Negara Penghasil Emas Ini Tengah Sekarat Digulung Krisis, Rakyat Demo Desak Presiden Mundur

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 9 November 2022 16:12
Negara Penghasil Emas Ini Tengah Sekarat Digulung Krisis, Rakyat Demo Desak Presiden Mundur
Insflasi di negara itu melambung hingga 37 persen. Harga BBM dan sembako tidak terjangkau rakyat.

Dream - Ghana sedang oleng. Negeri di Afrika Barat itu sedang mengalami krisis ekonomi. Ratusan orang berunjuk rasa di ibu negeri, Accra, meminta Presiden Nana Akufo-Addo untuk mundur karena krisis ekonomi yang membuat harga makanan dan bahan bakar minyak melangit.

Para demonstran, yang jumlahnya diperkirakan seribu lebih, melakukan long march dengan melambaikan plakat pada Sabtu lalu. Mereka meneriakkan " Akufo-Addo harus mundur" . Sementara, polisi bertameng dan perlengkapan huru hara menjaga aksi tersebut.

Kerumunan berpakaian merah juga meneriakkan " IMF no" . Merka menolak rencana pemerintah untuk berutang kepada Dana Moneter Internasional itu. Pemerintah Ghana memang telaha melakukan pemebicaraan dengan IMF untuk meminjam miliaran dolar guna menyambung nafas ekonomi mereka.

1 dari 2 halaman

Pekan lalu, Akuffo-Addo berusaha meyakinkan rakyat Ghana bahwa pemerintah bakal mengembalikan keuangan negara ke jalur aman setelah terjadi inflasi 37 persen pada September, terburuk dalam 21 tahun terakhir meskipun Ghana telah menerapkan kebijakan pengetatan keuangan.

" Dia telah gagal dan kami memintanya untuk mengundurkan diri. Kenaikan harga bahan bakar yang tinggi membunuh rakyat Ghana," kata salah seorang pengunjuk rasa, Rafael Williams.

Protes damai itu menjadi salah satu dari rangkaian sejumlah aksi demonstrasi tahun ini yang dipicu melonjaknya biaya hidup yang membuat masyarakat semakin sulit untuk bertahan di negara, yang menurut Bank Dunia penduduknya hidup dengan biaya di bawah US$2,15 perhari.

2 dari 2 halaman

Ghana sebenarnya negara produsen emas, kakao, dan minyak. Namun tak luput dari krisis ekonomi yang membuat penurunan mata uang cedi lebih dari 40 persen terhadap dolar AS pada tahun ini. Penurunan itu menjadikannya salah satu mata uang berkinerja terburuk di kawasan yang menderita akibat dari perlambatan ekonomi global.

" Kami sedang berbicara dengan IMF. Mereka seharusnya tidak memberi pinjaman," kata seorang penjahit yang ikut aksi demo, Francisca Wintima.

" Cukup sudah. Kami memiliki emas, kami memiliki minyak, kami memiliki mangan, kami memiliki berlian. Kami memiliki semua yang kami butuhkan di negara ini. Satu-satunya hal yang kita butuhkan adalah kepemimpinan," tambah dia.

Sumber: Aljazeera

Beri Komentar