Bank Indonesia Berencana Menerbitkan Rupiah Digital. (foto: Shutterstock)
Dream – Bank Indonesia (BI) sedang menguji rencana penerbitan rupiah digital untuk mendorong digitalisasi ekonomi. Rupiah digital tersebut diberi nama Central Bank Digital Currency (CDBC).
Mata uang digital ini tidak sama dengan konsep mata uang kripto (cryptocurrency) yang selama ini dikenal. Nantinya, CDBC diterbitkan dan dikelola langsung oleh pemerintah, yaitu bank sentral.
“ Uang kertas itu adalah tagihan atas bawah, dimana kita serahkan ke siapa saja, itu akan menjadi milik mereka. CBDC ini berarti mengubah konsep tagihan itu ke ranah digital, di KUH Perdata itu belum ada konsepnya,” ujar Senior Partner UMBRA Putu Raditya Nugraha dalam diskusi virtual, dikutip dari Liputan6.com Selasa 13 April 2021.
Yang membuat rupiah digital berbeda dengan cryptocurrency adalah posisinya. Lanjut Putu, cryptocurrency di Indonesia dinilai sebagai komoditas karena hanya ada satu mata uang di Indonesia, yaitu rupiah. CBDC adalah rupiah digital, sehingga posisinya tidak sama dengan mata uang kripto.
“ Nilai cryptocurrency juga timbul akibat kepercayaan dari masyarakat terhadap nilai tersebut,” jelas dia.
Demikian pula jika dibandingkan dengan emoney. Emoney ialah dompet digital yang dikelola oleh emoney operator dan harus diisi dengan saldo uang terlebih dahulu sebelum bisa digunakan.
“ Sementara CBDC ini, ya, seluruh uang kita itu CBDC, digital, jadi itu seperti aset atau harta,” kata dia.
Beberapa Negara telah mengembangkan mata uang digital ini. Salah satunya adalah Tiongkok. Tiongkok telah mengerjakan proyek ini sejah 2014.
Bank Rakyat China (PBOC) menjadi ujung tombak yang menangani proses lahirnya yuan digital, yang juga disebut mata uang digital bank sentral (CBDC) yang bertujuan untuk menggantikan uang tunai yang beredar. Mata uang itu bernama Mata Uang Digital Pembayaran Elektronik.
Yuan digital adalah cara efektif bagi bank sentral di China untuk mendigitalkan uang kertas dan koin yang umumnya beredar dan dijadikan alat transaksi konvensional. Hal ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pasar China yang memang sudah sangat maju dalam rutinitas pembayaran non tunai. Yuan digital akan menjadi cara untuk mempercepat proses itu secara menyeluruh.
“ Penggunaan uang tunai semakin berkurang. Akhirnya, uang tunai akan digantikan oleh sesuatu dalam format digital. Itulah salah satu pendorong besar di balik ini,” kata Pemimpin Proyek Perdagangan Digital, Yan Xiao, di Forum Ekonomi Dunia, melansir CNBC, dikutip dari Liputan6.com.
(Sumber: Liputan6.com/Athika Rahma)
Advertisement
Dompet Dhuafa Kirim 60 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa
