Indeks Syariah Hari Ini Ditutup Menguat.
Dream - Indeks acuan saham syariah ditutup menguat pada penutupan perdagangan, Kamis 10 November 2016. Berbaliknya indeks syariah ke arah positif ini dipicu laju bursa global dan regional yang mulai kembali menguat.
Para pelaku pasar seperti mulai realistis dengan sentimen kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat.
Pada papan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) berada di level 180,051 atau menguat 1,828 poin (1,03%). Sedangkan indeks saham bluechip syariah, Jakarta Islamic Index (JII) menguat 7,523 poin (0,99%) di level 737,341.
hilangnya kecemasan ini sudah terlihat di awal-awal perdagangan. Kedua indeks acuan saham syariah ini kompak dibuka dan melaju positif sepanjang perdagangan. ISSI bahkan sempat menyentuh level tertinggi di 181,208 sedangkan JII naik ke posisi 743,309.
Transaksi perdagangan saham syariah sampai sesi paska penutupan mencapai 36,77 miliar saham dengan dana bergulir sampai Rp 4,87 triliun.
Berbeda dengan perdagangan kemarin, pemodal asing kali ini justru melakukan aksi ambil untung dengan melepas portoflio saham syariahnya. Asing tercatat mencetak nett sell sampai Rp 529 miliar.
Dengan munculnya aksi beli investor lokal, sebanyak 149 saham syariah ditutup menguat. Sisanya, sebanyak 57 saham syariah masih terserang aksi jual.
Sebagian besar emiten sektoral bergerak menguat dimotori emiten pertambangan yang naik 3,33 persen. Disusul properti yang naik 1,96 dan infrastruktur 1,42 poin.
Hanya ada dua emiten sektoral yang indeksnya turun, yaitu emiten konsumer yang indeksnya turun 0,64 persen dan manufaktur 0,11 persen.
Emiten-emiten syariah top gainer yang menjadi incaran investor selama perdagangan hari ini adalah emiten UNTR yang harga sahamnya naik Rp550, PTBA Rp525, SILO Rp450, LPPF Rp400, dan AALI Rp300.
Sebaliknya, yang mengalami penurunan harga paling dalam adalah emiten UNVR yang harga sahamnya turun Rp675, INTP Rp50, KLBF Rp40, AKRA Rp50, dan ICBP Rp25.
Dari pasar uang, rupiah justru melemah terhadap dolar AS. Nilai tukarnya turun di 32 poin atau 0,24 persen di kisaran Rp13.140 per dolar AS.
Direktur Bursa Efek Indonesia (BEI), Alpino Kianjaya, mengatakan rebound yang terjadi pada Bursa Efek Indonesia ini terjadi karena kecemasan pelaku pasar terhadap Trump hanya sementara.
" Mereka tidak khawatir akan hal itu. Ini, kan, baru dipilih dan kami yakin pelaku pasar percaya kredibilitas atas pengalaman yang luar biasa. Donald Trump sudah punya pengalaman yang luar biasa. Investasinya di mana-mana, termasuk di Indonesia," kata Alpino di Jakarta.
Director, Head of Equity Brokerage Division Henan Putihrai, Hendra Martono, mengatakan kembalinya kepercayaan pelaku pasar ini bisa jadi disebabkan oleh pidato kemenangan Trump. Dikatakan bahwa dia memuji rivalnya, Hillary Clinton, dan bertekad untuk menyatukan dan membuat Amerika Serikat sebagai bangsa yang besar. Selain itu, Trump juga merupakan orang dari Partai Republik dan senator Amerika Serikat juga mayoritas dari Partai Republik. Komposisi ini membuat pasar melihat pemerintah Amerika Serikat bisa lebih mudah dalam mengambil kebijakan.
" (Pelaku pasar) melihat kebijakan yang akan dilaksanakan, bisa diambil dengan mudah," kata dia.
Advertisement
Kenapa Seseorang Bisa Terkena Cacingan? Ini Kata Dokter
Waspada, Ini yang Terjadi Pada Tubuh saat Kamu Marah
Respons Tuntutan, DPR RI Siap Bahas RUU Perampasan Aset
5 Komunitas Parenting di Indonesia, Ada Mendongeng hingga MPASI
Banyak Pedagang Hengkang, Gubernur Pramono Gratiskan Sewa Kios 2 Bulan di Blok M Hub
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`