Indonesia Tergoda Pasar Produk Halal Jepang

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 25 Mei 2016 13:25
Indonesia Tergoda Pasar Produk Halal Jepang
Nilai pasar produk halal di Jepang mencapai puluhan triliun rupiah pada tahun 2020. Banyak negara bersaing masuk pasar ini. Siapa pesaing terberat Indonesia?

Dream - Terpilihnya Tokyo sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 berdampak positif bagi produk halal. Sebab, pemerintah Jepang mulai memperhitungkan pasar produk halal pasca penunjukan itu.

Kesempatan itu pun tidak disia-siakan oleh Kementerian Perdagangan.

Atase Perdagangan Tokyo, Julia Gastara, mengatakan jumlah kunjungan wisatawan ke Jepang meningkat dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2015, tercatat ada 19,7 turis asing yang berkunjung ke sana. Angkanya meningkat 47,1 persen dibandingkan jumlah turis tahun 2014.

Pemerintah Jepang pun juga membidik turis asing sebanyak 30 juta orang pada tahun 2020. Dampak positif itu pun turut merembet ke pasar industri restoran di sana.

" Peluang ekspor produk halal ke Jepang masih sangat terbuka lebar," kata Julia di Jakarta, dikutip dalam keterangan yang diterima Dream, Rabu 25 Mei 2016.

Dia mengatakan jumlah penduduk muslim di Jepang, menurut data Brand Research Institute, Inc, sebanyak 185 ribu orang, Sementara nilai pasar produk halalnya tidak kurang dari 54 miliar yen (Rp6,69 triliun).

Apabila ada lebih dari 1 juta turis muslim yang berkunjung ke Jepang pada 2020, total nilai pasar produk halalnya bisa mencapai 200 miliar yen (Rp24,79 triliun) pada 2020.

Momentum inilah yang dimanfaatkan oleh Kementerian ini untuk mendorong ekspor produk halal ke Jepang. Pelaku usaha Indonesia pun diminta semakin aktif menjalin kerja sama dengan pelaku usaha asal Jepang.

" Kerja sama bisa dilakukan dengan berbagi pengalaman atau pengetahuan, maupun menjadi pemasok bahan-bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan Jepang untuk memproduksi produk-produk halal," kata dia.

Julia mengatakan Jepang tengah meningkatkan ekspor produk agrikulturnya menjadi 1 triliun yen pada 2020. Bahkan, Jepang juga mendorong produksi makanan halal dengan menyediakan anggaran 6 miliar yen untuk tahun 2014 sebagai subsidi 50 persen untuk pembelian fasilitas produk halal untuk UKM di Jepang. Jepang pun juga merambah produk halal di luar makanan dan minuman.

" Upaya Jepang menggarap pasar produk halal tidak hanya terbatas pada produk makanan dan minuman, tapi juga mencakup produk kosmetik dan obat-obatan," kata dia.

Misalnya, Sojitsu Cosmetics Co. Ltd telah mengembangkan produk kosmetik halal Naturecia yang menyasar Indonesia. Sedangkan di bidang jasa, perusahaan logistik Nippon Express di Malaysia telah mendapatkan sertifikasi halal MS2400-1 dari Jabatan Kemajuan Islam Malaysia.

Jadi rebutan

Julia menyadari pasar halal di Jepang saat ini tengah menjadi rebutan negara-negara produsen produk halal. Pesaing terberat Indonesia untuk produk halal adalah Brasil. Pada umumnya, toko-toko produk halal di Jepang menjual produk ayam beku dari Brasil. Pada 2015, Brasil menguasai 75,1 persen pangsa pasar eksportir produk ke Jepang.

Selanjutnya adalah Thailand yang menguasai 20 persen pasar eksportir produk ayam beku ke Jepang. Untuk produk saus, Thailand menguasai pangsa pasar sebesar 59,6 persen. Meskipun begitu, kedua produk tersebut asal Thailand jarang ditemukan di toko produk halal di Jepang.

Bagaimana dengan Malaysia? Negeri Jiran ini menempuh jalan lain untuk menembus pasar produk halal Jepang. Malaysia membuka diri untuk kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) di bidang produk halal dengan Jepang.

Beri Komentar