Kini, Surat Utang Syariah Indonesia Punya `Raport`

Reporter : Ramdania
Kamis, 12 November 2015 12:13
Kini, Surat Utang Syariah Indonesia Punya `Raport`
Maraknya penerbitan sukuk di tanah air menjadi salah satu alasan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) meluncurkan Indonesia Sukuk Index sebagai acuan kinerja sukuk di pasar surat utang Indonesia.

Dream - PT Penilai Harga Efek Indonesia atau dikenal dengan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA), meluncurkan rangkaian indeks obligasi untuk efek sukuk dengan nama Indonesia Sukuk Index (ISIX).

Direktur Utama IBPA, Ignatius Girendroheru menyatakan, potensi perkembangan sukuk sebagai instrumen surat berharga sangat besar.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, lanjutnya, potensi sukuk sebagai instrumen investasi makin diminati investor yang menginginkan investasinya menguntungkan serta dilandaskan dengan prinsip syariah.

" Hal inilah yang mendorong IBPA untuk menerbitkan ISIX yaitu indeks yang mengukur pergerakan dan kinerja instrumen sukuk yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar sekunder di Indonesia," ujarnya seperti dikutip dari keterangan pers, Kamis, 12 November 2015.

Kondisi pasar sukuk di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. Berdasarkan data yang dihimpun dari OJK sampai dengan akhir Oktober 2015 telah ada 80 penerbitan sukuk korporasi di Indonesia dengan nilai total sebesar Rp 14,48 triliun.

Sejalan dengan sukuk korporasi, sukuk negara yang dapat diperdagangkan juga terus mengalami pertumbuhan tiap tahunnya semenjak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2008. Sampai dengan akhir Oktober 2015, nilai total penerbitan sukuk telah mencapai Rp 229 triliun dengan total seri mencapai 66 seri.

Ignatius menambahkan ISIX diterbitkan untuk mendukung upaya peningkatan peran sukuk sebagai alternatif pembiayaan baik bagi pemerintah maupun korporasi. ISIX juga hadir untuk menarik minat investor dan masyarakat untuk berinvenstasi pada instrumen sukuk.

" ISIX dapat digunakan sebagai indikator pasar sukuk serta acuan kinerja portofolio sukuk yang dikelola oleh pelaku pasar dan investor," katanya.

Lebih lanjut, Ignatius menyampaikan ISIX terdiri dari 3 jenis, ayitu ISIX-Composite (ISIXC), ISIX-Government (ISIX-G), dan ISIX-Corporate (ICSIX).

Ketiga jenis ISIX ini masing-masing terbagi dalam 5 tipe indekx yang menghitung: Total Return, Clean Price, Gross Price, Effective Yield, dan Gross Yield. ISIX dihitung dengan menggunakan Harga Pasar Wajar dan Yield Wajar yang dihitung dan diterbitkan IBPA setiap hari.

" Hal ini menjadikan ISIX sebagai acuan kinerja pasar sukuk yang lebih terukur, kredibel, dan reliable, dan yang mencerminkan kondisi pasar sukuk dalam negeri yang sesungguhnya," jelas Ignatius.

Per Oktober 2015, konstituen ISIX terdiri dari 33 seri sukuk yang terdiri dari 16 seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) akad ijarah, serta 17 seri sukuk korporasi akad ijarah dengan total nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 106,6 triliun.

Kinerja total ISIX sejak awal tahun 2015 menunjukkan perkembangan yang positif di man ISIX Composite tumbuh 4,34% year to date, sedangkan ISIX Government dan ISIX Corporate masing-masing tumbuh 4,24% dan 7,87% year to date. Sejak diterbitkannya pada 10 Agustus 2009, ISIX Compposite telah mencatatkan return kumulatif sebesar 67,54%.

Selain ISIX, IBPA juga meluncurkan indeks obligasi komposit yang bernama Indonesia Composite Bond Index (ICBI).

Kehadiran ISIX dan ICBI merupakan lanjutan dari kegiatan penerbitan Indonesia Bond Indexes atau INDOBex pada tahun lalu yang merupakan bagian dari program Pengembangan Pasar Surat Utang yang dicanangkan Otoritas Jasa Keuangan.

Penerbitan dan peluncuran ISIX dan ICBI juga merupakan bagian dari strategi pendalam pasar keuangan atas pasar surat utang Indonesia, yang pelaksanaannya dilakukan IBPA sebagai satu-satunya Lembaga Penilaian Harga Efek di Indonesia, bersama dengan OJK, Bank Indonesia, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, dan SRO. (Ism)

Beri Komentar