(Foto: Treni)
Dream - Binis daring Paytren memberi sejumlah kemudahan bagi para pelanggannya. Tanpa harus repot-repot keluar rumah, kebutuhan membayar tagihan listrik, air hingga pulsa dapat terpenuhi dalam sekejap.
Bisnis yang didirikan Ustaz Yusuf Mansur dalam nauangan PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) ini memang menawarkan kemudahan dalam pembayaran kebutuhan sehari-hari.
Pengamat Ekonomi Syariah IPB, Irfan Syauqi Beik menyatakan jika skema bisnis paytren sudah memenuhi persyaratan ekonomi syariah.
" Dari kacamata agama, apa yang dilakukan tidak keluar dari rel syariah. Meskipun ada yang mengatakan haram saya kira harus dilihat dulu dari dokumen ter-update. Skema bisnisnya seperti apa, mekanismenya sudah berbeda dengan tahun lalu. Dari pengamatan saya tidak bertentangan dengan referensi fatwa yang dikeluarkan Dewan Nasional Syariah Majelis Ulama Indonesia nomor 75," ungkap Irfan pada Minggu, 28 Mei 2017.
Dari sisi ekonomi, Irfan melihat ada peluang yang cukup besar untuk terus dikembangkan. Apalagi jasa yang ditawarkan telah menjadi kebutuhan yang sangat diperlukan masyarakat Indonesia ke depan.
Ia juga menekankan bahwa Paytren hadir sebagai terobosan bisnis e-payment pertama milik Indonesia yang menerapkan prinsip ekonomi syariah. Dengan adanya lisensi dari Bank Indonesia dan perananan Ustaz Yusuf Mansur, bisnis MLM ini menjadi pembeda di antara lainnya.
" Filosofi bisnis berjamaah ini unik karena ada value persaudaraan dan komitmen bersedekah yang menjadikannya sangat menarik," imbuhnya.
Ke depan, Irfan berharap agar Paytren dapat menyusul kesuksesan Western Union. Perusahaan itu berhasil mengeruk keuntungan hingga triliunan rupiah dari jasa pengiriman uang.
Hingga saat ini, secara umum Paytren telah menghasilkan perputaran uang hingga 7 miliar per hari. Sedangkan untuk valuasi perusahaan mencapai angka Rp 4 trilliun.
Apalagi skema pengembangan Paytren dijalankan dengan sangat fair. Sehingga pendapatan masing-masing anggota akan sesuai dengan hasil kerja kerasnya dalam mempromosikan manfaat bisnisnya.
" Kalau rata-rata penghasilan membernya bervariasi ada yang apat Rp 1,2 juta-100 juta per bulan tergantung komitmen dan kerja kerasnya. Saya kemarin datang ke acaranya, ada mantan tukang bangunan yang income sudah mencapai Rp 150 juta per bulan karena dia benar-benar cekatan dan bisa menjual dengan baik bisnisnya," terangnya menambahkan. (Sah)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib