Dream - Setiap negara mempunyai jam kerja yang berbeda. Lazimnya pegawai sebuah perusahaan atau instansi pemerintah akan bekerja sembilan jam sehari.
Budaya kerja secara keseluruhan dan undang-undang ketenagakerjaan di suatu negara juga berpengaruh besar dalam menentukan jam kerja yang harus dilalui pekerjanya.
Melansir CNBC International, badan PBB yang mengurus pekerja di seluruh dunia (International Labor Organization/ILO) atau telah mendata lima negara dengan rata-rata jam kerja terpendek di dunia
Kira-kira Indonesia masuk kategori negara dengan jam kerja terpanjang atau terpendek di dunia ya.
- Vanuatu: 24,7 jam rata-rata per minggu
- Kiribati: 27,3 jam rata-rata per minggu
- Mozambik: 28,6 jam rata-rata per minggu
- Rwanda: 28,8 jam rata-rata per minggu
- Austria: 29,5 jam rata-rata per minggu
Adapun 5 negara dengan jam kerja terpanjang di dunia adalah:
- Uni Emirat Arab: Rata-rata 52,6 jam per minggu
- Gambia: 50,8 jam rata-rata per minggu
- Bhutan: 50,7 jam rata-rata per minggu
- Lesotho: 49,8 jam rata-rata per minggu
- Kongo: 48,6 jam rata-rata per minggu
Namun CNBC mentatat bahwa distribusi jam kerja tersebut belum tentu merata. Di UEA, 46 persen dari mereka yang dipekerjakan bekerja lebih dari 49 jam seminggu, dianggap sebagai 'batas kerja yang berlebihan' oleh ILO.
Sebagai perbandingan, hanya 8 persen dari mereka yang bekerja di Austria yang bekerja melebihi batas kerja yang berlebihan.
Rata-rata pekerja Amerika berada di posisi tengah dengan 36,4 jam per minggu, menurut ILO. Angka ini lebih rendah dari Korea Selatan (37,9 jam), Cina (46,1 jam), Rusia (37,8 jam) dan India (47,7 jam), meskipun lebih tinggi dari Inggris (35,9 jam), Israel (35,4 jam), Kanada (32,1 jam), dan Norwegia (33,5 jam).
Orang Amerika juga memiliki jam kerja yang lebih panjang daripada rata-rata pekerja Uni Eropa, yaitu 30,2 jam per minggu, menurut data tahun 2022 dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Randstad Workmonitor, 43 persen orang Amerika mengatakan bahwa mereka merasa harus selalu siap sedia untuk atasan mereka di luar jam kerja reguler.
Dalam survei terpisah, Morning Consult melaporkan bahwa 51 persen orang Amerika mendukung waktu respons karyawan yang lebih lambat di luar jam kerja, yang merupakan norma di tempat kerja Eropa.
Menurut ILO waktu kerja memiliki dampak yang besar terhadap pendapatan, kesejahteraan, dan kondisi kehidupan pekerja.
Meskipun sangat penting untuk melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja dengan membatasi jam kerja dan menyediakan waktu istirahat dan pemulihan yang memadai, ILO mencatat bahwa sama pentingnya bagi pekerja untuk memiliki akses terhadap jumlah jam kerja minimum yang diinginkan, menghindari kerja paruh waktu yang tidak disengaja dan setengah menganggur yang berhubungan dengan waktu.
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya