48 Tahun Lalu Kerja Jadi `Pembantu`, Kini Saudagar Aluminium Kaya Raya

Reporter : Alfi Salima Puteri
Senin, 13 Desember 2021 08:35
48 Tahun Lalu Kerja Jadi `Pembantu`, Kini Saudagar Aluminium Kaya Raya
Pengusaha asal Pakistan, Raja Mohammad Khan melihat sendiri perkembangan pesat yang telah terjadi di Uni Emirat Arab.

Dream - Pengusaha asal Pakistan, Raja Mohammad Khan mengucap rasa syukur atas kemajuan pesat yang telah ia saksikan sendiri selama 48 tahun terakhir sejak dirinya tinggal di United Emirat Arab (UEA).

Khan memproduksi produk aluminium untuk konstruksi dan pelapis bangunan. Ia mengenang kembali perjalanannya dari Pakistan ke UEA pada tahun 1973.

Saat tiba di UEA, Khan baru berusia 23 tahun. Keluarganya memiliki bisnis di Kashmir, lalu ia memutuskan akan tinggal di UEA hanya sementara, yakni selama lima tahun. Persinggahannya di UEA awalnya hanya sementara. Khan bermaksud pindah ke Inggris, karena memiliki banyak kerabat di negara itu.

Namun takdir berkata lain. Khan terlanjur jatuh cinta dan memilih untuk menetap dan memulai kehidupan di UEA.

“ Sebelum datang ke sini, saya baru lulus SMA dan sudah tidak kuliah selama dua tahun. Karena keluarga saya memiliki bisnis, saya tidak pernah melamar pekerjaan. Saya senang mendapatkan pekerjaan di pabrik aluminium dan kaca di Sharjah sebagai helper (pembantu di pabrik),” kenang Khan dilansir dari Gulf News, Senin, 6 Desember 2021.

Khan mendaftar untuk lisensi perdagangan di Ajman pada tahun 1975 dan mulai berbisnis aluminium dan kaca.

Pada 1979, Khan memulai unit manufaktur di Sharjah dengan seorang mitra. Kala itu, ada permintaan dalam jumlah besar untuk kusen pintu aluminium, jendela kaca, pegangan serta furniture, karena adanya peningkatan konstruksi di negara tersebut.

1 dari 3 halaman

Tinggal di Rumah Tanpa Listrik dan Air

Sebelum menjadi pengusaha sukses sekarang, Khan pernah hidup sangat sederhana tanpa listrik ataupun air yang mengalir.

“ Saya tinggal di dekat tempat yang sekarang bernama Al Qusais di Dubai, berbatasan dengan Sharjah. Kami memiliki rumah dengan lentera sebagai penerang, namun tidak ada AC dan air minum yang tersedia untuk penduduk," ungkapnya.

Pada tahun 1986, ia kembali mengunjungi kampung halamannya, Pakistan. Di sana ia juga menemukan jodohnya. Setelah melangsungkan pernikahan, ia membawa istrinya, Rukkaiyah kembali dan mendirikan rumah yang layak di UEA.

 

2 dari 3 halaman

Bersyukur Urung ke Inggris

Saat ini, Khan memiliki empat unit manufaktur di Sharjah, Abu Dhabi dan Dubai dan juga sebuah perusahaan kontraktor. Khan kewalahan dengan dukungan dan dorongan yang dia terima dari Emirat dan juga pemerintah.

Khan sangat senang dirinya tidak jadi pindah ke Inggris. Di UEA, ia lebih mudah untuk mengunjungi Pakistan dan bertemu ibunya.

" Saya menyadari bahwa jika saya pindah ke Barat, saya tidak akan bisa sering bertemu dengan ibu. Selain itu, negara yang murah hati ini telah memberi saya begitu banyak kesempatan dan budaya serta kehangatannya. Itulah mengapa penting bagi saya untuk tetap di sini dan memberikan kontribusi besar,” jelas Khan.

 

3 dari 3 halaman

Anak-Anak Jatuh Cinta pada Negara Baru

Khan merasa berhutang budi kepada UEA karena menjadi negara yang murah hati dan toleran. Ia merasa para pemimpin di negara itu sangat tanggap terhadap kebutuhan warga Emirat dan juga ekspatriat.

Melihat perkembangan di UEA, menurutnya sangat mirip dengan kisah Aladdin dan lampu ajaibnya. Dari tanpa listrik, rumah beratap jerami dan jalan tanah, hingga kini menjadi cakrawala cerah yang mempesona, menara tinggi, jalan raya yang menakjubkan, dan semua itu bisa dicapai dalam rentang waktu yang begitu singkat.

" Pencapaian negara ini dalam 50 tahun di segala bidang berada di luar nalar siapa pun.” kata Khan.

Menurut Khan, UEA adalah salah satu negara di mana kerja keras, ketulusan dan disiplin diakui dan dihormati.

" Tidak ada tempat yang lebih baik bagi saya dan anak-anak saya, yang tidak pernah ingin pindah ke luar negeri atau kembali ke rumah," pungkasnya.

Beri Komentar