IMF Peringatkan Negara Maju Tak Naikkan Suku Bunga

Reporter : Ramdania
Selasa, 8 September 2015 13:13
IMF Peringatkan Negara Maju Tak Naikkan Suku Bunga
Kebijakan moneter harus tetap akomodatif untuk mencegah suku bunga riil naik secara prematur.

Dream - Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu mendesak bank-bank sentral terkemuka di dunia, untuk menahan diri dari menaikkan suku bunga untuk meningkatkan belanja dalam ekonomi global. IMF menilai kinerja mayoritas ekonomi sekarang meleset dari perkiraan di awal tahun.

IMF menyerukan, tindakan pencegahan dan upaya meningkatkan kinerja jangka menengah ekonomi terbesar di dunia dari saat ini yang masuk tingkat 'moderat'. The Federal Reserve (The Fed), yang sedang mempertimbangkan menaikkan suku bunga AS bulan ini, bukan satu-satunya bank sentral yang diseru oleh IMF.

Dalam catatan agenda yang diberikan kepada menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-20, IMF mengatakan, dorongan ekonomi yang diharapkan dari harga minyak yang lebih rendah telah gagal terwujud. Dengan inflasi yang rendah di semua negara maju, maka 'kebijakan moneter harus tetap akomodatif untuk mencegah suku bunga riil naik secara prematur'.

Seperti dikutip dari Gulf News, Selasa, 8 September 2015, di depan pejabat ketenagakerjaan AS pada akhir pekan lalu, IMF meminta The Fed untuk 'tetap tergantung pada data' dan tidak mengambil tindakan tergesa-gesa 'dengan sedikit bukti adanya tekanan upah dan harga sejauh ini'.

Bos IMF, Christine Lagarde, mengatakan pada bulan Juni The Fed tidak seharusnya menaikkan suku bunga sampai tahun depan.

IMF juga menyarankan ECB harus memperluas program pelonggaran kuantitatif untuk menciptakan euro yang bisa memompa ke dalam perekonomian melalui pembelian obligasi pemerintah.

" Program ini harus diperpanjang jika tidak ada perbaikan yang cukup dalam inflasi yang konsisten dengan memenuhi tujuan stabilitas harga jangka menengah," katanya dalam sebuah pesan menjelang pertemuan kebijakan moneter ECB pada hari Kamis, pekan lalu.

Dan IMF meminta Bank of Japan tetap siaga untuk pelonggaran lebih lanjut. Peringatan dari IMF tersebut akan menciptakan situasi sulit bagi yang hadir di KTT G-20 akhir pekan ini.

Pertemuan yang seharusnya menjadi urusan yang tenang, berubah menjadi panas di tengah volatilitas pasar keuangan dan kekhawatiran bahwa ekonomi Cina yang melambat akan menggelincirkan ekonomi global.

IMF menegaskan, perkiraannya tentang adanya harapan peningkatan kinerja pada paruh kedua tahun 2015 sudah tidak berlaku lagi bagi mayoritas ekonomi terbesar di dunia. Pertumbuhan telah meleset dari perkiraan untuk Amerika Serikat, Euro, Jepang dan sebagian besar ekonomi miskin.

Satu pesan positif adalah bahwa meskipun semua mata kini tertuju pada Cina, IMF percaya pertumbuhan ekonomi pada semester pertama 2015 'secara luas sejalan dengan perkiraan sebelumnya' dan meskipun investasi telah melambat, 'pertumbuhan konsumsi tetap stabil'.

Lebih penting daripada pembaruan pada tren sepanjang tahun ini, IMF memperingatkan bahwa risiko terhadap kesehatan ekonomi global telah meningkat dan 'materialisasi simultan dari beberapa risiko ini akan menyiratkan outlook yang lebih lemah'.

Namun risiko yang lebih tinggi diterima negara-negara miskin, terutama yang terdampak pelemahan harga komoditas, yang terlibat utang mata uang dolar dengan AS dan yang sangat tergantung pada permintaan Cina untuk ekspor mereka.

Untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dengan risiko tinggi, IMF mendesak pemerintah untuk terus maju dengan reformasi yang akan meningkatkan kinerja ekonomi jangka menengah.

" Setelah enam tahun permintaan yang melemah, kemungkinan kerusakan terhadap output potensial semakin perlu perhatian," kata catatan tersebut.

IMF menempatkan penekanan pada reformasi seperti upaya untuk meningkatkan partisipasi dalam pasar tenaga kerja yang bisa memenuhi meningkatnya permintaan dan pertumbuhan jangka menengah. (Ism)

Beri Komentar