Dream – Menyambut libur akhir pekan, bursa saham syariah berguguran. Aksi jual pemodal lokal seiring sentimen melemahnya harga batu bara dan pelemahan rupiah memaksa Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) tiarap.
Pelemahan ini justru mncul di saat aksi jual pemodal asing mulai berkurang. Begitu juga kondisi bursa regional yang beranjak menguat.
Pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 18 November 2016, indeks ISSI melemah 1,195 poin (0,7%) ke level 169,902. Indeks acuan saham bluechip syariah, JII juga merosot 5,242 poin (0,76 persen) ke level 687,793.
Hingga sesi penutupan perdagangan, sebanyak 23,2 miliar saham syariah telah diperdagangkan pelaku pasar dengan transaksinya mencapai Rp2,96 triliun.
Aksi beli investor asing memang masih terjadi namun dalam nominal yang mulai berkurang. Asing tercatat menarik dana sekitar Rp118,29 miliar dari pasar modal Indonesia. Angka ini tidak sebesar perdagangan kemarin yang mencapai Rp144,05 miliar.
Keputusan pemodal lokal melepas sahamnya mendorong 107 saham syariah menyambut libur akhir pekan di zona merah. Sementara 67 saham lainnya bertahan stagnan. Meski melemah, ISSI mencatat ada 60 saham syariah yang ditutup menguat
Mayoritas indeks emiten sektoral mengalami koreksi. Yang terdalam terjadi pada sektor pertambangan yang turun 1,9 persen, diikuti sektor perdagangan 1,77 persen, dan sektor pertanian 1,27 persen.
Hanya tiga indeks sektoral yang berhasil menguat yaitu industri dasar yang naik 0,22 persen, industri aneka 0,16 persen, dan industri manufaktur 0,01 persen.
Emiten-emiten top gainer yang menjadi favorit investor hari ini adalah emiten INTP yang naik Rp100, AKRA Rp75, dan SMGR Rp75.
Sebaliknya, emiten komoditas menjadi penghuni top losser dipimpin PTBA yang rontok Rp800, UNTR Rp600, dan AALI Rp300.
Dari pasar uang, nilai tukar rupiah ditutup melemah 55 poin (0,41 persen) di level Rp13.415 per dolar AS. Kurs rupiah melemah cukup dalam di level Rp13.450 per dolar AS.(Sah)