Olga Syahputra (Instagram)
Dream - Belajar dari mendiang Olga Syahputra kita semua diingatkan soal menjaga kesehatan dan mahalnya biaya medis yang dikeluarkan jika sudah jatuh sakit parah.
Terlebih jika mendapatkan perawat medis secara intensif dan memilih rumah sakit di luar negeri.
Mungkin kita bertanya-tanya berapa besar biaya yang dikeluarkan selama perawatan di Singapura, jika merujuk almarhum Olga yang dirawat hampir setahun di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura?
Olga pertama kali dilarikan ke Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Jakarta Selatan pada Pada 19 April 2014. Kata dokter, Olga menderita meningitis atau radang selaput otak.
Penyakit Olga, bermula dari kondisi tubuh yang terlalu lelah bekerja. Hampir dua pekan lebih Olga dirawat di rumah sakit tersebut. Kondisi Olga tak kunjung membaik. Keluarga memutuskan untuk membawa Olga ke Singapura.
Sejak 3 Mei hingga menghembuskan nafas terakhir, Jumat 27 Maret 2015, Olga menjalani perawatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth. Jika ditotal, maka Olga dirawat di Singapura selama 328 hari.
Jika melihat tarif kamar yang dipatok rumah sakit Mount Elizabeth Orchard, di situs resminya, www.mountelizabeth.com.sg, untuk kelas termurah--four-bedded (sekamar diisi empat pasien)--memiliki harga 276 dollar Singapura atau sekitar Rp 2,5 juta per pasien setiap hari.
Adapun tarif untuk satu kamar diisi dua pasien (two-bedded) seharga 340 dollar Singapura atau Rp 3,2 juta per hari per pasien.
Jika pasien ingin dirawat sendirian, tersedia kamar tipe single dengan tarif 640 dollar Singapura atau sekitar Rp 6 juta per hari. Sedangkan kelas termahal (Royal Suite) tarifnya mencapai 9.298 dollar Singapura atau Rp 88,3 juta per hari.
Di situs itu juga tercantum biaya yang harus dibayar jika pasien menginap di Intensive Care Unit (ICU), yakni 799 dollar Singapura (Rp 7,5 juta) per harinya.
Dan untuk ruangan High Dependency Unit (HDU), tarifnya mencapai 683 dollar Singapura atau sekitar Rp 6,5 juta setiap harinya.
Jika melihat tarif tersebut dengan estimasi waktu perawatan Olga, untuk biaya di kelas termurah (four bedded) bisa mencapai Rp 852 juta.
Nah, jika komedian itu dirawat di kelas single, maka biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1,9 miliar. Biaya itu semua tentu hanya untuk menginap, belum biaya obat-obatan serta penanganan dokter.
Dream - Banyak artis menangisi kepergian Olga Syahputra. Mereka mereasa kehilangan sosok sahabat yang sangat baik dan humoris itu.
“ Saya shock, saya tidak akan pernah lupa dengan kebaikan,” tutur sahabat Olga, Tara Budiman, saat berbincang dengan Dream, Jumat 27 Maret 2015.
Suara Tara terdengar berat di ujung telepon. Sesekali dia terisak. Tara rupanya tak kuasa menahan tangisnya. Dia mengaku selalu terkenang sosok Olga.
“ Senyumnya dan momen bersamanya. Allah sayang Olga. Mohon doa ya,” tamabah Tara.
Tak hanya Tara. Sahabat Olga lainnya, Luna Maya, juga merasa kehilangan. “ Kita semua sayang Olga, mohon doa yang terbaik,” tutur Luna sambil terisak.
Kesedihan mendalam membuat Luna tak bisa berkata banyak. Isak tangisnya menyela kalimat-kalimatnya. Hinga akhirnya suara tangis di ujung telepon itu semakin jelas terdengar.
“ Maaf nggak bisa bicara banyak, saya shock mohon doanya saja. Selamat jalan Olga,” tutur Luna.
Olga Syahputra meninggal dalam usia 32 tahun. Olga meninggal di Singapura setelah dirawat sekitar setahun lamanya.
Dream - Hampir setahun Olga Syahputra menjalani perawatan di rumah sakit Singapura. Sebelum berangkat ke Singapura, Olga sempat mendapatkan perawatan di RSPI.
Menurut dokter Olga menderita meningitis atau radang selaput otak. Penyakit Olga, bermula dari kondisi tubuh yang terlalu lelah bekerja.
Menurut referensi, meningitis adalah gejala peradangan yang mengenai lapisan selaput pelindung jaringan otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan bakteri atau virus.
Penyakit ini dikategorikan sebagai penyakit serius yang harus segera mendapatkan penanganan.
Meningitis yang disebabkan bakteri dapat menyebabkan kerusakan pada otak, hilanganya kemampuan belajar, berkurangnya kemampuan mendengar, hingga dapat menyebabkan resiko kematian.
Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh jamur, amat jarang terjadi. Jenis ini umumnya diderita oleh pasien yang menderita kerusakan daya tahan tubuh (sistem immun) seperti halnya penderita AIDS.
Penyakit meningitis ini bisa menular melalui gelas, piring, dan alat makan yang digunakan penderita. Selain itu handuk dan tisu juga bisa menjadi media penularan, untuk itu sebaiknya berhati-hati.
Dream - Ribuan penggemar, kerabat, dan mereka yang tak dikenal tumpah di pemakaman legenda muda komedian Olga Syahputra. Termasuk pelawak Isa Wahyu Prastantyo alias Isa 'Bajaj'.
Meski tak pernah satu layar dan panggung dengan Olga, Isa mengagumi Olga. Apalagi keduanya terhitung tetangga. Mertua Isa, hanya berjarak empat rumah dari kediaman Olga di Duren Sawit, Jakarta Timur.
Saat jenazah Olga tiba dari Singapura, lautan manusia tumpah di Duren Sawit. Sebagai tetangga, Isa turut menyambut kedatangan jenazah di Bandara Soekarno-Hatta sampai ke rumah duka. Dari situlah, Isa mengaku 'terjebak' di lautan manusia sehingga tidak bisa lepas dan menjauh dari keranda yang membawa komedian berusia 32 tahun itu.
Dari mulai membawa keranda di bandara, ke rumah duka, memandikan sampai menuju bibir liang lahat. Isa tak melewati sedetikpun prosesi pemakaman yang dihadiri sejuta pasang mata itu. Termasuk saat proses memandikan jenazah, Isa pun melihat kondisi fisik terakhir Olga.
" Saya membantu melepaskan jas dan sepatunya, waktu itu masih berada di dalam peti," cerita Isa saat berbincang dengan Dream.co.id, Senin 30 Maret 2015.
Saat diterbangkan dari RS Mount Elizabeth Singapura, jenazah Olga memang tidak dikafani. Olga diberi busana jas dan sepatu kemudian dibaringkan di dalam peti.
Saat jenazah tiba di Tanah Air, semua pakaian di jenazah dilucuti, dimandikan dan dikafani. Tak sedetikpun Isa melewati semua proses itu.
" Saat itu saya melihat untuk terakhir kalinya. Wajahnya senyum, seperti terlihat Olga bahagia dan tenang. Badannya juga gagah, lebih gemuk dan rambutnya tebal. Tidak terlihat dia itu sakit, lebih fresh," ungkapnya. (Ism)