Indeks Syariah Menguat, Bursa Saham RI Tatap Rekor Baru

Reporter : Syahid Latif
Jumat, 22 Agustus 2014 10:17
Indeks Syariah Menguat, Bursa Saham RI Tatap Rekor Baru
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 9,69 poin (0,19%) ke level 5.215,83.

Dream - Pasar modal Indonesia melaju positif menyambut keputusan penolakan seluruh tuntutan sengketa Pilpres dari kubu Prabowo-Hatta oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Bahkan analis yakin, bursa saham domestik tengah menatap pencetakan rekor baru.

Pada pembukaan perdagangan saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 22 Agustus 2014, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 9,69 poin (0,19%) ke level 5.215,83.

Penguatan lebih meyakinkan terjadi pada sesi pembukaan dimana IHSG tancap gas dengan menguat 15,66 poin (0,30%) menjadi 5.221,79.

Laju positif IHSG di awal perdagangan ini disokong oleh naiknya harga saham dari 118 emiten. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan emiten yang melemah sebanyak 20 saham dan 60 emiten yang stagnan.

Volume perdagangan saham tercatat mencapai 178,16 juta saham dengan nilai sekitar Rp 246 miliar. Dari nilai itu, pemodal asing mencatatkan nett buy sekitar Rp 1 miliar sementara pemain lokal mencoba menarik untung sedikit.

Pembukaan positif juga dibukukan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang menguat ke level 171,66. Sayangnya, ISSI saat ini tengah dalam laju melemah 0,45 poin (0,26%) k level 170,83.

Meski melemah, 89 emiten syariah bergerak di zona hijau dan 63 lainnya melemah di perdagangan pukul 10.00 WIB. Nilai transaksi perdagangan telah menembus angka Rp 1,05 triliun.

Di jajaran saham-saham unggulan syariah, indeks Jakata Islamic Index (JII) juga ikut menguat ke level 709,34. Aksi jual pemodal memanfaatkan momentuk positif ini membuat indeks JII saat ini mengalami koreksi 3,5 poin (),49%) ke level 703,93.

Sebanyak 10 emiten bluechips syariah merangsek zona hijau sementara 14 lainnya melemah.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan sentimen positif hasil sidang MK ini didukung kondisi bursa regional Asia yang terlihat kondusif.

" Dengan resisten pertama IHSG yang berupa rekor di 5251, IHSG berpeluang untuk mencetak rekor baru sebagai respon positif atas putusan MK tersebut," katanya.

Satrio menambahkan pergerakan dari saham-saham di BEI sepertinya bakal terlihat merata di semua lini. Namun masih banyaknya sentimen-sentimen negatif yang ada dari dalam negeri, membuat analis cenderung memberikan rekomendasi profit taking, apabila harga saham meningkat terlalu tajam.

" Jika Jokowi Effect terjadi, kami lebih menyarankan pemodal untuk melakukan aksi profit taking, dengan strategi Sell On Strength," katanya

Beri Komentar