Mari Banyak Berdoa! 1 dari 2 Perusahaan Tak Yakin Bisa Kasih Bonus di 2021

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 17 Desember 2020 08:45
Mari Banyak Berdoa! 1 dari 2 Perusahaan Tak Yakin Bisa Kasih Bonus di 2021
Hanya kurang dari 4 persen perusahaan yang mengaku yakin ada kenaikan bonus di tahun depan.

Dream - Pandemik Covid-19 benar-benar mengubah kondisi keuangan yang imbasnya pada para pegawai. Salah satu yang dirasakan adalah keputusan perusahaan menunda kenaikan gaji tahunan agar roda bisnis tetap berputar.

Tak hanya gaji, para pegawai juga harus kembali melatih kesabaran karena bonus tahunan juga sedang menjadi pertaruhan.

Mengutip laporan Total Remuneration Survey yang dibuat Mercer's diketahui bahwa outlook bonus perusahaan di tahun 2021 diliputi ketidakjelasan.

Di tahun pandemik 2020, dilaporkan 9 dari 10 perusahaan menyediakan alokasi anggaran bonus sebesar 15 persen dari rata-rata gaji tahunan untuk para pegawainya. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sebelum pandemik yang dialokasikan sebesar 17 persen.

Pegawai di sektor otomotif tahun ini mendapatkan persentase bonus terbesar yaitu 29,2 persen disusul sektor pertambangan dan jasa pertambangan sebesar 19 persen.

 

1 dari 4 halaman

1 dari 2 Perusahaan Pikir-Pikir Kasih Bonus

Di tahun 2021, sebanyak 27 perusahaan yang disurvei mengaku masih akan mengalokasikan bonus di tahun depan namun dengan persentase yang lebih rendah dari 2020.

Sementara 1 dari 2 perusahaan mengaku kebijakan bonus saat ini masih terlalu dini untuk dipikirkan. Kabar baiknya, sebanyak 3,7 persen perusahaan yang disurvei mengaku akan ada kenaikan bonus di tahun depan.

" Di saat dampak (Covid-19) berbeda di lintas industri, banyak perusahaan semakin ketat dalam alokasi anggaran gaji dan insentif," ujar Mercer's Bussiness Leader fo Indonesia, Astrid Suryapranata dalam keterangan tertulisnya.

Menurut Astrid, banyak perusahaan mempertimbangkan banyak faktor untuk memberikan bonus pada pegawainya. Struktur remunerasi dan dampak terhadap daya saing usaha adalah beberapa hal yang jadi pertimbangan.

2 dari 4 halaman

Kabar Baik! Gaji Tahun Depan Diproyeksikan Naik 6,9% tapi..

Rupiah Uang Rupiah Uang kertas

Dream - Kabar baik datang menjelang pergantian tahun 2021. Perusahaan riset profesional, Mercers memproyeksikan tingkat gaji di Indonesia tahun depan akan meningkat meski masih menghadapi pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Di luar perusahaan yang memutuskan membekukan kenaikan gaji, Mercers memperkirakan akan ada kenaikan gaji rata-rata 6,9 persen di tahun 2021.

Mercers juga mencatat ada sekitar 18 persen dari para pebisnis yang belum memutuskan sikap soal kebijakan kenaikan gaji di tahun depan.

Di tahun 2020, perusahaan menjamin akan ada kenaikan gaji sebesar 6,8 persen tahun ini, atau lebih rendah dari anggaran yang semula disiapkan sebesar 7,6 persen sebelum pandemi datang.

" Dengan bergantung pada penangan pandemi, kami memperkirakan perusahaan akan memantau dan menunggu saat mempertimbangkan srategi kompensasi dan benefit untuk setahun ke depan," kata CEO Mercer's Indonesia, Bill Johnston dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 16 Desember 2020.

 

3 dari 4 halaman

Banyak Perusahaan Bekukan Kenaikan Gaji

Dari perkiraan Mercer's, banyak perusahaan di Indonesia melakukan pendekatan konservatif dalam kenaikan gaji seraya memantau dampak Covid-19.

Survei yang dibuat Mercer's menemukan di tahun 2021 sebanyak 1,7 persen responden mengaku akan memberlakukan atau melanjutkan kebijakan pembekuan kenaikan gaji. Sementara 6 persen responden mengindikasikan telah atau akan menerapkan pemotongan gaji sementara seiring pengurangan jam kerja sampai pandemi selesai.

Dibandingkan tahun ini, perusahaan yang melakukan kebijakan pembekuan kenaikan gaji mencapai 4,6 persen.

Proses rrekrutmen pegawai baru juga diperkirakan masih akan melambat dalam setahun ke depan. Sebanyak 58 persen responden mengaku akan mempertahankan pegawainya di tahun 2021. Rekrutmen pegawai baru hanya akan dilakukan untuk pergantian.

Kabar buruknya, sebanyak 10 persen perusahaan yang disurvei mengaku berencana mengurangi jumlah pegawainya.

 

4 dari 4 halaman

Alihkan Perhatian ke Benefit dan Tunjangan

Istri Ambil Uang di Dompet Suami Tanpa Izin, Bolehkah?

Dengan banyaknya perusahaan mengetatkan anggaran gaji, Johnston menyarankan pegawai untuk lebih memperhatikan benefit dan inisiatif reward yang ditawarkan untuk merekrut pegawai terbaiknya. " Ini salah satu pemberi kerja bisa memberikan dampak signifikan dan penting dalam mendukung iklim kerja yang baik." ujarnya.

Dia menambahkan, dengan harapan pegawai yang semakin meningkat untuk akses fisik, keuangan, emosional, dan program sosialnya, perusahaan memiliki peluang untuk menata ulang benefit dan mengalokasikan anggaran ke pos yang dianggap penting.

Untuk diketahui, survei soal gaji tahun 2021 ini dibuat dalam studi bertajuk Total Remunerasi Survey yang dilakukan Mercer's untuk mengidentifikasi tren remunerasi dan prediksi rekrutmen dan gaji di tahun depan. Kali ini Mercer's melakukan survei kepada 523 perusahaan dari 14 industri di Indonesia antara April dan Juni 2020. Tambahan survei diperbarui pada Juli dan Agustus seiring perubahan cepat dalam dunia kerja.

Beri Komentar