19 Permainan Psikologis Biar Lolos Wawancara Kerja

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Selasa, 1 November 2016 10:28
19 Permainan Psikologis Biar Lolos Wawancara Kerja
Terkadang, interview membuat pelamar merasa gugup.

Dream – Para pelamar yang terpilih sebagai kandidat, kerap merasa gugup dan deg-degan ketika hendak memasuki proses wawancara kerja. Ada saja yang membuat mereka canggung, baik materi pertanyaan maupun pewawancara.

Jangan gugup. Pewawancara kerja juga manusia, kok. Artinya, mereka juga memiliki masalah psikologi sendiri saat hendak mewawancarai pelamar kerja.

Namun dengan sedikit perubahan mental di sana sini, seorang pelamar kerja diharapkan bisa terlihat kompeten, lebih disukai, dan 'hireable' di mata pewawancara kerja.

Berikut adalah 19 strategi yang secara psikologis bisa membuat seorang pewawancara kerja lebih menyukai dan meloloskan Anda saat wawancara, dilansir dari Business Insider, Selasa 1 November 2016.

1 dari 10 halaman

Pilih Hari Selasa dan Usahakan Tak Ada Persaingan Ketat

Pilih Hari Selasa dan Usahakan Tak Ada Persaingan Ketat © Dream

Menjadwalkan Wawancara Kerja Sekitar Jam 10.30 pada Hari Selasa

Menurut Glassdoor.com, waktu 'terbaik' untuk melakukan wawancara adalah waktu yang terbaik menurut pewawancara - bukan waktu yang terbaik menurut Anda. Jika perusahaan menawarkan fleksibilitas dalam memilih waktu wawancara, tanyakan apakah Anda bisa datang di sekitar 10:30 pada hari Selasa. Itu adalah saat pewawancara dalam kondisi relatif santai.

Selain itu, Anda harus menghindari pertemuan terlalu pagi karena pewawancara Anda mungkin masih disibukkan dengan segala urusannya hari itu. Anda juga harus menghindari wawancara di jam-jam terakhir hari kerja. Ini sudah jelas karena pewawancara kerja mungkin sudah berpikir masalah urusan di rumah.

Usahakan Dapat Giliran Wawancara Tanpa Ada Persaingan yang Ketat

Riset mengatakan pewawancara mendasarkan evaluasi terhadap kandidat lain yang mereka wawancarai hari itu. Karena itu usahakan mendapat giliran wawancara tanpa ada pesaing yang kuat hari itu. Jangan sampai mendapat giliran wawancara di belakang sederet kandidat yang kemungkinan peluangnya lebih besar daripada Anda.

Sebuah penelitian menunjukkan pelamar kerja yang mendapat giliran wawancara di belakang kandidat yang lemah akan memiliki peluang besar memenangkan persaingan. Jika a tahu hari itu bukan Anda saja yang diwawancarai, usahakan mendapat giliran setelah kandidat yang dianggap lemah.

 

2 dari 10 halaman

Usahakan `Matching` dengan Lihat Usia Pewawancara

Usahakan `Matching` dengan Lihat Usia Pewawancara © Dream

Tampil 'Matching' dengan Citra yang Ingin Ditonjolkan

Survei yang dilakukan Career Building menunjukkan warna pakaian yang berbeda-beda akan memberi kesan yang berbeda pula. Sekira 23 persen pewawancara merekomendasikan memakai warna biru, yang menunjukkan sifat bisa bekerja secara tim. Sementara 15 persen merekomendasikan warna hitam, yang menunjukkan sifat kepemimpinan.

Sementara itu, 25 persen mengatakan oranye adalah warna terburuk dipakai, karena menunjukkan kandidat tidak profesional. Warna abu-abu menunjukkan sifat penuh logika atau analitis, putih berarti teratur, cokelat mengesankan mandiri, dan merah memperlihatkan sifat kekuatan.

Sesuaikan Jawaban dengan Usia Pewawancara

Pelajari tentang siapa pewawancara Anda dan berusaha berikan jawaban sesuai dengan generasi usianya. John B. Molidor, Ph.D., dan Barbara Parus menulis dalam bukunya, Crazy Good Interviewing, Anda harus melakukan sedikit survei berdasarkan generasi pewawancara Anda. Berikut rincian mereka:

Pewawancara Generasi Y (antara 20 dan 30): Bawalah sampel visual karya Anda dan tonjolkan kemampuan Anda untuk melakukan multitasking.

Pewawancara Generasi X (antara 30 dan 50): Tekankan kreativitas dan sebutkan bagaimana keseimbangan kerja/hidup memberikan kontribusi untuk kesuksesan Anda.

Pewawancara Baby Boomer (antara 50 dan 70): Tunjukkan rasa hormat terhadap apa yang telah mereka capai dan bahwa Anda pekerja keras.

Pewawancara Generasi Diam (antara 70 dan 90): Tunjukkan loyalitas dan komitmen Anda pada pekerjaan sebelumnya.

 

3 dari 10 halaman

Perhatikan Gerakan Tangan dan Cari Kesamaan

Perhatikan Gerakan Tangan dan Cari Kesamaan © Dream

Perhatikan Gerakan Tangan

Saat berbicara dalam wawancara, usahakan jangan membuat gerakan tangan yang berlebihan. Seperti diketahui, sudah menjadi kebiasaan orang untuk menggerakkan tangan saat berbicara dengan orang lain. Jika sebatas menaruh tangan di atas meja dengan telapak tangan terbuka atau menangkupkan jari-jari itu tidak masalah. Malah membuka telapak tangan menunjukkan sikap hormat. Sementara menangkupkan jari-jari berarti percaya diri.

Menaruh tangan di atas meja dengan posisi telapak tangan ke bawah dianggap punya sifat mendominasi. Sedangkan tangan di bawah meja juga tidak sopan karena dianggap suka menyembunyikan sesuatu, apalagi sambil ketuk-ketuk meja.

Cari Kesamaan dengan Pewawancara

Menurut sebuah teori psikologi, kita cenderung suka bergaul dengan orang-orang yang punya pandangan, hobi, keinginan, atau apa pun yang sama. Jadi, cobalah untuk menemukan kesamaan dengan pewawancara tentang berbagai hal yang sama-sama kalian sukai.

4 dari 10 halaman

Tiru Bahasa Tubuh dan Puji Pewawancara Kerja

Tiru Bahasa Tubuh dan Puji Pewawancara Kerja © Dream

Tirukan Bahasa Tubuh Pewawancara

Efek bunglon adalah teori psikologi yang mengajarkan bagaimana seseorang cenderung menirukan gerakan orang lain. Ahli bahasa tubuh, Patti Wood, mengatakan menirukan bahasa tubuh orang lain ibarat Anda menari dengan orang itu. Jika tidak, Anda akan terlihat tidak tertarik pada apa yang dikatakan orang itu, Anda seperti bukan salah satu anggota tim atau bahkan Anda seorang pembohong.

Jika pewawancara memajukan tubuhnya ke depan dan meletakkan tangannya di atas meja, cobalah untuk melakukan hal yang sama. Kemungkinan dia tidak akan melihat bahwa Anda menirukan gerakannya.

Puji Pewawancara dan Perusahaan Tanpa Terkesan Mempromosikan Diri

Dikutip PsyBlog, peneliti menemukan bahwa para siswa yang bisa mengambil hati pewawancara, tanpa bermaksud sebagai promosi diri, lebih mungkin untuk direkomendasikan mendapatkan pekerjaan. Sementara para siswa yang memuji perusahaan dan pewawancara untuk menunjukkan antusiasme mereka untuk mendapatkan pekerjaan tidak memperoleh nilai positif.

5 dari 10 halaman

Percaya Diri dan Jujur pada Kelemahan Diri

Percaya Diri dan Jujur pada Kelemahan Diri © Dream

Selalu Tampilkan Kepercayaan Diri dan Rasa Hormat

Dalam wawancara, selalu tunjukkan rasa hormat dan kepercayaan diri kepada pewawancara kerja. Salah satu cara untuk melakukannya adalah untuk mengatakan sesuatu seperti, " Saya mencintai pekerjaan Anda di [bidang apa pun]. Hal ini mengingatkan saya pada pekerjaan saya di [bidang apa pun]."

Anda harus percaya diri dalam memulai sebuah pembicaraan namun juga jangan lupa untuk memberi rasa hormat terhadap pekerjaan pewawancara Anda.

Jujur terhadap Kelemahan Diri Sendiri

Salah satu pertanyaan menakutkan dalam wawancara kerja adalah " Apa kelemahan terbesar dalam diri Anda?" . Biasanya Anda akan mencari cara untuk menutupi kelemahan Anda. Ini adalah langkah yang salah.

Alih-alih berbohong tentang kelemahan Anda, cobalah untuk berkata jujur, misalnya, " Saya kurang ahli di bidang ini, tapi sangat pandai dalam bidang itu" . Ini jawaban yang lebih baik dan mungkin pewawancara akan merekomendasikan agar Anda diterima.

6 dari 10 halaman

Buat Diri Lebih Kuat dan Bicara Penuh Ekspresi

Buat Diri Lebih Kuat dan Bicara Penuh Ekspresi © Dream

Buat Diri Menjadi Lebih Kuat dan Mampu

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kita bisa membangun perasaan lebih kuat dan mampu dari orang lain dengan mudah dalam situasi tertentu. Dalam penelitian itu peserta yang memiliki kemampuan lebih dari orang lain dianggap sebagai orang yang berpengaruh dalam sebuah tugas yang dikerjakan secara berkelompok.

Kesan tersebut bahkan berlanjut hingga dua hari kemudian. Jadi, Anda bisa melakukan strategi yang sama saat wawancara kerja. Sebelum berangkat ke sebuah wawancara kerja, tulis beberapa hal yang membuat Anda seolah-olah pemimpin dalam kelompok kerja.

Berbicaralah Penuh Ekspresi

Jika Anda ingin terdengar cerdas, cobalah untuk berbicara secara ekspresif, jangan monoton. " Jika dua pembicara mengucapkan kata-kata yang persis sama, tapi salah satunya melakukannya dengan sedikit cepat dan kuat, dengan beberapa jeda dan variasi dalam volume suaranya, maka pembicara itu akan dinilai sebagai yang lebih berpengetahuan, cerdas, dan energik," kata Leonard Mlodinow, penulis buku Subliminal: How Your Unconscious Mind Rules Your Behavior.

Sementara itu, Geofrey James mengatakan memperlambat dan mempercepat ucapan tergantung pada bobot penjelasan yang ingin disampaikan.

" Jika meringkas atau menjelaskan latar belakang, berbicaralah lebih cepat daripada ketika Anda memberikan informasi baru. Ketika memperkenalkan konsep penting, perlambat untuk memberikan pendengar waktu untuk menyerapnya," kata James.

 

7 dari 10 halaman

Tatap Mata dan Bersikap Ramah

Tatap Mata dan Bersikap Ramah © Dream

Tatap Mata ketika Pertama Kali Bertemu

Dalam satu penelitia, peserta diminta menonton video tentang orang asing yang berbicara satu sama lain untuk pertama kalinya dan kemudian menilai mana yang terlihat cerdas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang secara konsisten melakukan kontak mata saat berbicara dianggap lebih cerdas daripada mereka yang tidak melakukan kontak mata.

Bersikap Ramah dan Tegas pada Saat yang Sama

Satu penelitian berusaha untuk mengetahui alasan mengapa kandidat yang terlihat cemas cenderung sulit diterima dalam pekerjaan. Ternyata, setidaknya dalam wawancara tiruan, sikap cemas sehingga Anda tampak kurang hangat, tegas, dan berbicara dengan suara pelan yang membuat pelamar kerja memiliki sedikit peluang.

" Jika Anda bukan tipe ekstrover, cobalah berusaha menjual keahlian Anda," kata Deborah M. Powell kepada Forbes, “ jangan takut untuk menyumbangkan kontribusi Anda."

Powell mengatakan berbicara pelan akan memperkecil peluang kandidat karena pewawancara mungkin mengasumsikan bahwa kandidat memiliki kesulitan dalam menjawab pertanyaan mereka.

 

8 dari 10 halaman

Tunjukkan Potensi dan Jangan Terlalu Banyak Senyum

Tunjukkan Potensi dan Jangan Terlalu Banyak Senyum © Dream

Tunjukkan Potensi

Anda mungkin beranggapan pewawancara tertarik dengan semua prestasi Anda di masa lalu. Tetapi penelitian menunjukkan Anda harus lebih fokus pada apa yang bisa Anda lakukan di masa depan, jika Anda diterima di perusahaan.

Jangan terlalu sering tersenyum

Saat wawancara jangan memasang wajah serius sepanjang waktu, cobalah untuk sedikit rileks. Tetapi Anda harus menghindari terlalu sering tersenyum lebar. Penelitian menunjukkan bahwa, untuk profesi tertentu, tersenyum terlalu banyak dapat merusak keberhasilan Anda dalam wawancara kerja. Profesi seperti reporter surat kabar, manajer, dan asisten peneliti kurang berpeluang untuk mendapatkan pekerjaan jika pelamarnya sering tersenyum. Sementara mereka yang akan bekerja sebagai consumer representative atau penjual, diharuskan banyak tersenyum selama wawancara kerja.

 

9 dari 10 halaman

Antusias dan Jangan Tunggu Diajak Bicara

Antusias dan Jangan Tunggu Diajak Bicara © Dream

Bersikap Antusias

Seperti yang dibilang Jonathan Golding dan Anne Lipert di Psychology Today, para pelamar kerja yang memancarkan energi dan antusiasme tinggi lebih cenderung akan direkomendasikan untuk diterima bekerja. Menurut Golding dan Lipert, pelamar kerja yang energik, bersemangat, antusias berpeluang untuk setidaknya menerima panggilan wawancara kedua.

Jangan Bersikap Menunggu Diajak Bicara

Sebuah penelitian baru mengungkapkan para pelamar kerja yang bisa memecahkan suasana saat pertama kali bertemu dengan pewawancara lebih cenderung mendapatkan pertanyaan yang berkaitan dengan pekerjaan yang dilamarnya ketimbang yang pendiam dan bersifat menunggu. Pembicaraan ringan di awal wawancara yang dalam dunia psikologi dinamakan 'membangun hubungan' itu bisa membuat dampak yang besar terhadap kesan pewawancara terhadap Anda.

 

10 dari 10 halaman

Jangan Takut Bertanya

Jangan Takut Bertanya © Dream

Berani Bertanya kepada Pewawancara

Salah satu hal yang mungkin tidak akan dilakukan pelamar kerja selama wawancara adalah bertanya kepada pewawancara. Hal ini mungkin dianggap tidak sopan atau pelamar kerja takut peluang mereka akan berkurang. Namun, seorang psikolog bernama Robert Cialdini mengatakan pelamar kerja sebaiknya bertanya kepada pewawancara tentang 'Mengapa Anda mengundang saya untuk wawancara?'.

Menurut Cialdini, hal itu akan menarik perhatian pewawancara terhadap kharisma Anda dan bisa jadi akan membuat mereka senang pada Anda. " Dengan begitu, mereka akan melihat Anda dalam sisi yang positif," kata Cialdini.

Beri Komentar