Indeks Syariah Menguat, Emiten Tambang Jadi Buruan

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 31 Oktober 2016 16:39
Indeks Syariah Menguat, Emiten Tambang Jadi Buruan
Kinerja perdagangan saham syariah `kinclong` di awal pekan.

Dream – Saham-saham syariah kembali menunjukkan performa baiknya di awal pekan. Dua indeks acuan saham syariah bergerak menguat pada penutupan perdagangan harian Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 31 Oktober 2016.

Meski para investor ramai melakukan aksi jual saham, laju Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) sukses bertahan di zona positif. Emiten sektor pertambangan dan perdagangan menjadi motor penggerak bursa. 

Indeks ISSI menutup perdagangan dengan naik tipis ke level 179,221 atau 0,333 poin (0,19%). Hal serupa juga dialami indeks saham bluechip syariah, indeks JII yang menguat 0,534 poin (0,07%) di level 739,911.

Hingga sesi paska penutupan perdagangan, sebanyak 40,8 miliar lembar saham syariah telah diperdagangkan. Transaksi  jual beli saham syariah mencapai Rp3,43 triliiun.

Maraknya aksi beli investor berhasil mendominasi papan perdagangan ISSI. Sebanyak 103 saham syariah menutup perdagangan di zona positif. Penguatan ini tertekan oleh koreksi harga saham dari 96 emiten syariah. 

Emiten-emiten yang paling berpengaruh terhadap penguatan perdagangan hari ini adalah emiten sektor pertambangan yang harganya naik 1,15 persen, perdagangan naik 1,1 persen, dan properti yang naik 0,82 persen.

Saham anak usaha kelompok Astra, UNTR, menjadi saham pencetak kenaikan harga saham tertinggi, top gainer , usai naik Rp525. Disusul AKRA yang naik Rp350, SILO Rp150, INCO Rp90, dan ASII Rp50.

Emiten-emiten top losser yang harga sahamnya terkoreksi paling dalam adalah emiten AALI yang harga sahamnya turun Rp275, ICBP Rp125, PTBA Rp125, SMGR Rp125, dan LPPF Rp75.

Kinerja positif perdagangan hari ini juga berimbas terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Di pasar uang, rupiah ditutup menguat 28 poin (0,21%) di level Rp13.017 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level terendah di kisaran Rp13.075 per dolar AS dan tertinggi di level Rp13.030 per dolar AS.(Sah)

Beri Komentar