Kawasan Industri Halal Membidik Ekspor Ke Timur Tengah. (Foto: Kementerian Perindustrian)
Dream – Kementerian Perindustrian tengah mengembangkan kawasan industri halal seiring besarnya permintaan produk halal di masyarakat. Pengembangan kawasan ini juga diharapkan bisa membidik pasar Timur Tengah.
Sebagai langkah awal, Kementerian Perindustrian akan membentuk zona industri halal sebagai percontohan di Pulau Jawa yang sudah memiliki banyak kawasan industri.
“ Pengembangan zona kawasan industri tersebut juga akan mempertimbangkan produk-produk yang memiliki orientasi ekspor, terutama ke negara-negara Timur Tengah,” ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Syarif Hidayat, dalam konferensi pers “ Indonesia International Halal Lifestyle Expo and Conference (IIHLEC) 2016 di Jakarta, ditulis Kamis 29 September 2016.
Syarif mengatakan industri nasional berpeluang besar memperluas pasar dan meningkatkan ekspor ke Timur Tengah karena pasar tersebut dipenuhi produk halal buatan Tiongkok dan Thailand.
“ Kami juga mengharapkan adanya peningkatan investasi dari pelaku industri dalam negeri dengan adanya kesempatan yang sangat bagus ini,” kata dia.
Saat ini, kata Syarif, produk halal bukan hanya identik dengan kebutuhan masyarakat Muslim, tapi juga non-Muslim di dunia yang mulai memilih mengkonsumsi produk halal.
“ Bahkan, perusahaan-perusahaan produk makanan di Indo China (seperti Laos, Vietnam, Kamboja), Australia hingga Amerika Serikat, telah melihat isu halal ini sebagai sebuah peluang bisnis yang sangat baik untuk dikembangkan,” kata dia.
Berdasarkan perhitungan Kementerian Perindustrian, permintaan produk makanan halal dunia akan mengalami pertumbuhan sebesar 6,9 persen dalam enam tahun ke depan, yaitu dari US$1,1 trilliun (Rp14.254,05 triliun) pada tahun 2013 menjadi US$1,6 triliun (Rp20.733,16 triliun)tahun 2018.
“ Industri halal pun tidak hanya mencakup produk makanan, namun produk dan jasa yang lebih luas termasuk islamic tourism, halal cosmetics & personal care, islamic finance, halal ingredients, dan halal pharmaceutical,” kata dia.
Menurutnya, produk halal dipastikan membawa kesehatan, maka pemerintah perlu mendorong industri memproduksi produk halal.
“ Masyarakat sudah concern dengan produk halal. Yang penting saat ini produk halal terus diperkenalkan dengan tepat dan pasti akan disambut dengan baik. Indonesia diharapkan menjadi pelopornya,” kata Syarif.
Di samping itu, lanjutnya, industri halal juga sudah berkembang di berbagai negara seperti Malaysia, Turki, Jepang, Singapura, Korea Selatan, sampai ke negara-negara Eropa. Syarif menambahkan, pihaknya tengah menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah mengenai pelaksanaan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal. “ Peraturan ini mulai berlaku tahun 2019 untuk semua produk makanan yang beredar di Indonesia harus sudah memiliki sertifikat halal,” kata dia.(Sah)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya