terjun ke zona merah. Hingga sesi penutupan, ISSI yang sempat menyentuh ke level terendah 181,379 tak kunjung bergerak naik.

Tekanan lebih besar dialami indeks keping biru syariah, Jakarta Islamic Index (JII), yang turun 7,384 poin (1,11%) ke 660,084. Indeks syariah paling bungsu, JII70 terpangkas 2,545 poin (1,13%) ke level 222,987.

Pasar modal Indonesia di akhir November 2019 benar-benar mengalami tekanan. IHSG yang terpangkas 69,979 poin (1,16%) harus terlempar dari level psikologis tepatnya di 5.953,060.

Sektor Infrastruktur dan Pertambangan Melemah

Investor menjual saham di sektor infrastruktur, pertambangan, dan perdagangan. Indeks sektor infrastruktur melemah 2,3 persen, pertambangan 2,18 persen, dan perdagangan 1,08 persen.

Indeks industri aneka yang menguat 0,07 persen tak cukup menopang pelemahan perdagangan.

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah UNVR yang harga sahamnya naik Rp800, FISH Rp660, POLL Rp625, SONA Rp600, dan EPMT Rp390.

Emiten-emiten yang mendekam di posisi top loser kali ini adalah UNTR yang harga sahamnya melemah Rp700, PCAR Rp430, PICO Rp400, ITMG Rp375, dan SMGR Rp375.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah melemah tipis. Pada 16.21, dolar AS melemah 8 poin (0,06%) ke level Rp14.087.

Waduh, Indeks Syariah Rontok Lagi

Dream - Bursa saham Indonesia tak kuasa melawan aksi jual pemodal asing yang membuat sejumlah indeks acuan berjatuhan. Hingga sesi penutupan perdagangan hari ini, (Selasa, 26 November 2019), investor asing tercatat melepas portofolio saham di pasar reguler hingga mencapai  Rp1,5 triliun. 

Aksi jual saham tersebut membuat investor lokal berhati-hati terjun ke lantai bursa. Belum adanya kepastian dari kondisi perekonomia global, terutama perang dagang AS-Tiongkok, mendorong pelaku pasar menjauh dari bursa. 

Tekanan jual juga terjadi pada tiga indeks syariah yang kompak ditutup melemah. Indeks sektor komoditas pertanian dan industri terguling di tengah aksi jual ini.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat ditutup melemah 1,501 poin (0,82%) ke level 181,991. ISSI hanya menanjak di 20 menit perdagangan awal dan langsung mendekam di zona merah hingga sesi perdagangan berakhir.

ISSI memulai perdagangan dengan menguat ke level 184,075 dan sempat menembus posisi tertinggi di 184,241. Namun tekanan jual yang datang membuat ISSI terperosok ke level terendahnya di 181,991.

 

 

Dua indeks saham bluechips syariah lebih dulu masuk zona merah dibandingkan ISSI. Hanya bertahan di teritori positif selama 10 menit, indeks Jakarta Islamic Index (JII) mendekam lemah sampai akhirnya ditutup dengan koreksi 9,817 poin (1,45%) ke level 666,165.

Sementara indeks JII70 melemah 2,375 poin (1,04%) ke level 225,634.

Laju tiga indeks acuan saham syariah ini sejalan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga menghadapi tekanan di sesi kedua perdagangan. IHSG terpangkas 44,574 poin (0,73%) ke level 6.026,126.

Saham Industri dan Pertanian Paling Terpukul

Investor masih mencermati kondisi perdagangan global. Para penanam modal masih wait and see tentang kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dan Tiongkok. Aksi ini membuat investor menjual sahamnya, terutama di sektor pertanian, industri, manufaktur, dan barang konsumsi.

Indeks sektor pertanian merosot 1,95 persen, industri dasar 1,85 persen, industri aneka 1,83 persen, manufaktur 1,72 persen, dan barang konsumsi 1,61 persen.

Hanya indeks keuangan yang menguat 0,14 persen.

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah INPS yang harga sahamnya menguat Rp400, ENVY Rp340, PCAR Rp270, BOGA Rp220, dan NATO Rp200.

Saham UNTR terkoreksi Rp975, SONA Rp700, UNVR Rp575, BYAN Rp425, dan INDS Rp420.

Dari pasar uang, rupiah melemah terhadap dolar AS. Nilai tukar dolar AS menguat 52 poin (0,37%) ke level Rp14.127 per dolar AS.

Tertekan di Sesi Siang, Indeks Syariah Berguguran

Dream - Indeks syariah kompak melemah pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 25 November 2019. Sempat mondar-mandir di sesi pertama perdagangan, indeks syariah akhirnya terkapar sepanjang sesi siang.

Investor wait and see melihat pemodal dunia yang mencemaskan kondisi perekonomian global. Ketidakpastian perang dagang AS-Tiongkok membuat pasar modal dunia kemungkinan bakal tertekan.

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menutup perdagangan awal pekan ini dengan turun 0,795 poin (0,43%) ke level 183,492. Setelah menguat di 184,407, ISSI bergerak fluktuatif dan sempat menembus level tertinggi di 184,670.

 

 

Tekanan jual datang saat sesi perdagangan kedua dimulai. ISSI mulai kehabisan tenaga untuk bertahan di zona hijau. Hingga sesi penutupan, ISSI tak lagi sanggup keluar dari zona merah. ISSI sempat terseret ke level terendah di 182,667.

Kondisi yang sama juga dialami Indeks Jakarta Islamic Index (JII) yang melemah 3,704 poin (0,54%) ke level 675,982. Sementara indeks saham syariah paling bungsu, JII70 beringsut 1,136 poin (0,49%) ke level 228,009.

Munculnya tekanan jual membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus kembali melorot 29,480 poin (0,48%) ke level 6.070,762.

Investor Masih Menanti

Investor menanti kejelasan negosiasi perang dagang. Diperkirakan kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok takkan terjadi tahun ini dan tertunda tahun depan.

Alhasil, investor lebih banyak melepas sahamnya, terutama di sektor infrastruktur dan industri aneka. Indeks sektor infrastruktur amblas 1,81 persen dan industri aneka 1,48 persen.

Penguatan industri dasar sebesar 1,11 persen, pertanian 0,75 persen, perdagangan 0,19 persen,dan manufaktur 0,06 persen tak bisa menopang pelemahan perdagangan.

Emiten syariah pencetak top gainer kali ini adalah SHID yang harga sahamnya meningkat Rp340, ENVY Rp275, TCID Rp200, INTP Rp175, dan MAPA Rp125.

Sebaliknya, harga saham DSSA anjlok Rp2.775, IBST Rp1.650, INDR Rp430, UNTR Rp400, dan MSKY Rp150.

Pada 16.16, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis. Kurs dolar AS melemah 15 poin (0,11%) ke level Rp14.075 per dolar AS.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penghasilan Harian SPG Cantik di IIMS 2024, UMR Jakarta Lewat!

Penghasilan Harian SPG Cantik di IIMS 2024, UMR Jakarta Lewat!

Berapa penghasilan harian SPG di ajang pameran otomotif IIMS 2024?

Baca Selengkapnya
Survei Indikator: Suara Partai Pengusung Anies-Cak Imin Banyak Pilih Prabowo-Gibran

Survei Indikator: Suara Partai Pengusung Anies-Cak Imin Banyak Pilih Prabowo-Gibran

PKB paling sedikit menyumbang suara kepada Anies-Cak Imin, daripada partai pengusung lain seperti PKS dan NasDem.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Anies-Cak Imin Resmi Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK

Anies-Cak Imin Resmi Gugat Hasil Pilpres 2024 ke MK

Dilansir dari laman MK, gugatan tersebut telah terdaftar dengan nomor: 01-01/AP3-PRES/Pan.MK/03/2024 tertanggal 21 Maret 2024 pukul 09.02 WIB.

Baca Selengkapnya