Kisah Cleaning Service Jadi Sekretaris Direksi RS Cinere

Reporter : Eko Huda S
Senin, 26 Juni 2017 12:02
Kisah Cleaning Service Jadi Sekretaris Direksi RS Cinere
Dia hanya lulusan SMP, namun...

Dream - Warlim (30) tak menyangka bisa menjadi Sekretaris Direksi Rumah Sakit Cinere, Depok, Jawa Barat. Maklum, dia hanya lulusan SMP. Apalagi, pria Sumedang ini memulai karier hanya sebagai cleaning service.

Apa rahasianya? Ternyata, Sedekah! Bukan materi, melainkan berupa senyum tulus kepada saudaranya. Sebagaimana pesan Nabi Muhammad, " Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah." [HR. Imam Tarmidzi]

Senyum yang murah tersungging di bibirnya, menunjukkan pria ini tak pernah mengeluh dengan pekerjaannya. Rekan kerja dan atasannya pun melihatnya sebagai pekerja yang bertanggung jawab, loyal, dan bersemangat untuk belajar.

Warlim juga turut menyedekahkan waktu luangnya untuk membantu penyelenggaraan kegiatan keagamaan di lingkungan rumah sakit. Kegiatan ini pula yang turut memengaruhi jalan hidupnya.

Suatu ketika, Warlim bertugas mengundang Ustaz Yusuf Mansur untuk memberi tausiyahdi pengajian bulanan. Dari perkenalan dan menyimak pesan dakwah ustaz inilah, Warlim semakin giat bersedekah.

Meski tak besar, Warlim rutin menyisihkan sebagian gajinya untuk bersedekah. Dia juga turut membantu menghimpun sedekah untuk disalurkan melalui PPPA Daarul Quran.

" Saya mengenal Ustaz Yusuf Mansur sejak 3 tahun lalu. Beliau telah mengajarkan banyak hal kepada saya, termasuk cara bersedekah yang baik," kata dia.

" Sebelumnya, kalau sedekah, saya semau sendiri saja. Maksudnya tidak terprogram. Selain itu, sejak saya mulai bekerja di rumah sakit, saya sudah melakukan puasa sunah Senin dan Kamis serta sholat tahajud," tambah dia.

1 dari 2 halaman

Dipaksa Sekolah, Menolak, Tapi...

Dipaksa Sekolah, Menolak, Tapi... © Dream

Dream - Keikhlasan dan kerajinan Warlim dalam bekerja sambil berdakwah rupanya menarik perhatian pimpunan rumah sakit. Ia kemudian ditawari untuk melanjutkan pendidikan SMU secara gratis. Semua biaya ditanggung rumah sakit.

Namun dengan hormat Warlim menolaknya, karena istikamah memanfaatkan waktu liburnya untuk mengikuti pengajian PPPA. Beberapa bulan kemudian, direksi rumah sakit memaksa Warlim untuk bersekolah lagi. Jawaban Warlim tetap sama, masih seperti dulu.

Direksi lalu memberikan penjelasan, pendidikan itu sangat penting untuk bekal masa depan, menunjang karier, meningkatkan golongan, gaji maupun tunjangan Warlim.

" Setelah saya diskusi dan berpikir, akhirnya saya terima tawarannya. Dengan catatan, sekolah itu tidak mengganggu aktivitas saya di PPPA," kata dia.

" Nah yang membuat saya terkejut, saya belum mulai sekolah, tapi enggak tahunya jabatan, gaji, dan tunjangan saya sudah dinaikkan dulu oleh manajemen rumah sakit. Subhanallah... ini mungkin berkah untuk saya, karena saya rajin bersedekah dan membantu PPPA," tambah Warlim.

Warlim bersyukur, sebab sekolahnya lancar dan bisa selesai tepat waktu. Direksi pun mengacungkan jempol. Selang beberapa waktu, Warlim dipanggil lagi oleh direksi. Mereka meminta Warlim untuk membuat proposal agar bisa melanjutkan pendidikan hingga tingkat universitas. Lagi-lagi dibiayai rumah sakit.

" Bahkan, kata direksi, jika pihak rumah sakit menolak surat atau proposal saya, maka kebutuhan kuliah saya seluruhnya akan dibiayai dengan duit pribadi," kata dia.

Warlim kaget bercampur gembira. Dia merasa beruntung punya direksi yang baik. Dan proposalnua pun diterima. " Jadi insya Allah sebentar lagi saya masuk perguruan tinggi, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun," tutur Warlim.

2 dari 2 halaman

Diberi Uang untuk Bangun Rumah

Diberi Uang untuk Bangun Rumah © Dream

Dream - Tak hanya itu, lewat amalan sedekah dan ibadah, keinginannya untuk memiliki rumah sendiri mulai terwujud. Belum lama ini, setelah mengetahui rencananya membangun rumah sederhana, atasannya tiba-tiba memberi uang dalam jumlah banyak. Teman-temannya juga saweran membantu.

Akhirnya, hanya dalam tempo enam bulan, Warlim sudah bisa membuat rumah sederhana di Parung, Bogor. Mereka kini telah menempati rumah tersebut.

Dikutip dari buku " Dahsyatnya Sedekah 3" Yayasan Daarul Quran. (ism) 

Beri Komentar