Kisah Sarjana Fisika Cuan Ratusan Juta per Bulan dari Konfeksi Tas

Reporter : Alfi Salima Puteri
Minggu, 16 Oktober 2022 18:44
Kisah Sarjana Fisika Cuan Ratusan Juta per Bulan dari Konfeksi Tas
Lulus sebagai sarjana fisika dengan IPK 3,1 tidak membuat Husna membatasi ruang lingkup pekerjaan.

Dream - Memiliki usaha yang besar dan sukses tentu menjadi impian semua orang. Namun kenyataannya, membangun bisnis bukanlah perkara yang mudah, terutama pada seseorang yang baru memulainya dari nol.

Meski begitu, tak ada yang mustahil jika usaha tersebut diimbangi dengan ketekunan dan keuletan. Seperti yang dilakukan oleh pria kelahiran Cianjur, Husna Ramdani.

Lulus sebagai sarjana fisika dengan IPK 3,1 tidak membuat Husna membatasi ruang lingkup pekerjaan.

Setelah lulus dari Universitas Padjadjaran pada 2015, Husna memilih mengikuti gairah yang dimiliki untuk mencari nafkah.

Akhirnya, dia terus menekuni bisnis yang telah ia rintis sejak masih kuliah, yakni membuka usaha konfeksi tas.

" Semasa kuliah, saya sudah menekuni bisnis. Tujuan awalnya, saya ingin bisa hidup mandiri," ujar Husna dalam keterangannya yang diterima Dream.co.id, Sabtu, 15 Oktober 2022.

1 dari 4 halaman

Pria berusia 32 tahun ini menuturkan, sejak masa kuliah, niat untuk membuka usaha sudah muncul karena tidak ingin selalu bergantung hidup dari orangtua. Selain itu, Husna menekuni bisnis karena ingin memberdayakan orang-orang di sekitarnya.

Semasa kuliah di Unpad, menurut Husna, dia bekerja sama dengan teman kuliahnya berbisnis di bidang percetakan.

" Waktu kuliah saya bikin buku seperti modul-modul kuliah. Hasilnya sangat cukup untuk bayar indekos di Jatinangor dan memenuhi kebutuhan sehari-hari," tuturnya.

Husna menuturkan, memasuki tahun terakhir kuliah, ia melihat potensi bisnis lain. Pada saat itu, di pasaran di sekitar wilayahnya belum banyak produk tas selendang atau gendongan bayi.

" Saya lihat waktu itu banyak sekali ibu-ibu yang bawa anaknya di motor tanpa pelindung. Dari sana, saya kepikiran untuk buat tas selendang untuk gendong bayi, supaya saat di motor bawa anaknya, ibu-ibu merasa tenang, karena tahu anaknya aman," sebut Husna.

2 dari 4 halaman

Husna mengatakan, potensi bisnis tersebut didukung dengan banyaknya warga di sekitar rumah kosnya yang berprofesi sebagai penjahit.

" Waktu mau lulus itu saya juga bingung, sudah banyak orang yang saya rekrut, yang saya ajak kerja sama, dan sudah mengandalkan saya untuk mencukupi kehidupannya. Kalau saya hentikan bisnis percetakan buku juga enggak enak sama mereka. Jadi setelah melihat adanya potensi tas gendong bayi itu, saya jadi tenang, karena mereka bisa tetap ikut kerja sama saya," jelas Husna.

Husna Ramdani

Singkat cerita, menurut Husna, tas selendang bayi buah karyanya ini diminati pasar. Bahkan, ia sampai kewalahan memenuhi permintaan konsumen.

" Untuk memenuhi permintaan itu, saya libatkan penjahit di sekitar lingkungan tempat indekos. Hasilnya sangat memuaskan, permintaan pasar terus bertambah. Bahkan berkembang tidak hanya tas gendong bayi, tapi ke produksi jenis tas lainnya," kata Husna.

Lama-kelamaan, tas yang diproduksi tidak hanya tas gendong bayi, tetapi berupa tas promosi, tas olahraga, tas seminar, tas cendera mata, tas ransel, tas selempang, tas kantor, tas laptop, tas pakaian, tas wanita, dan jenis tas hadiah atau goodie bag.

3 dari 4 halaman

Husna mengatakan, sejak awal merintis usaha tas ini, ia dan timnya fokus mengembangkan bisnis di internet.

" Saya pelajari internet, saya masuk ke jejaring blogger, sampai akhirnya saya menemukan banyak klien itu di internet. Sampai sekarang, transaksi bisnis yang saya jalankan itu 100 persen di internet. Jarang sekali saya dapat klien secara langsung," tutur Husna.

Saat ini, Husna memiliki klien di lebih dari 40 kota se-Indonesia, mulai dari Aceh sampai ke Papua.

Mulai dari Nol, Begini Lika-liku Pengusaha Konfeksi Lokal yang Sukses Bangun Bisnis Tas

" Dari awalnya pesan via blog oscas.co.id, sekarang saya punya klien yang loyal. Mulai dari Aceh sampai Papua ada. Rata-rata, mereka puas dengan tas yang kami produksi," ujar Husna.

Husna mengatakan, setelah memiliki puluhan klien tetap dari berbagai daerah di Indonesia, sebagai legalitas ia membuat perusahaan persekutuan komanditer di bawah nama CV Oscas.

Alamatnya berada di Perum Cendekia 1, Jalan Kayu Jati Raya No 30. Lokasi ini ada di Desa Cileles yang masuk Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Provinsi Jawa Barat.

4 dari 4 halaman

Meski terpengaruh pandemi, menurut Husna, permintaan dari klien di berbagai daerah tetap ada.

" Pandemi memang pengaruh ke omzet. Sebelum pandemi, omzet bisa mencapai Rp400 juta sebulan. Setelah pandemi omzet turun hanya mencapai Rp100 juta. Tapi alhamdulillah, kita masih bisa tetap eksis," sebut Husna.

Husna berharap pandemi cepat berakhir, sehingga kegiatan seperti seminar dan pelatihan yang biasa membutuhkan banyak tas bisa kembali dilaksanakan.

" Karena sistem pemasaran kami juga di online, kami optimistis bisa terus berkembang. Dengan begitu, saya juga bisa terus memberdayakan warga di usaha tas ini," kata Husna.

Beri Komentar