Dream - McDonald's memutuskan untuk menutup seluruh gerainya, yang berjumlah 12, di Sri Lanka. Restoran cepat saji asal Amerika Serikat ini telah mengakhiri perjanjiannya dengan mitra lokal, yakni Abans.
Menurut Reuters, pengacara McDonald's, Sanath Wijewardane, mengungkapkan bahwa perusahaan induk memutuskan untuk mengakhiri perjanjian karena masalah standar.
kata Sanath Wijewardane.
Wijewardane tidak menjelaskan masalah yang dimaskud. Namun, media lokal melaporkan bahwa McDonald's mengajukan gugatan terhadap Abans atas tuduhan kebersihan yang buruk.
Abans merupakan mitra lokal di Sri Lanka yang memegang izin franchise bisnis makanan cepat saji tersebut. Sementara itu, juru bicara mitra lokal, Abnas menolak berkomentar terkait keputusan tersebut.
Sebagai informasi, McDonald's pertama kali dibuka di Sri Lanka pada tahun 1998.
Sri Lanka merupakan sebuah pulau di Samudra Hindia yang memiliki penduduk sebesar 22 juta jiwa, yang sedang dalam tahap pemulihan dari krisis keuangan besar-besaran.
Sebelumnya Reuters juga memberitakan pemboikotan produk McDonald's karena perang Israel-Hamas membuat restoran cepat saji ini gagal mencapai target penjualan.
Menurut Reuters, berdasarkan laporan keuangan perusahaan 2023, penjualan pada divisi bisnis internasional hanya naik 0,7 persen pada kuartal IV 2023. Capaian ini jauh dari perkiraan pertumbuhan sebesar 5,5%.
Saham McDonald's juga melorot hingga 4 persen. CEO McDonald’s, Chris Kempczinski, mengatakan, bisnisnya di Malaysia, Indonesia, dan Prancis juga telah terpengaruh, dengan dampak terbesar dirasakan di Timur Tengah.