Indonesia Jadi Tempat Aliran `Uang Haram` Terburuk Dunia

Reporter : Syahid Latif
Senin, 22 Desember 2014 08:00
Indonesia Jadi Tempat Aliran `Uang Haram` Terburuk Dunia
Aliran uang gelap di negara berkembang selama 10 tahun terakhir ditaksir mencapai US$ 991,2 miliar. Selain Indonesia, siapa negara lainnya?

Dream - Uang haram yang beredar di negara-negara berkembang di dunia ditaksir mencapai US$ 991,2 miliar atau sekitar Rp 12.298 triliun. Dalam satu dekade terakhir aktivitas terlarang ini terus meningkat.

Dana haram ini biasanya digunakan untuk aksi kejahatan, korupsi, penggelapan pajak, dan aktivitas terlarang lainnya.

Mengutip laporan Global Financial Integarity (GFI) yang dikutip Dream, Senin, 22 Desember 2014, negara berkembang dan emerging contries ditaksir mengalami kerugian hingga US$ 6,6 triliun akibat aliran dana haram sepanjang 2003-2014.

Uang haram yang mengalir keluar negeri itu meningkat rata-rata 9,4 persen per tahun. Pertumbuhan ini hampir dua kali lipat dari PDB dunia.

Negara-negara sub sahara Afrika tercatat sebagai kawasan paling banyak mengalami kerugian akibat modal terlarang ini. Di kawasan ini, aliran keluar dana haram mencapai 5,5 persen dari PDB tahunan.

GFI melaporkan pelanggaran dalam transaksi perdagangan tercatat merupakan pemicu terbesar dari aliran dana haram tersebut. Porsinya mencapai 77,8 persen dari total aliran dana haram seluruh dunia.

Pemicu kedua adalah aliran keluar dana panas terlarang yang nilainya ditaksir mencapa US$ 1,48 triliun.

Presiden GFI, Raymond Baker meperkirakan hasil laporannya ini baru merupakan perhitungan konservatif. Diperkirakan lebih dari 10 kali lipat dana bantuan dari luar negeri telah diterima negara-negara berkembang ini.

" Aliran dana terlarang merupakan masalah besar yang bisa merupakan perekonomian negara berkembang dan emerging economies," kata Baker.

Mengutip laporan GFI, berikut adalah 10 negara dengan aliran dana gelap terbesar selama satu dekade terakhir:

1. China

Rata-rata per tahun: US$ 125,24 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 1,25 triliun

2. Rusia

Rata-rata per tahun: US$ 97,38 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 973,85 miliar

3. Meksiko

Rata-rata per tahun: US$ 51,42 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 514,25 miliar

4. India

Rata-rata per tahun: US$ 43,95 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 439,58 miliar

5. Malaysia

Rata-rata per tahun: US$ 39,48 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 394,86 miliar

6. Arab Saudi

Rata-rata per tahun: US$ 30,86 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 308,62 miliar

7. Brasil

Rata-rata per tahun: US$ 21,70 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 217,10 miliar

8. Indonesia

Rata-rata per tahun: US$ 18,78 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 187,84 miliar

9. Thailand

Rata-rata per tahun: US$ 17,16 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 171,67 miliar

10. Nigeria

Rata-rata per tahun: US$ 15,74 miliar
Kumulatif 2003-2012: US$ 157,45 miliar

 

Beri Komentar