Dream - Dua negara pusat ekonomi syariah dunia, Uni Emirat Arab dan Malaysia tampaknya serius menerbitkan surat utang ramah lingkungan (green sukuk). Setidaknya satu produk akan diluncurkan pada tahun depan.
Produk sukuk ramah lingkungan ini dirancang untuk membantu beragam insitiatif ramah lingkungan seperti misalnya Climate Bond.
" DEWA (Dubai Electricity and Water Authority) telah mengatakan mereka sedang mengkaji penerbitan gren sukuk untuk energi terbarukan," kata CEO Climat Bond Initiative, Sean Kidney mengutip laman Zawya, Jumat, 6 November 2015.
Perusahaan ini memang memiliki sejumlah kelompok penasihat sukuk di UEA dengan misi mempromosikan penerbitan green sukuk.
" Uang berlimpah di dunia dan tak ada kekurangan modal. Kami hanya harus mendesak pemerintah agar menerbitkan," kata Kidney.
Mengutip data International Energy Agency (IEA), suhu dunia saat ini telah meningkat 7 derajat. Akibatnya, sejumlah bagian di dunia tak dapat ditinggali dan berdampak pada masyarakat kaya dan miskin.
Kidney menjelaskan, salah satu alasan dirinya mendorong program green sukuk adalah ide menggabungkan upaya melindungi lingkungan namun tetap memastikan sistem keuangan dirancang untuk dunia.
" Bukan hanya menghasilkan uang untuk kalangan kaya New York," kata Kidney.
Dunia saat ini mengelola setidaknya US$ 65,9 miliar surat utang hijau. Sebagian besar produk berkait dengan bidang transportasi dan energi.
Diperkirakan tahun depan penerbitan surat utang ramah lingkungan mencapai US$ 50 miliar.
Advertisement

Girangnya Bocah 7 Tahun Bisa Kuliah Kimia di Nanyang Technological University

Mantan PM Kanada Justin Trudeau dan Katy Perry Akhirnya Mesra di Depan Publik

Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Main Cantik Indonesia, Komunitas Seru Buat Perempuan Pecinta Motor
