Negara Kaya Minyak pun Tak Sanggup Tanggung Subsidi

Reporter : Syahid Latif
Senin, 12 Mei 2014 08:33
Negara Kaya Minyak pun Tak Sanggup Tanggung Subsidi
Harga BBM 'kabarnya' bahkan lebih murah dari pada air mineral botol, meski selama itu mereka babak belur akibat inflasi dan sanksi ekonomi yang diberlakukan negara Barat atas program nuklir Iran.

Dream - Iran, negara dengan cadangan sumur minyak terbesar keempat dunia telah melakukan pengurangan subsidi BBM. Ini adalah pengurangan subsidi untuk kedua kalinya sejak 2007 yang sempat tertunda pada 2012 lalu.

Sama seperti Indonesia, pemerintah Iran beralasan akan mengalokasikan dana hasil pengurangan subsidi untuk pembangunan proyek-proyek infrastruktur dalam rangka meningkatkan perekonomian Iran.

Seperti dilansir Qatar-tribune.com sebagai anggota negara-negara pengekspor minyak (OPEC), warga Iran selama ini menikmati subsidi BBM yang luar biasa. Harga BBM 'kabarnya' bahkan lebih murah dari pada air mineral botol, meski selama itu mereka babak belur akibat inflasi dan sanksi ekonomi yang diberlakukan negara Barat atas program nuklir Iran.

Untungnya, 'penyesuaian' harga baru BBM itu tidak menimbulkan kekacauan seperti tahun 2007. Tidak ada demo, tidak ada penyerbuan warga yang berbondong-bondong menuju stasiun-stasiun pengisian BBM di Teheran. Semua warga Iran nampaknya bisa menerima kebijakan baru tersebut.

Kendati demikian, Ali Mahmoudi, 42 tahun, seorang sopir taksi merasa kecewa dengan kebijakan itu. Menurutnya, pemerintah seharusnya memotong subsidi bagi pengguna kendaraan pribadi, bukan taksi. Pasalnya, taksi selalu dibutuhkan orang dan mereka butuh bensin bersubsidi agar bisa melayani dengan baik. Ditambahkan Ali, penghasilan sopir taksi di Teheran juga merosot akhir-akhir ini.

Sementara itu seorang pedagang bernama Abbas Hosseinpour mengatakan, sudah waktunya bagi rakyat Iran mengubah gaya hidup mereka terkait BBM. Menurutnya, banyak pemuda Iran membawa mobil hanya untuk bersenang-senang, berkendara sendiri tanpa membawa penumpang. Dan banyak dari mereka yang tidak mau menggunakan transportasi umum ketika melakukan perjalanan.

Sebagai kompensasi dari naiknya harga BBM dan untuk meredam protes rakyat, pemerintah Iran berencana memberikan 'Bantuan Langsung Tunai' setiap bulan sebesar Rp161 ribu (U$14). Namun yang menjadi masalah, tidak semua warga Iran mau menerimanya.

Dari 77 juta penduduk Iran, 2,5 juta di antaranya menolak menerima BLT. Konsumsi BBM Iran mencapai 70 juta liter setiap harinya dan 10 persen merupakan impor. Hal itu disebabkan oleh kemampuan penyulingan minyak mentah Iran yang terbatas.

Beri Komentar