Jangan Ajukan 7 Pertanyaan Ini ke Teman Kerja

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 8 November 2016 07:15
Jangan Ajukan 7 Pertanyaan Ini ke Teman Kerja
Hati-hati, dia bisa marah.

Dream – Ketika baru masuk bekerja atau memiliki rekan kerja yang baru, tentu banyak hal yang ingin ditanyakan kepada mereka. Mulai dari pertanyaan seputar pekerjaan hingga pertanyaan yang bersifat pribadi terkadang ingin dilontarkan.

Seorang karyawan acapkali menanyakan siapa identitasnya dan tempat tinggal kepada rekan kerja. Tapi, tak jarang pula yang menanyakan sesuatu yang bersifat pribadi—bahkan sensitif, seperti berat badan dan usia.

Bagi rekan kerja yang santai, pertanyaan-pertanyaan itu tidak menjadi masalah. Kalau yang sensitif, tentu dia akan menilai si penanya itu adalah orang yang sok kenal dan sok dekat. Kalau sudah begitu, jangan heran dengan respons yang akan diberikan—atau malah tak diberikan jawaban sama sekali.

Sebenarnya, apa saja yang tak boleh ditanyakan kepada rekan kerja? Berikut ini adalah 7 pertanyaan yang “ haram” ditanyakan kepada mereka dilansir dari CheatSheet.

1 dari 7 halaman

Siapa Anda?

Siapa Anda? © Dream

Jika bertemu dengan rekan kerja, jangan tanyakan hal ini. Sebab, mereka akan berasumsi bahwa Anda hanya fokus terhadap kedaerahan seseorang. Lebih baik tanyakan ketika sudah benar-benar akrab.

Seorang penulis untuk artikel etiket Uncommon Courtesy, Jaya Saxena, mengatakan sebaiknya karyawan memperhatikan etiket dalam bekerja, tak terkecuali terhadap bertanya asal-usul rekan kerja.

“ Perhatikan respons mereka. Apakah mereka merasa tidak nyaman atau santai untuk menjawab pertanyaan? Pastikan Anda juga memperhatikan hal-hal ini dan minta maaf kalau ternyata pertanyaan itu mengusik rekan kerja,” kata Saxena.

2 dari 7 halaman

Apa Orientasi Seksual Anda?

Apa Orientasi Seksual Anda? © Dream

Pertanyaan ini terdengar mengganggu di telinga. Lebih baik tidak bertanya tentang hal yang satu ini kepada rekan kerja, kecuali mereka sudah nyaman dengan kita. Jika pertanyaan ini dilontarkan, mereka yang berbeda orientasi, tentu berpikir akan mendapatkan diskriminasi di dunia kerja.

3 dari 7 halaman

Ingin Punya Anak?

Ingin Punya Anak? © Dream

Jika ingin bertanya tentang hal ini, coba pikirkan kembali masak-masak. Apakah Anda ingin tahu? Lalu, mengapa ingin tahu? Ini adalah pertanyaan yang sudah benar-benar masuk ke ranah pribadi dan ranah ini tidak boleh dimasuki oleh orang lain.

4 dari 7 halaman

Berapa Uang yang Telah Dihasilkan?

Berapa Uang yang Telah Dihasilkan? © Dream

Jumlah uang yang dihasilkan bukanlah urusan karyawan. Jika memilih untuk mendiskusikan gaji, hati-hati, bisa iri. karyawan hanya akan sibuk dengan kompetisi dan kecemburuan. Jika menemukan rekan kerjanya bergaji lebih tinggi, dia akan protes kepada bos dan meminta kenaikan gaji.

“ Jika bertanya soal gaji dengan rekan kerja yang bekerja di tempat yang sama dengan Anda (dan gajinya lebih tinggi), bisa jadi mereka mendapatkan kompensasi yang berbeda dilihat dari pengalaman kerjanya atau sertifikat yang dimilikinya,” kata Carroll.

5 dari 7 halaman

Berapa Berat Badan Anda?

Berapa Berat Badan Anda? © Dream

Jika tidak berkaitan dengan pekerjaan, lebih baik pertanyaan seperti “ berapa berat badanmu” atau “ sedang diet?” jangan diutarakan kepada rekan kerja. Jika rekan kerja punya masalah serius dengan berat badan, pertanyaan itu bisa menjadi sangat menyakitkan hati.

6 dari 7 halaman

Seberapa Tua Anda?

Seberapa Tua Anda? © Dream

Hati-hati pertanyaan ini. Jika punya teman kerja yang terlihat muda, mereka akan berpikir Anda akan mempertanyakan penampilan mereka. Sebaliknya, jika dilontarkan kepada mereka yang sudah berumur, tentu mereka beranggapan bahwa Anda memanggil mereka “ tua”

7 dari 7 halaman

Punya Masalah Kesehatan?

Punya Masalah Kesehatan? © Dream

Duh, informasi tentang kesehatan bukan urusan orang lain. Jadi, lebih baik jangan bertanya langsung, terutama bagi mereka yang memilih menyembunyikan penyakitnya. Pertanyaan ini juga akan membuat rekan kerja merasa didisikriminasi gara-gara masalah kesehatannya. Jika ingin, dia juga akan bercerita sendiri tentang penyakitnya, kok.

Beri Komentar